Bangli,— EKOIN.CO – Sebuah arena sabung ayam yang berlokasi di Banjar Tabu, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, digerebek aparat Kepolisian Resor Bangli pada Sabtu sore, 14 Juni 2025. Operasi mendadak tersebut membongkar aktivitas perjudian sabung ayam yang diduga sudah berlangsung cukup lama secara sembunyi-sembunyi di tengah area perkebunan warga.
Kapolsek Kintamani, Kompol I Dewa Made Darsana, mengungkapkan bahwa penggerebekan dilakukan berdasarkan laporan masyarakat yang resah terhadap kegiatan ilegal tersebut. Aparat berhasil menyita sejumlah barang bukti, termasuk ayam aduan, uang taruhan, dan perlengkapan sabung.
“Kami menerima informasi dari warga, lalu langsung melakukan penggerebekan. Saat petugas datang, banyak pelaku berlarian ke arah hutan dan tebing,” ujar Kompol Darsana dalam keterangannya, Minggu (15/6/2025).
Penggerebekan berlangsung cepat. Polisi yang tiba dengan tiga kendaraan taktis langsung mengepung area yang sudah dipenuhi ratusan orang. Mereka mendapati arena sudah dipersiapkan lengkap dengan pagar bambu dan tribun sederhana dari kayu.
Meski beberapa pelaku berhasil melarikan diri, polisi mengamankan belasan orang yang berada di lokasi, termasuk panitia sabung ayam, petaruh, dan penonton. Selain itu, sebanyak 12 ekor ayam aduan dan uang tunai sekitar Rp9 juta turut disita sebagai barang bukti.
Lokasi sabung ayam ini berada di area tersembunyi, sekitar 500 meter dari jalan utama, dan dikelilingi perkebunan kopi serta jurang di sekitarnya. Diduga, pemilihan lokasi ini untuk menghindari deteksi dari aparat.
Aparat kesulitan mengejar seluruh pelaku karena medan terjal dan licin akibat hujan. Namun polisi sudah mengantongi beberapa identitas pelaku yang kabur berdasarkan dokumen dan kendaraan yang ditinggalkan di lokasi.
“Kami masih terus kembangkan kasus ini. Beberapa nama sudah dikantongi dan akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan,” tambah Kompol Darsana.
Selain itu, satu unit sepeda motor yang tertinggal di area kejadian juga diamankan dan akan digunakan sebagai petunjuk dalam penyelidikan lanjutan. Polisi juga menelusuri akun media sosial yang diduga digunakan untuk menyebarkan informasi acara sabung ayam tersebut.
Berdasarkan keterangan salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, sabung ayam di lokasi itu sudah berlangsung sejak lama, namun berpindah-pindah lokasi untuk menghindari aparat.
“Biasanya hari Sabtu atau Minggu. Mereka cepat sekali bongkar pasang arena,” ujarnya.
Warga lainnya mengaku resah karena acara sabung ayam tersebut mengundang kerumunan dan sering diikuti oleh pendatang dari luar desa. Keberadaan perjudian ini dinilai mengganggu ketenangan lingkungan.
Pihak desa membenarkan adanya kegiatan sabung ayam secara sembunyi-sembunyi dan telah beberapa kali mengingatkan warga untuk tidak terlibat. Kepala Desa Songan, I Wayan Sudarma, menyatakan pihaknya mendukung penuh langkah kepolisian.
“Kami sudah sering imbau warga untuk tidak melakukan sabung ayam. Ini kegiatan ilegal dan bisa merusak citra desa,” ucapnya.
Arena yang digunakan telah dibongkar oleh polisi. Bambu dan kayu yang menjadi bagian dari tribun penonton dimusnahkan di lokasi. Aparat juga menempelkan garis polisi di sekitar area bekas arena.
Kepolisian mengimbau masyarakat agar tidak terlibat dalam bentuk perjudian apa pun, termasuk sabung ayam, karena selain melanggar hukum, kegiatan tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik sosial.
“Kami tegaskan akan terus melakukan patroli dan menindak tegas jika ditemukan lagi aktivitas serupa,” kata Kompol Darsana.
