Bandung EKOIN.CO – Pameran Arction: Arctreon in Action yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Elektroteknik Institut Teknologi Bandung (HME ITB) menghadirkan 13 produk inovasi berbasis elektroteknik. Acara berlangsung di Aula Timur ITB Kampus Ganesha, Sabtu (16/8/2025), dengan dihadiri hampir 600 orang. Pameran ini merupakan bagian dari kegiatan orientasi angkatan Masa Bina Cinta, yang diikuti mahasiswa S1 Teknik Elektro, Teknik Biomedis, dan Teknik Tenaga Listrik.
Ketua pelaksana, Vanadia Valianti dari Teknik Elektro 2024, menyebut acara ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa maupun pengunjung. Ia mengatakan bahwa tujuan utama pameran adalah memperkenalkan elektroteknik sebagai bidang yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. “Kami ingin membuat masyarakat, khususnya generasi muda, semakin melek dengan elektroteknik dan melihat bagaimana bidang ini bisa memberikan solusi nyata untuk permasalahan sehari-hari,” ungkap Vanadia.
Baca juga : Saling Senggol ITB Jadi Pembuka Pasar Seni 2025
Salah satu inovasi yang paling menarik perhatian datang dari Kelompok 6 dengan Sistem Lampu L dan Kelompok 12 dengan Adaptive Traffic Light. Kedua tim menampilkan sistem lampu lalu lintas berbasis sensor kendaraan yang mampu menyesuaikan durasi lampu hijau dan merah secara real-time. Teknologi ini dirancang untuk mengurangi kemacetan di persimpangan padat kendaraan.
Selain solusi transportasi, pengunjung juga berkesempatan melihat berbagai karya lain, mulai dari sistem pencegahan pencurian motor (AnCur), radar deteksi objek berbasis Arduino, hingga rumah pintar berbasis IoT. Semua karya tersebut menunjukkan bagaimana elektroteknik dapat menjawab persoalan mulai dari keamanan, kenyamanan, hingga efisiensi energi.
Antusiasme pengunjung terlihat tinggi, terutama pada stan sistem keamanan kendaraan. Banyak peserta mencoba langsung demonstrasi perangkat yang mampu mencegah pencurian motor melalui sistem sensor gerak.

Inovasi Berbasis Elektroteknik untuk Kehidupan Sehari-hari
Kreativitas mahasiswa ITB dalam pameran Arction: Arctreon in Action memberikan gambaran bagaimana riset dan teknologi bisa langsung diterapkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Radar deteksi berbasis Arduino, misalnya, dipresentasikan sebagai solusi yang bisa digunakan untuk sistem pemantauan lingkungan maupun keselamatan transportasi.
Teknologi rumah pintar berbasis IoT juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan konsep integrasi perangkat rumah tangga, mahasiswa menunjukkan bagaimana sistem ini dapat mempermudah aktivitas harian, menghemat energi, serta meningkatkan keamanan penghuni rumah.
Menurut Vanadia, sesi interaktif berupa pre-test dan post-test yang disiapkan panitia menjadi elemen penting dalam acara. Hal ini bertujuan mengukur pemahaman masyarakat mengenai elektroteknik sebelum dan sesudah pameran. Dengan demikian, pengunjung dapat langsung merasakan peningkatan wawasan mereka.
Dari pantauan panitia, banyak pengunjung yang mengaku lebih memahami manfaat teknologi elektroteknik setelah mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa bahkan menyampaikan keinginan untuk mendukung kolaborasi penelitian lebih lanjut di bidang serupa.
Kegiatan ini juga memperlihatkan bahwa dunia akademik bisa menjadi wadah penghubung antara inovasi mahasiswa dan kebutuhan masyarakat luas. Setiap karya yang dipamerkan memiliki relevansi langsung dengan isu-isu sosial di radius 25 kilometer dari Kampus Ganesha.
