Jakarta EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru Todd McClay di Jakarta, Rabu (7/8). Pertemuan membahas penguatan Kerja Sama Perdagangan Indonesia-Selandia Baru dan berbagai isu strategis perdagangan internasional.
Kedua negara bersepakat mendorong percepatan implementasi Plan of Action Kemitraan Komprehensif Indonesia-Selandia Baru 2025-2029. Langkah ini menjadi pijakan penting untuk memperluas kolaborasi di bidang perdagangan dan investasi secara saling menguntungkan.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya penyelesaian sengketa terkait importasi produk hortikultura, hewan, dan produk hewan. Persoalan ini sedang dibahas di forum World Trade Organization (WTO) untuk mencapai kesepakatan yang dapat memperkuat stabilitas perdagangan.
“Penyelesaian tersebut dapat mendorong kedua negara untuk lebih fokus ke bidang-bidang strategis lain guna memperkuat kerja sama ekonomi. Indonesia juga mengundang Selandia Baru untuk memperluas investasi di sektor pengolahan susu guna meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Airlangga.
Menteri McClay menyambut positif ajakan tersebut. Ia menegaskan bahwa sektor swasta Selandia Baru memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan Indonesia di sektor pangan secara berkelanjutan.
“Selandia Baru mendukung penuh langkah Indonesia untuk proses aksesi ke Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) serta Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP),” kata McClay.
Proses aksesi ini diharapkan mampu memperkuat reformasi ekonomi nasional dan meningkatkan posisi strategis Indonesia di tingkat global. Kedua negara juga melihat peluang besar untuk kerja sama di sektor teknologi, pertanian, dan industri pengolahan.
Percepatan Reformasi dan Deregulasi Bisnis
Selain perdagangan, pertemuan ini membahas reformasi kebijakan dan deregulasi di Indonesia. Pemerintah berkomitmen memberikan kemudahan berusaha, menciptakan kepastian hukum, serta mendorong daya saing industri nasional.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi Pemerintah untuk mempermudah iklim investasi. Dengan kebijakan yang lebih adaptif, investor diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan mereka pada potensi pasar Indonesia.
Airlangga juga menekankan bahwa percepatan reformasi kebijakan merupakan langkah konkret untuk mendorong kemudahan berusaha di seluruh wilayah Indonesia, dari industri besar hingga sektor UMKM.
Menteri McClay menilai kebijakan ini dapat memperluas kerja sama ekonomi bilateral. “Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis dengan potensi pertumbuhan yang sangat besar,” ungkapnya.
Salah satu fokus pembahasan adalah target perdagangan bilateral baru sebesar NZD6 miliar pada 2029. Target ini naik dari target sebelumnya NZD4 miliar yang dicanangkan hingga 2024.
Target Baru Perdagangan Bilateral
Peningkatan target ini dituangkan dalam Plan of Action Kemitraan Komprehensif Indonesia-Selandia Baru 2025-2029. Dokumen tersebut mencakup agenda strategis di sektor perdagangan barang, jasa, investasi, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Kerja sama ini juga diarahkan pada penguatan sektor ketahanan pangan. Selandia Baru, dengan pengalaman dan teknologi pengolahan susu, diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan gizi masyarakat Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, yang hadir dalam pertemuan, menyebut bahwa keberhasilan target baru memerlukan sinergi lintas sektor.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula menambahkan bahwa hubungan kedua negara telah menunjukkan tren positif, sehingga target yang lebih ambisius ini realistis untuk dicapai.
Pertemuan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat kepercayaan politik antara kedua negara. Dengan hubungan diplomatik yang stabil, kerja sama ekonomi diharapkan semakin solid.
Bagi Indonesia, pencapaian target ini berarti peningkatan devisa negara dan peluang ekspor yang lebih besar. Bagi Selandia Baru, pasar Indonesia menawarkan potensi besar untuk produk pertanian dan jasa pendukungnya.
Kerja sama bilateral yang terstruktur diyakini akan menciptakan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak, termasuk dalam menciptakan lapangan kerja baru dan transfer teknologi.
Kedua Menteri sepakat bahwa hubungan yang saling menguntungkan memerlukan dialog berkelanjutan, transparansi kebijakan, dan pemahaman bersama atas tantangan ekonomi global.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara untuk memperluas dan memperdalam kerja sama perdagangan. Implementasi Plan of Action 2025-2029 menjadi landasan strategis untuk mencapai target ambisius.
Pemerintah Indonesia disarankan untuk mempercepat penyelesaian sengketa perdagangan di WTO. Hal ini akan memberikan sinyal positif bagi investor dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Di sisi lain, Selandia Baru dapat memaksimalkan peluang dengan memperluas investasi di sektor-sektor prioritas Indonesia. Sektor pangan, energi terbarukan, dan teknologi hijau menjadi area yang menjanjikan.
Kerja sama di bidang pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga perlu menjadi fokus. Pertukaran keahlian dan pelatihan dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja di kedua negara.
Dengan langkah terukur dan kemitraan yang solid, target perdagangan NZD6 miliar pada 2029 bukan hanya realistis, tetapi juga strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi kedua negara. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v