Beberapa pelaku yang diamankan kini sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polres Bangli. Polisi akan menentukan status hukum mereka setelah proses penyidikan selesai.
Kasatreskrim Polres Bangli, AKP I Gusti Ngurah Agung, menyatakan bahwa para pelaku bisa dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
“Tidak ada toleransi untuk perjudian. Ini perintah langsung dari pimpinan. Kami tidak main-main,” tegas AKP Agung.
Operasi serupa juga dilakukan di sejumlah kecamatan lain di Bangli dalam upaya menekan angka perjudian tradisional yang kerap sulit diberantas karena dilakukan secara tertutup dan berpindah-pindah.
Pihak kepolisian juga menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk melakukan sosialisasi hukum agar masyarakat tidak mendukung atau menyewakan lahan mereka untuk kegiatan ilegal seperti sabung ayam.
Salah satu tokoh adat di Desa Songan, Jro Mangku Pasek, mengimbau masyarakat agar tidak tergiur keuntungan sesaat dari aktivitas perjudian. “Kalau sudah masuk ke perjudian, nanti banyak masalah sosial yang timbul,” ucapnya.
Sejumlah warga juga meminta aparat memperketat pengawasan di daerah perbukitan dan area perkebunan yang rawan dijadikan tempat berkumpul secara ilegal.
Kepolisian menyatakan bahwa informasi masyarakat sangat membantu dalam memberantas kegiatan sabung ayam dan mengapresiasi keberanian warga yang melapor.
Kegiatan sabung ayam tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga sering dikaitkan dengan praktik pemerasan, pencurian, dan tindakan kekerasan antarpeserta. Hal ini menjadi perhatian khusus dari pihak berwajib.
Pemerintah daerah juga menyampaikan bahwa akan memperketat regulasi terhadap kegiatan masyarakat di area terpencil agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.
Insiden penggerebekan ini menjadi peringatan keras bagi kelompok-kelompok yang mencoba menghidupkan kembali praktik sabung ayam di Bali, terutama di kawasan yang masih kental dengan budaya adat.
Pemerintah desa didorong untuk memperkuat pengawasan dengan melibatkan pecalang dalam patroli rutin guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
Kegiatan sabung ayam sering kali mengundang kerumunan besar dan berpotensi menyebarkan penyakit hewan, termasuk flu burung. Oleh karena itu, pengawasan kesehatan hewan juga diperlukan.
Lembaga swadaya masyarakat dan komunitas peduli hewan mengkritik praktik sabung ayam sebagai bentuk eksploitasi hewan dan menuntut agar aktivitas ini dihentikan secara permanen.
Dengan adanya penggerebekan ini, diharapkan masyarakat lebih sadar hukum dan tidak lagi menjadikan sabung ayam sebagai hiburan atau sumber penghasilan alternatif.
**
Penting bagi masyarakat dan aparat untuk saling bekerja sama dalam menjaga ketertiban lingkungan dan menghindari aktivitas yang merusak nilai-nilai sosial dan hukum. Kegiatan sabung ayam hanya menguntungkan segelintir pihak namun merugikan komunitas secara luas.
Pihak berwenang perlu melanjutkan langkah represif dan preventif, termasuk peningkatan edukasi hukum di desa-desa yang rentan terhadap kegiatan perjudian. Penyuluhan dari tokoh adat dan agama juga sangat dibutuhkan.
Kepolisian harus meningkatkan kemampuan deteksi dini terhadap aktivitas ilegal di wilayah-wilayah sulit dijangkau. Dukungan teknologi dan jaringan informasi warga sangat penting untuk mencegah kejahatan sebelum terjadi.
Masyarakat diharapkan tidak lagi menormalisasi kegiatan sabung ayam sebagai tradisi atau budaya lokal. Semua pihak harus memegang teguh aturan hukum nasional demi menjaga ketertiban umum.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa ketegasan hukum dan kesadaran masyarakat adalah dua pilar penting untuk mewujudkan lingkungan yang aman, sehat, dan bermartabat.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