Harapan Kolaborasi dan Dampak ke Depan
Melalui kegiatan ini, HME ITB berharap masyarakat semakin sadar bahwa teknologi elektroteknik memiliki kontribusi besar dalam menjawab persoalan kota, mulai dari lalu lintas, keamanan, hingga kebutuhan rumah tangga. Inovasi mahasiswa diharapkan tidak berhenti di pameran, tetapi bisa dikembangkan lebih lanjut melalui kerja sama dengan industri maupun pemerintah.
Vanadia menegaskan bahwa keterlibatan generasi muda dalam pengembangan teknologi harus terus diperluas. Menurutnya, mahasiswa perlu menjembatani ide kreatif dengan kebutuhan nyata agar setiap inovasi bisa memberi dampak signifikan.
Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antarmahasiswa lintas angkatan. Para peserta tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga saling bertukar ide dan pengalaman. Dengan demikian, atmosfer kolaborasi yang terbangun akan memperkuat posisi ITB sebagai pusat inovasi di bidang teknologi.
Pengunjung yang hadir, baik mahasiswa maupun masyarakat umum, terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka tidak hanya menyimak penjelasan, tetapi juga aktif memberikan masukan kepada para inovator muda.
Sejumlah dosen pembimbing turut hadir dan memberikan apresiasi atas keseriusan mahasiswa dalam menggarap karya. Mereka menekankan pentingnya keberlanjutan riset agar tidak hanya berhenti pada demonstrasi, melainkan bisa berkembang menjadi produk yang benar-benar digunakan masyarakat.
Melihat antusiasme yang muncul, HME ITB berencana menjadikan pameran ini sebagai agenda rutin tahunan. Dengan begitu, generasi mahasiswa berikutnya dapat melanjutkan semangat inovasi dan memperluas dampaknya.
Kesuksesan acara Arction: Arctreon in Action juga menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menghadirkan ide-ide kreatif yang menjawab tantangan kehidupan perkotaan. Hal ini sejalan dengan misi ITB untuk mencetak lulusan yang siap berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya kerja sama antara mahasiswa, akademisi, dan industri dalam mengembangkan teknologi yang lebih aplikatif. Dengan demikian, inovasi tidak hanya sebatas konsep, melainkan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sebagai penutup, Vanadia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara, termasuk dosen, alumni, serta rekan-rekan mahasiswa. Ia menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam mengembangkan solusi berbasis elektroteknik.
Pada akhirnya, pameran ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa ITB untuk menunjukkan kontribusi nyata mereka. Semangat yang diusung Arction diharapkan terus berlanjut, membuka peluang lebih besar bagi dunia akademik untuk bersinergi dengan masyarakat.
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa elektroteknik dapat menjadi jembatan penting dalam menghadirkan solusi nyata bagi kehidupan sehari-hari. Pameran Arction bukan hanya sekadar ajang kreativitas, melainkan juga sarana pembelajaran bersama.
Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap acara, mahasiswa ITB telah berhasil menciptakan wadah komunikasi yang efektif. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran publik mengenai potensi besar teknologi elektroteknik.
Pameran ini juga menjadi bukti bahwa inovasi tidak harus selalu muncul dari laboratorium besar, tetapi bisa lahir dari ide-ide mahasiswa yang berpikir kreatif. Ke depan, peluang pengembangan teknologi berbasis elektroteknik diprediksi semakin terbuka luas.
Melalui keberhasilan Arction: Arctreon in Action, HME ITB berhasil menghadirkan contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan dalam menyelesaikan tantangan sosial. Dampak positif yang dihasilkan menjadi pondasi kuat untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
Dengan demikian, Arction 2025 layak disebut sebagai salah satu momen penting dalam perjalanan inovasi mahasiswa ITB. Acara ini tidak hanya menginspirasi generasi muda, tetapi juga membangun optimisme baru terhadap masa depan teknologi di Indonesia.( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v