Konawe EKOIN.CO –
Pendidikan menjadi fokus utama di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, setelah SDN 1 Porara Desa Morosi selesai direnovasi dengan anggaran sekitar Rp11 miliar. Bantuan ini berasal dari sumbangan pengusaha asal Tiongkok, Tony Zhou, melalui Yayasan Andrew Zhu & Tony Zhou. Proyek renovasi dimulai November 2022 dan rampung Januari 2024, menghadirkan fasilitas pendidikan yang jauh lebih layak bagi ratusan siswa.
Ikuti berita terkini di WA Channel EKOIN
Infrastruktur pendidikan di Konawe meningkat
Bangunan baru SDN 1 Porara kini memiliki 16 ruang kelas, ditunjang 22 guru, 500 murid aktif, serta 107 siswa baru tahun ajaran 2025. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, sekolah ini kini dikelola secara gratis sehingga semakin membuka akses pendidikan bagi anak-anak di Desa Morosi.
Kepala sekolah Israni mengenang, saat pertama kali bertugas jumlah murid hanya sekitar seratusan dengan tiga ruang belajar seadanya. “Anak-anak belajar dengan duduk melantai,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Bangunan berluas 4.500 meter persegi ini kini berdiri dengan struktur beton bertulang cor di tempat. Konstruksinya dinilai memenuhi standar keselamatan internasional, bahkan mampu menahan intensitas fortifikasi seismik hingga 8 derajat.
Pendidikan jadi prioritas pembangunan Konawe
Fasilitas sekolah meliputi 20 ruang, mulai dari kelas, kantor, toilet, hingga ruang kegiatan. Semua dilengkapi meja, alat peraga, dan peralatan olahraga, dengan kapasitas hingga 600 guru dan siswa.
Kepala Desa Morosi, Budi Santoso, menegaskan semangat Tony Zhou sangat berpengaruh pada masyarakat. “Yang saya tidak pernah lupa, Pak Tony selalu bilang bahwa pendidikan itu sangat penting. Karena melalui pendidikan dapat mengubah nasib masyarakat menjadi lebih baik,” katanya.
Hubungan masyarakat Morosi dengan Tony Zhou telah terjalin lebih dari 10 tahun. Banyak aspirasi warga yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan infrastruktur, termasuk bidang pendidikan.
Selain SDN 1 Porara, kini berdiri pula Politeknik Tridaya Virtu Morosi sebagai akses perguruan tinggi bagi anak-anak lokal. Keberadaan politeknik ini menjadi pelengkap penting dalam menyiapkan generasi emas daerah.
Pertumbuhan industri di Morosi yang kian pesat, menurut Budi Santoso, harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan menjadi pilar utama untuk menghadapi perubahan tersebut.
Kini, wajah Desa Morosi tidak hanya identik dengan kawasan industri, tetapi juga sebagai desa yang menyiapkan masa depan melalui jalur pendidikan. “Sekarang, Morosi bukan hanya dikenal sebagai desa yang tumbuh bersama industri, tetapi juga sebagai desa yang sedang menyiapkan generasi emas melalui jalur pendidikan,” tutur Budi.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v