Khan Younis EKOIN.CO – Serangan roket kembali mengguncang Jalur Gaza. Kali ini, Brigade Al-Quds, sayap militer dari Jihad Islam Palestina (PIJ), berhasil menghancurkan sebuah pusat komando dan kendali milik militer Israel di kawasan utara Khan Younis. Serangan tersebut terekam dan tersebar luas di media sosial pada Jumat, 11 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut informasi yang disampaikan melalui akun X @warfareanalysis, penyerangan ini dilakukan pada Kamis, 3 Juli lalu. Dalam tayangan video tersebut, para pejuang terlihat mempersiapkan roket jenis 107mm dari balik reruntuhan bangunan sebelum menembakkannya ke arah target.
Roket yang diarahkan dengan perhitungan cermat itu meluncur deras dan tepat menghantam bangunan yang diketahui menjadi pusat komando zionis. Lokasi serangan disebutkan sebelumnya telah dipantau secara saksama oleh para pejuang sebelum peluncuran dilakukan.
Bangunan sasaran tersebut berisi sejumlah tentara Israel dan berlokasi di dalam kompleks rumah di Khan Younis. Serangan itu menyebabkan struktur bangunan luluh lantak tak bersisa setelah dihantam roket.
Setelah tembakan pertama, salah satu pejuang memindahkan posisinya lebih dekat ke target dan kembali meluncurkan roket. Hantaman kedua ini semakin memastikan kehancuran total fasilitas militer tersebut.
Konvoi Militer Israel Juga Jadi Sasaran
Tak hanya pusat komando, konvoi kendaraan militer Israel di kawasan Shujaiya, Gaza Timur, juga menjadi sasaran dalam operasi terpisah. Video serangan ini juga dipublikasikan oleh Brigade Al-Quds dan tersebar di media sosial pada Rabu, 9 Juli.
Dalam operasi ini, para pejuang terlihat memasang ranjau anti-tank di tanah dekat permukiman yang kerap digunakan tentara Israel sebagai tempat berlindung. Ledakan terjadi ketika kendaraan militer melintasi lokasi tersebut.
Brigade Al-Quds mengklaim berhasil menghancurkan dua unit kendaraan tempur milik Israel dengan menggunakan bahan peledak rakitan. Selain itu, satu unit pesawat nirawak milik Israel juga berhasil disita dari wilayah yang sama.
Rekaman visual menunjukkan sejumlah ledakan terjadi di antara rumah-rumah warga yang berdekatan dengan lokasi ranjau. Dampaknya sangat signifikan terhadap kendaraan tempur yang menjadi target serangan.
Klaim tambahan disampaikan oleh Brigade Al-Quds dalam sebuah unggahan di Telegram. Mereka menyebutkan bahwa operasi di berbagai titik di Jalur Gaza utara dan selatan terus berlanjut secara intensif.
Pernyataan Komandan dan Korban dari Pihak Israel
Komandan operasi Shujaiya dari Brigade Al-Quds menyampaikan kepada Aljazirah bahwa dalam operasi terakhir ini, sedikitnya 40 perwira militer Israel telah terbunuh, sementara sejumlah tentara lainnya terluka atau melarikan diri.
Ia juga menuduh militer Israel sengaja menyembunyikan jumlah kerugian yang sesungguhnya dengan memanipulasi data korban, termasuk jumlah korban tewas dan luka-luka yang tidak diungkap ke publik.
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa para pejuang berhasil mengidentifikasi tubuh beberapa perwira Israel yang tewas dalam kondisi hangus terbakar. Menurutnya, kenyataan di lapangan jauh lebih buruk dari yang dilaporkan oleh pihak Israel.
Radio Angkatan Darat Israel sendiri melaporkan bahwa setidaknya 30 tentara dan perwira mereka telah tewas di Jalur Gaza sejak Israel kembali melanjutkan operasi militernya pada 18 Maret 2025 lalu.
Sementara itu, media lokal Israel, Haaretz, mencatat bahwa selama sebulan terakhir, sebanyak 20 tentara Israel telah kehilangan nyawa. Tiga di antaranya gugur dalam pertempuran yang berlangsung di wilayah utara dan selatan Jalur Gaza, termasuk pada Jumat lalu.
Brigade Al-Quds terus menggencarkan serangan mereka, termasuk dengan mempublikasikan sejumlah video dokumentasi yang menunjukkan keberhasilan menghancurkan pos-pos dan kendaraan tempur milik Israel.
Dalam beberapa video lainnya, terekam momen ledakan yang terjadi secara tiba-tiba di tengah konvoi militer, menunjukkan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh ranjau dan senjata rakitan yang digunakan para pejuang.
Kegiatan perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh Brigade Al-Quds ini menunjukkan bahwa intensitas pertempuran di Jalur Gaza masih sangat tinggi. Wilayah Khan Younis dan Shujaiya menjadi pusat eskalasi terbaru dalam konflik yang belum menunjukkan tanda akan mereda.
Peningkatan serangan dari kelompok perlawanan Palestina diyakini sebagai respons terhadap tindakan agresif militer Israel yang terus berlanjut di berbagai wilayah Gaza. Akibatnya, korban jiwa dan kerusakan material terus bertambah dari kedua belah pihak.
Situasi ini memicu kekhawatiran baru dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional. Mereka menyerukan kepada pihak yang bertikai agar segera menghentikan pertempuran dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak.
Operasi militer terbaru ini juga menjadi catatan penting atas ketegangan yang semakin sulit dikendalikan di kawasan Gaza. Ledakan, pemboman, serta serangan udara terus mewarnai kehidupan sehari-hari warga sipil di wilayah konflik tersebut.
dari perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa kekuatan perlawanan Palestina masih mampu memberikan perlawanan signifikan terhadap dominasi militer Israel. Kondisi ini membuat medan pertempuran di Gaza tetap sangat dinamis dan tidak terduga.
Konflik berkepanjangan antara kedua pihak tampaknya belum menuju arah penyelesaian. Upaya damai masih sulit terwujud karena terus terjadinya serangan balasan dari kedua belah pihak yang saling mengklaim kebenaran masing-masing.
Masyarakat internasional diharapkan dapat memainkan peran lebih besar dalam menekan kedua belah pihak agar menghentikan kekerasan. Pendekatan diplomatik dan dialog tetap menjadi jalan paling efektif untuk menyelesaikan krisis yang berkepanjangan ini.
Perlu ada intervensi kemanusiaan lebih lanjut agar dampak dari konflik ini tidak terus menyasar warga sipil yang tak bersalah. Penyediaan bantuan darurat dan evakuasi korban menjadi hal mendesak yang perlu segera dilaksanakan.
Pemerintah-pemerintah di kawasan Timur Tengah juga diharapkan turut aktif mendorong terciptanya kesepakatan damai yang realistis. Hanya dengan kerja sama dan niat baik dari semua pihak, perdamaian dapat terwujud secara berkelanjutan.(*)