Jakarta, EKOIN.CO — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kendaraan cerdas, Indonesia mencatatkan langkah penting dalam inovasi berbasis lokal. Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) menyelesaikan tahap akhir tahun pertama proyek riset pengembangan fitur perintah suara berbasis kecerdasan buatan (AI). Proyek ini menjadi bukti bahwa integrasi budaya dan teknologi dapat menciptakan sistem yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan pasar domestik.
Berlokasi di Kampus ITB, Bandung, kerja sama yang dimulai sejak awal 2024 ini berhasil mengumpulkan data suara dari 1.000 penutur asli yang mewakili sepuluh etnis berbeda di Indonesia. Dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua, data yang dihimpun menjadi fondasi penting dalam merancang sistem AI yang mampu memahami berbagai aksen dan dialek lokal secara akurat, responsif, dan natural dalam kendaraan Hyundai.
Dalam keterangan resminya, President Director HMMI, Bong Kyu Lee, menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan kolaborasi tersebut. Ia menilai bahwa proyek ini tidak hanya memperkuat posisi Hyundai di Indonesia, tetapi juga membuktikan potensi besar kolaborasi antara dunia industri dan institusi pendidikan tinggi nasional.
“Pada fase berikutnya, penelitian akan diperluas dengan mengumpulkan lebih banyak sampel suara dari berbagai etnis untuk memastikan sistem perintah suara dapat memahami aksen dan dialek lokal secara optimal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti ITB, Ir. Miranti Indar Mandasari, S.T., M.T., Ph.D., IPM., menyatakan bahwa proyek ini membuka peluang besar untuk pengembangan teknologi AI berbasis bahasa daerah yang belum banyak tergarap secara serius di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa kontribusi akademisi dalam pengembangan AI dapat menciptakan solusi yang tidak hanya canggih, tetapi juga kontekstual dengan masyarakat lokal.
“Data suara multietnis ini tidak hanya bermanfaat bagi Hyundai, tetapi juga dapat menjadi referensi penting untuk pengembangan AI di Indonesia secara keseluruhan,” jelasnya.
Menurut laporan yang dikutip dari rilis resmi HMMI, sejak 2019 Hyundai telah menanamkan investasi sebesar USD 1,55 miliar di Indonesia. Sebagian besar investasi ini digunakan untuk membangun pabrik di kawasan Bekasi dengan kapasitas produksi mencapai 250.000 unit kendaraan per tahun, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Dengan keberhasilan riset tahap awal ini, kerja sama antara ITB dan Hyundai tidak akan berhenti. Tahun kedua proyek direncanakan akan melibatkan lebih banyak wilayah pengambilan data suara, serta pengujian langsung teknologi perintah suara pada kendaraan produksi massal. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model bagi kerja sama serupa antara industri otomotif dan lembaga pendidikan lainnya.
Kolaborasi ini bukan hanya tentang menciptakan fitur teknologi baru, melainkan juga menyangkut penguatan ekosistem inovasi nasional. Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan menjadi katalisator untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan teknologi kendaraan pintar di kawasan Asia Tenggara, dengan menonjolkan keunikan budaya dan keberagaman suara masyarakatnya.