Luwu timur,EKOIN.CO- Pemanfaatan slag nikel sebagai material pembangunan kini membawa perubahan nyata di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Infrastruktur jalan yang dulunya rusak dan sulit dilalui, kini bertransformasi lebih rapi serta kokoh berkat inovasi penggunaan limbah nikel PT Vale Indonesia.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Kondisi jalan yang dulu rawan debu saat kemarau dan licin ketika hujan, seringkali menyulitkan warga, baik untuk mengangkut hasil kebun maupun aktivitas sehari-hari. Kini, sebagian jalur desa telah dipasang paving block berbahan slag nikel yang lebih kuat dibanding material konvensional.
Kepala Desa Tabarano, Rimal Manuk Allo, menyebut perbaikan infrastruktur ini menjadi jawaban atas kebutuhan dasar warganya. “Warga bilang, jalannya enak sekali setelah dipasang paving dari slag. Kokoh dan rapi,” ujarnya.
Slag nikel untuk jalan desa
Inovasi ini juga diterapkan pada jalur perkebunan nanas, salah satu komoditas unggulan desa. Dulu, jalan menuju kebun hanya berupa tanah merah licin dan membahayakan petani saat musim hujan. Kini, jalur tersebut dilapisi kerikil berbahan slag sehingga lebih aman dan mempermudah distribusi hasil panen.
Slag nikel sendiri merupakan limbah hasil proses peleburan atau smelting. Jumlahnya mencapai jutaan ton per tahun. Tanpa pengelolaan, material ini bisa menumpuk di slag dump dan berpotensi mencemari lingkungan.
PT Vale Indonesia memilih memanfaatkannya kembali menjadi material konstruksi. Selain digunakan di jalan tambang, slag nikel juga diuji pada infrastruktur sipil seperti paving dan batako di desa-desa pemberdayaan.
Head of Mine Operation Sorowako PT Vale Indonesia, Mohamad Iqbal Al Farobi, menjelaskan pihaknya menghasilkan sekitar 4 juta ton slag per tahun. “Slag nikel Vale Indonesia tidak tergolong limbah B3. Karena itu, dapat dimanfaatkan untuk konstruksi jalan hingga produk bangunan,” katanya.
Mutu paving slag nikel teruji
Hasil uji laboratorium menunjukkan paving block dari slag nikel memiliki kuat tekan lebih dari 40 megapascal (Mpa). Angka ini masuk kategori bata beton mutu A sesuai standar SNI 03-0691-1996, sehingga layak digunakan untuk jalan umum maupun infrastruktur desa.
Selain Desa Tabarano, paving block berbahan slag Vale juga telah dipasang di jalur pedestrian Perkantoran Enggano pada project IGP Sorlim sebanyak 500 unit.
Sepanjang tahun 2024, PT Vale mencatat pemanfaatan 377.964 ton slag sebagai material konstruksi dan lapisan jalan tambang. Jika digabung dengan material sirkular lain seperti reject dryer, jumlahnya melampaui 5 juta wet metric tonne (wmt).
Langkah ini bukan hanya mengurangi potensi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar. Infrastruktur desa yang lebih baik mendukung kelancaran transportasi hasil pertanian serta mobilitas warga sehari-hari.
Transformasi Desa Tabarano menjadi contoh nyata bagaimana inovasi pengelolaan limbah dapat mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan infrastruktur yang semakin memadai, masyarakat tidak hanya menikmati akses jalan yang lebih baik, tetapi juga prospek ekonomi yang lebih cerah. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v