KEMENKO PMK, EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan artifisial (AI) dalam mendukung kinerja birokrasi.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Inovasi Birokrasi Berbasis Kecerdasan Artifisial: Pembelajaran Interaktif Bersama Perusahaan Pengembang Teknologi Nasional di Ruang Heritage Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Jumat (10/10/2025).
“Pekerjaan makin lama makin banyak, volumenya makin besar, dan kualitas yang dituntut juga semakin tinggi. Tapi Tuhan memberikan waktu yang sama kepada kita, 24 jam sehari. Tidak ada yang mendapat privilese waktu lebih. Maka yang membedakan satu orang dengan yang lain adalah cara bekerja, bukan kerja keras,” ujarnya.
Pratikno menegaskan bahwa di Kemenko PMK, _work-life balance_ merupakan nilai utama. Karena itu, ASN dituntut untuk bekerja lebih cerdas, bukan sekadar bekerja lebih lama. Ia menilai pemanfaatan teknologi menjadi hal yang tidak terhindarkan untuk mendukung keseimbangan dan efektivitas kerja.
“Penggunaan teknologi itu sesuatu yang tidak terhindarkan. Saya mengilustrasikan teknologi seperti pisau. Kalau digunakan dengan baik, manfaatnya luar biasa. Tapi kalau tidak hati-hati, bisa membahayakan kita sendiri. Karena itu, gunakan teknologi secara bijak dan cerdas,” pesannya.
Menko PMK menambahkan, kecerdasan artifisial perlu dimanfaatkan secara tepat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kerja. Ia menilai, manusia yang tidak memanfaatkan AI akan sulit mengimbangi mereka yang sudah menggunakannya.
Oleh karena itu, Pratikno mendorong para ASN muda yang disebut _”Champion”_ untuk menjadi motor perubahan dan pemimpin transformasi digital di lingkungan Kemenko PMK. Menurutnya, generasi muda merupakan kelompok yang memahami dunia digital secara alami dan memiliki peran penting dalam mengubah budaya kerja birokrasi. Ia juga meminta para ASN muda untuk mengajak para pimpinan beradaptasi dan belajar memanfaatkan teknologi secara efektif.
“Adik-adik, _you are the Champion_. Anda adalah _digital native_, pemimpin untuk transformasi. Saya terbuka memfasilitasi anda semua. Anda yang memimpin perubahan itu,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa transformasi digital bukan hanya soal penggunaan teknologi, tetapi juga perubahan pola pikir dan budaya kerja.
“Kita masih _digital as a knowledge_, belum _as a culture_. Karena itu, yang harus moving bukan hanya kelasnya, tapi juga cara berpikir dan cara bekerjanya,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kemenko PMK membangun birokrasi yang adaptif, efisien, dan berorientasi hasil melalui pemanfaatan kecerdasan artifisial dalam pekerjaan birokrasi. Kegiatan diikuti oleh para ASN muda dari Sekretariat dan seluruh kedeputian di lingkungan Kemenko PMK, dengan metode moving class. Program ini menggandeng tujuh perusahaan teknologi nasional dan internasional, yakni Microsoft, IBM, GOTO, Zoom, BytePlus, Salesforce, dan Bahasakita.
Menutup arahannya, Menko PMK menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital harus berpihak, yaitu dimanfaatkan untuk kemanusiaan dan keberpihakan kepada kelompok yang tertinggal.
“Gunakan teknologi untuk _closing the gap_, membantu mereka yang tertinggal, mempercepat Indonesia Emas, mendukung pembelajaran anak-anak, serta memberdayakan kelompok disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Teknologi harus digunakan secara berpihak untuk kemajuan Indonesia,” pungkasnya.
*****
Biro Komunikasi dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
roinfohumas@kemenkopmk.go.id
www.kemenkopmk.go.id
X: @kemenkopmk
IG : kemenko_pmk
Fb: kemenkopmkri