Jakarta, EKOIN.CO – Indonesia kini berada di persimpangan jalan penting dalam modernisasi pertahanan maritimnya, sebuah langkah yang disebut-sebut tak terhindarkan seiring dinamika kawasan Asia yang semakin ramai dengan kehadiran kapal induk. Wacana untuk mengakuisisi sebuah kapal induk dari Italia mengemuka, sebuah inisiatif yang dipandang sebagai langkah realistis dan strategis demi mewujudkan visi TNI Angkatan Laut menuju kekuatan Blue Water Navy.
Keputusan ini tak lepas dari situasi regional yang sedang bergejolak. Tiongkok telah meluncurkan kapal induk ketiganya, Tipe 003 Fujian, sementara Jepang dan India juga menunjukkan ambisi serupa. Jepang mengubah kapal perusak helikopter menjadi kapal induk untuk menampung jet F-35B, dan India bahkan mengisyaratkan akan membangun kapal induk bertenaga nuklir. Kehadiran para raksasa maritim ini di kawasan membuat Indonesia perlu mengambil langkah proaktif untuk memperkuat postur pertahanannya.
Meskipun memiliki armada angkatan laut yang besar dengan lebih dari 245 kapal, sebagian besar merupakan kapal patroli kecil. Dengan hanya segelintir kapal selam, fregat, dan korvet, armada Indonesia masih membutuhkan lompatan signifikan untuk menegaskan kedaulatan di perairan yang luas. Akuisisi kapal induk dianggap sebagai solusi yang dapat meningkatkan kemampuan Angkatan Laut secara drastis, terutama untuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan mempertahankan klaim di perairan Laut Cina Selatan yang disengketakan.
#### Langkah Strategis Menuju Kekuatan Blue Water Navy
Kementerian Pertahanan Indonesia disebut-sebut tengah bernegosiasi untuk membeli kapal induk ringan milik Angkatan Laut Italia, ITS Giuseppe Garibaldi. Kapal ini, yang dipensiunkan pada Oktober lalu setelah empat dekade bertugas, dipandang sebagai opsi paling masuk akal bagi Indonesia. Berbeda dengan negara-negara seperti India, Tiongkok, atau Jepang yang memiliki kapabilitas untuk membangun kapal induk modern secara mandiri, Indonesia belum memiliki kemampuan tersebut. Oleh karena itu, membeli kapal bekas yang akan direstorasi besar-besaran menjadi jalan pintas yang paling masuk akal.
Rencana akuisisi ini juga merupakan kelanjutan dari kerja sama pertahanan yang sukses antara Indonesia dan Italia. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan telah berhasil mengakuisisi dua kapal perang Italia, yaitu KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi. Kesuksesan transaksi sebelumnya memberikan optimisme bahwa negosiasi untuk ITS Giuseppe Garibaldi juga akan berjalan lancar. Pembelian ini akan menandai babak baru bagi doktrin pertahanan maritim Indonesia, bergerak dari kekuatan “green water” (perairan dangkal) menjadi “blue water” (lautan lepas).
#### Giuseppe Garibaldi, Pilihan Realistis di Tengah Dinamika Kawasan
Meski berukuran relatif kecil, hanya 162 meter, jika dibandingkan dengan kapal induk super bertenaga nuklir kelas Nimitz milik Angkatan Laut AS, Giuseppe Garibaldi tetap dianggap sebagai aset berharga. Kapal ini dilengkapi dengan jalur ski-jump dan dirancang untuk mengoperasikan pesawat dengan kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL). Secara teknis, kapal ini memang diklasifikasikan sebagai kapal penjelajah pengangkut pesawat, bukan kapal induk seutuhnya, tetapi keberadaannya akan menjadi “pembuka jalan” bagi Indonesia untuk belajar mengoperasikan armada penerbangan angkatan laut yang lebih canggih di masa depan.
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia, Laksamana Muhammad Ali, “Kami sedang dalam proses mengakuisisi kapal induk yang pernah ditugaskan oleh Angkatan Laut Italia, yaitu Giuseppe Garibaldi, dalam upaya untuk memperkuat postur pertahanan kami.” Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan rencana akuisisi yang telah menjadi bahan pembicaraan sejak awal tahun.
Keputusan ini juga menunjukkan bagaimana Indonesia, sebagai salah satu negara terbesar di dunia, berupaya memperkuat diri di tengah kompleksitas geopolitik. Meskipun telah ada kerja sama dengan Tiongkok, tumpang tindih klaim di perairan Laut Cina Selatan tetap menjadi pemicu bagi Indonesia untuk memperkuat kehadiran militer. Akuisisi kapal induk ini, sekali lagi, adalah langkah taktis yang dirancang untuk menjaga keseimbangan kekuatan dan memastikan kedaulatan maritim Indonesia tetap terjaga.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
10 Pilihan Judul Alternatif:
- Indonesia Incar Kapal Induk Italia Giuseppe Garibaldi.
- Indonesia Butuh Kapal Induk, Ini Alasannya.
- Langkah Strategis Indonesia Miliki Kapal Induk.
- Mengapa Indonesia Perlu Kapal Induk Sekarang?
- Indonesia Segera Punya Kapal Induk.
- Kapal Induk: Kebutuhan Mendesak Angkatan Laut.
- Mengenal Giuseppe Garibaldi, Calon Kapal Induk Indonesia.
- Kapal Induk Italia Bakal Milik Indonesia.
- Indonesia Menuju Kekuatan Blue Water dengan Kapal Induk.
- Sinyal Indonesia Segera Miliki Kapal Induk.
2 Kalimat Penting Ringkas:
Indonesia tengah berupaya mengakuisisi kapal induk Italia, ITS Giuseppe Garibaldi, sebagai langkah strategis untuk memperkuat postur pertahanan maritimnya di tengah dinamika kawasan Asia. Pembelian kapal induk ini menjadi pilihan paling realistis untuk mewujudkan visi TNI Angkatan Laut menuju kekuatan Blue Water Navy.
6 Tag:
Angkatan Laut Indonesia, Kapal Induk, Giuseppe Garibaldi, Kementerian Pertahanan, Pertahanan Maritim, Blue Water Navy
Meta Title SEO:
Indonesia Beli Kapal Induk Italia, Perkuat Pertahanan
Meta Description SEO:
Simak alasan Indonesia tengah mengincar pembelian kapal induk Giuseppe Garibaldi dari Italia, langkah strategis untuk memperkuat TNI AL dan menjaga kedaulatan maritim.