Jakarta, Ekoin.co – Unjuk rasa ratusan demonstran di depan gerbang Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025), berakhir ricuh. Kericuhan itu terjadi setelah aparat kepolisian membubarkan massa dengan tembakan gas air mata sekitar pukul 15.45 WIB.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Ratusan demonstran sebelumnya berkumpul dengan membawa berbagai atribut dan menyuarakan tuntutan mereka di depan Mako Brimob. Aksi sempat berlangsung dengan orasi, namun memanas ketika massa mulai melakukan pelemparan petasan, batu, hingga botol minuman ke dalam area markas komando.
Menurut informasi di lapangan, personel Brimob Polda Metro Jaya merespons dengan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Tindakan itu membuat peserta aksi berlarian menjauhi gerbang akibat sesak napas dan perih di mata.
Kericuhan juga meluas hingga mengenai barisan aparat TNI yang ikut berjaga di depan Mako Brimob. Sejumlah personel ikut terpapar asap gas air mata sehingga situasi semakin sulit dikendalikan.
Massa lakukan perusakan fasilitas
Selain pelemparan, massa dilaporkan merusak emblem nama Mako Brimob serta logo Polda Metro Jaya yang terpasang di area depan markas. Mereka juga berusaha merobohkan patung kuda yang berada tepat di sisi pintu masuk.
Aksi itu memicu reaksi keras aparat. Usai menembakkan gas air mata, barisan Brimob keluar dan membentuk formasi barikade dengan tameng serta perlengkapan lengkap. Hal tersebut bertujuan mencegah massa kembali mendekat ke gerbang utama.
Kericuhan sempat reda setelah gas air mata ditembakkan, tetapi kelompok demonstran kembali melakukan pelemparan batu serta membunyikan petasan. Bentrokan antara massa dan aparat pun berulang menjelang sore.
Saksi mata menyebutkan, sejak pukul 14.30 WIB, aksi masih terus berlangsung dengan suara ledakan petasan terdengar berulang kali di sekitar Kwitang. Suasana kawasan padat itu menjadi kacau dengan asap, teriakan, dan lalu lintas yang tersendat.
Situasi di lapangan
Awalnya, massa hanya melakukan orasi dengan meneriakkan yel-yel bernada provokatif. Namun, ketidakpuasan mereka membuat situasi beralih ke tindakan anarkis. Lemparan batu, petasan, dan botol minuman terus mengarah ke area dalam Mako Brimob.
Aparat kepolisian berulang kali mengimbau agar demonstran menghentikan tindakan provokatif, tetapi tidak diindahkan. Akhirnya, tindakan pembubaran dengan gas air mata menjadi pilihan untuk mengendalikan keadaan.
Pascainsiden itu, beberapa ruas jalan di sekitar lokasi ditutup sementara. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi kericuhan meluas serta memberi ruang bagi aparat mengamankan situasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai jumlah korban akibat kericuhan. Namun, sejumlah demonstran dilaporkan mengalami sesak napas dan iritasi mata karena paparan gas.