Mimika, EKOIN.CO – Operasional tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia dihentikan sementara untuk memprioritaskan pencarian terhadap tujuh pekerja yang tertimbun longsor. Keputusan ini diambil menyusul insiden aliran material basah yang terjadi pada 8 September 2025, di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Langkah penutupan ini diungkapkan langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, setelah berkoordinasi dengan manajemen Freeport dan tim di lapangan. “Kita sudah memutuskan untuk menyetop seluruh aktivitas produksi … dan kita fokuskan semuanya … untuk pencarian pekerja yang terjebak,” ujar Bahlil.
Dua dari tujuh pekerja kini telah ditemukan dalam kondisi meninggal, sedangkan lima lainnya masih dalam upaya evakuasi. Tim Under Ground Mining Response (UGMR) gencar bekerja selama lebih dari dua minggu, menghadapi kondisi ekstrem di kedalaman tambang.
Penutupan Operasional dan Dampaknya
Sejak penghentian produksi, pendapatan Freeport—termasuk bagi pemerintah daerah—terancam tergerus karena tidak ada aktivitas tambang. Bahlil menyadari implikasi ini, namun menegaskan bahwa prioritas utama tetap pada keselamatan dan penyelamatan para pekerja yang belum ditemukan.
Manajemen Freeport sendiri telah mengumumkan kondisi force majeure di site Grasberg dan menyatakan kemungkinan penurunan penjualan tembaga dan emas pada kuartal ketiga akibat gangguan produksi.
Upaya Pencarian di Lokasi Longsor
Tim UGMR menghadapi hambatan besar: lokasi kejadian berada di area kedalaman dengan akses sempit dan material basah yang masih bergerak aktif. Untuk itu, tim menggunakan peralatan jarak jauh — seperti loader remote, bor kontrol, dan drone — agar personel dapat bekerja dengan aman.
VP Corporate Communications Freeport, Katri Krisnati, menyebutkan bahwa proses evakuasi terus dilakukan tanpa henti siang dan malam. “Pencarian terhadap lima rekan kerja yang belum ditemukan masih terus berlangsung,” katanya.
Dua jenazah pekerja yang telah dievakuasi diketahui bernama Irawan dan Wigih Hartono, masing-masing berasal dari Cilacap (Jawa Tengah) dan Tulungagung (Jawa Timur). Proses identifikasi masih ditangani oleh tim Inavis Polres Mimika.
Waktu dan Tindak Lanjut Produksi
Menurut pernyataan Reuters, produksi di Grasberg kemungkinan akan dilanjutkan secara bertahap pada paruh pertama 2026, tergantung hasil pencarian dan kesiapan keamanan lokasi, membahas perpanjangan izin tambang hingga setelah 2041 sebagai bagian dari negosiasi terkait keberlanjutan operasi jangka panjang.
Sementara itu, harga tembaga internasional sempat melonjak ke titik tertinggi enam bulan akibat kekhawatiran suplai terganggu akibat penutupan tambang Grasberg.
Upaya komunikasi dengan pihak keluarga korban terus dilakukan, dan Freeport memastikan akan memberikan pendampingan penuh selama proses evakuasi dan identifikasi jenazah.
Insiden ini mengingatkan kembali risiko tinggi dalam aktivitas tambang bawah tanah — terutama terkait pergerakan material basah dan longsoran tak terduga — serta pentingnya kesiapan prosedur darurat di setiap tambang besar.
Para awak yang tertimbun menjadi prioritas utama, dan publik menanti kabar terbaru setiap saat. Semoga kelima pekerja yang belum diketemukan segera ditemukan dengan selamat. *
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2mY