Jakarta EKOIN.CO – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya menjaga mutu beras dalam gudang Bulog agar tetap layak konsumsi bagi masyarakat. Penegasan ini disampaikan menyusul temuan beras cadangan beras pemerintah (CBP) yang sudah tidak layak konsumsi di Gudang Bulog Maluku Utara, Senin (29/9/2025). Gabung WA Channel EKOIN di sini.
Arief mengingatkan, penurunan mutu beras merupakan konsekuensi dari proses penyimpanan yang terlalu lama. Ia menyebut sebagian beras di gudang masih berasal dari stok tahun 2024, sehingga wajar kualitasnya menurun jika tidak segera disalurkan.
Menurutnya, Bulog harus lebih cepat mengeluarkan stok beras sesuai dengan pola kebutuhan musiman. Arief menjelaskan, periode Oktober hingga Februari seharusnya menjadi momentum utama pengeluaran beras cadangan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
Mutu Beras dalam Penyimpanan
Arief menyampaikan bahwa penyimpanan panjang berpotensi menurunkan mutu beras, sehingga percepatan distribusi harus menjadi prioritas. “Bapanas selalu mengingatkan agar Bulog mempercepat pengeluaran. Karena nature-nya di bulan Oktober sampai Februari memang barang Bulog itu dikeluarkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bulog baru memulai penyerapan beras pada Maret dan April untuk kembali menyegarkan stok di gudang. Proses ini dilakukan agar cadangan pemerintah tetap terjaga kualitasnya dan siap memenuhi kebutuhan masyarakat saat diperlukan.
Arief menekankan, temuan beras tak layak konsumsi di Maluku Utara menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk bersama-sama mengawasi pengelolaan stok. “Kita semua harus awasi, kita semua harus bantu bagaimana supaya pengeluaran Bulog itu juga bisa sebaik yang kita rencanakan,” katanya.
Target Distribusi Beras Nasional
Dalam pernyataannya, Arief mengungkapkan target distribusi beras Bulog pada 2025 mencapai 1,5 juta ton. Hingga kini, masih terdapat sekitar 1 juta ton yang harus segera disalurkan sesuai jadwal yang ditetapkan sejak awal tahun.
Ia memastikan bahwa meski ada stok beras yang mengalami penurunan mutu, hasil akhir yang diterima masyarakat tetap harus dalam kondisi baik. “Walaupun di gudang satu, dua ada yang memang harus direproses atau dilakukan quality control, tapi sampai dengan ke konsumen harus kondisi baik,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen Bapanas untuk menjaga kualitas pangan pokok masyarakat, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Bulog dan pihak terkait lainnya.
Upaya ini juga diharapkan mampu mencegah kasus serupa terulang di masa depan, serta memastikan cadangan beras pemerintah berfungsi maksimal dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Arief menutup pernyataannya dengan ajakan agar semua pihak mendukung percepatan distribusi beras Bulog. Menurutnya, sinergi akan menentukan keberhasilan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dengan langkah terarah, Bapanas optimistis masalah mutu beras dapat ditekan, dan pasokan tetap stabil sepanjang tahun. Fokus utamanya adalah menjamin masyarakat mendapatkan beras berkualitas sesuai standar kesehatan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v