Jakarta, EKOIN.CO – Emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) berencana melakukan aksi korporasi berupa private placement. Langkah ini bertujuan untuk menambah modal sebanyak 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dalam rencana ini, Fortune Street Limited, sebuah perusahaan dari Hong Kong, tercatat sebagai calon pemodal.
Berdasarkan prospektus yang ada, direksi perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1.408.585.144 lembar dengan nilai nominal Rp100 per saham. Jumlah saham tersebut setara dengan 10% dari total saham perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, yaitu 14.085.851.449 lembar saham. Untuk melaksanakan penambahan modal ini, perseroan membutuhkan persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB yang diagendakan pada hari Senin, 15 September 2025.
Dengan asumsi harga pelaksanaan sebesar Rp135 per saham dan kurs dolar AS terhadap rupiah sebesar Rp16.388, BULL menargetkan perolehan dana sekitar Rp190,15 miliar atau sekitar US$11,6 juta.
Seperti yang disampaikan dalam keterangan resmi perseroan pada Senin (11/8/2025), “Dana yang diperoleh dari Penambahan Modal ini akan dipergunakan oleh Perseroan dan/atau Entitas Anak Perseroan untuk pengembangan usaha dalam bentuk pengembangan armada kapal dan/atau peningkatan modal kerja.”
Calon pemodal yang telah teridentifikasi untuk transaksi ini adalah Fortune Street Limited, sebuah perusahaan yang beralamat di RM 2101 Hong Kong Trade Centre, 161-7 Des Voeux Road, Central, Hong Kong.
Dari sisi kinerja, BULL mencatat pendapatan usaha sebesar US69,95 juta pada semester I-2025. Laba bersih perseroan juga menunjukkan angka positif, dengan US8,1 juta di semester I-2025.
Segmen tanker minyak menjadi penyumbang terbesar pada pendapatan perseroan, dengan kontribusi sebesar US67,57 juta pada semester I-2025. Angka ini berkontribusi sekitar 94,89% dan 96,60% dari total pendapatan.
Dalam dokumen rencana transaksi, perseroan juga menyebutkan bahwa volume perdagangan dan pengangkutan minyak mentah global melalui laut telah pulih ke tingkat pra-pandemi pada tahun 2024 hingga semester I-2025. Selain itu, sanksi perdagangan terhadap minyak dari Rusia telah menyebabkan perubahan jalur logistik global, sehingga meningkatkan permintaan kapal tanker dan menjaga tarif sewa kapal tetap tinggi.