Jakarta, Ekoin.co – Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta resmi melakukan perawatan Patung Dirgantara Pancoran yang dimulai sejak 11 Agustus 2025. Proses pemeliharaan ikon ibu kota itu ditargetkan berlangsung selama 60 hari kerja. Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Miftahulloh Tamary, menjelaskan langkah ini dilakukan guna menjaga kelestarian cagar budaya sekaligus ikon warisan bangsa.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
“Untuk perawatan Patung Dirgantara ini memerlukan waktu 60 hari kerja,” kata Miftahulloh dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Ia menuturkan, perawatan patung dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisinya tetap terjaga. Patung yang lebih dikenal sebagai Patung Pancoran ini merupakan salah satu karya seni bersejarah yang harus dirawat dengan cermat.
“Kalau perawatan patung seperti Patung Dirgantara di Pancoran ini dirawat sekali saja dalam setahun, nanti beberapa tahun lagi akan dilakukan perawatan jika kondisinya sudah membutuhkan perawatan atau perbaikan,” ujarnya.
Tahapan Perawatan Patung Dirgantara
Menurut Miftahulloh, proses perawatan meliputi pembersihan bagian dasar atau pedestal patung. Setelah itu, dilanjutkan dengan pelapisan bahan khusus atau coating agar permukaan patung lebih tahan terhadap perubahan cuaca.
Ia menjelaskan bahwa pengerjaan harus dilakukan secara hati-hati karena posisi patung berada di ruang terbuka yang sangat rentan terhadap kerusakan. Faktor cuaca ekstrem, polusi, hingga asap kendaraan bermotor menjadi tantangan utama dalam menjaga keutuhan patung.
“Kerusakan yang terjadi pada patung di area terbuka seperti Patung Pancoran ini umumnya disebabkan oleh cuaca panas dan hujan, debu yang menempel maupun asap buangan dari kendaraan bermotor,” jelasnya.
Pengerjaan perawatan ini melibatkan delapan hingga sepuluh tenaga ahli yang terdiri dari pelaksana teknis, pengawas, serta petugas pengamanan lapangan. Proyek konservasi dilakukan secara terukur agar hasilnya maksimal.
Miftahulloh menambahkan, pengerjaan konservasi ini diperkirakan selesai dalam waktu dua bulan kalender, sesuai target 60 hari kerja yang telah ditetapkan.
Pelestarian Ikon Warisan Bangsa
Patung Dirgantara, yang lebih dikenal dengan sebutan Patung Pancoran, merupakan karya monumental peninggalan sejarah bangsa. Dinas Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam merawat simbol yang memiliki nilai budaya sekaligus menjadi ikon penting kota Jakarta.
“Dinas Kebudayaan senantiasa memperhatikan dan berupaya untuk melestarikan warisan cagar budaya dari para pendahulu kita, salah satunya Patung Dirgantara di Pancoran ini,” pungkas Miftahulloh.
Anggaran untuk pengerjaan perawatan sepenuhnya berasal dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Hal ini sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam memastikan warisan sejarah tetap terjaga.
Perawatan ini juga menjadi langkah nyata pemerintah daerah untuk menjaga identitas kota Jakarta agar tetap memiliki ikon yang terawat baik. Dengan demikian, generasi mendatang dapat tetap menikmati nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Selama proses berlangsung, area sekitar Patung Dirgantara akan diawasi secara ketat oleh petugas. Hal ini dilakukan agar pekerjaan tidak terkendala dan keamanan lingkungan sekitar tetap terjaga.
Patung yang berdiri kokoh di kawasan Pancoran tersebut menjadi salah satu titik ikonik ibu kota yang selalu menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan. Perawatan secara rutin dianggap sebagai langkah tepat untuk memastikan keindahannya tetap terjaga.
BACA JUGA
Jakarta Jobfest 2025 Sediakan 2.000 Lowongan
Selain aspek teknis, kegiatan perawatan ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap para seniman dan tokoh yang berperan dalam pembangunan Patung Dirgantara. Nilai historis dan artistiknya diharapkan tetap lestari.
Dengan perawatan berkala, keberlangsungan patung sebagai simbol semangat dirgantara bangsa Indonesia dapat terus terjaga di tengah perkembangan kota.
Perhatian khusus terhadap Patung Pancoran mencerminkan kepedulian pemerintah terhadap keberadaan karya seni publik yang tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga menyimpan pesan sejarah.
Upaya konservasi ini juga memberi pesan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya di tengah tantangan urbanisasi dan modernisasi.