Klaten, EKOIN.CO – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Berbagi Desa Ponggok memperkuat komitmen tanggung jawab sosialnya dengan menghadirkan program yang menyinergikan pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Melalui inisiatif ini, perseroan mendukung pembangunan infrastruktur berbasis potensi lokal di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi warga setempat.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang. Ia menyatakan bahwa BNI ingin hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui dukungan nyata yang berdampak jangka panjang, baik dari sisi lingkungan maupun perekonomian warga. Desa Ponggok dipilih karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat pariwisata sekaligus ekonomi berbasis sumber daya air, jelas Okki dalam keterangan tertulis.
Baca juga : Ribuan Pelari Meriahkan Wondr ITB Ultra Marathon 2025
Program BNI Berbagi Desa Ponggok dilaksanakan secara kolaboratif bersama masyarakat, pemerintah daerah, serta mitra strategis, termasuk BUMDes Tirta Mandiri. Melalui kerja sama tersebut, BNI mendukung tiga pengembangan utama yang diharapkan dapat mengubah wajah desa. Dukungan ini mencakup pembangunan fasilitas serba guna Ponggok Paradiso, pembangunan pondok wisata, serta pengembangan unit usaha pengolahan air minum lokal.
Ponggok Paradiso yang dilengkapi kolam renang dan balai pertemuan diharapkan menjadi daya tarik tambahan bagi desa, melengkapi keberadaan ikon wisata populer Umbul Ponggok. Dengan adanya fasilitas ini, desa memiliki peluang lebih besar untuk menjangkau segmen wisatawan yang lebih luas, mulai dari keluarga hingga perusahaan, yang akan meningkatkan kunjungan. Fasilitas tersebut akan memperkaya pilihan kegiatan yang tersedia bagi para pengunjung yang datang ke desa tersebut.
Sementara itu, pembangunan pondok wisata disiapkan sebagai akomodasi dan ruang rapat. Langkah ini bertujuan agar Desa Ponggok dapat berkembang dari destinasi singkat menjadi tujuan menginap yang menarik. Dengan adanya fasilitas menginap, diperkirakan akan meningkatkan lama tinggal wisatawan di desa. Peningkatan durasi tinggal ini pada akhirnya akan memperbesar belanja mereka di wilayah desa, sehingga menggerakkan roda perekonomian lokal.
Di sisi lain, unit pengolahan air minum lokal memanfaatkan potensi mata air Ponggok sebagai produk komersial berkelanjutan. Usaha ini tidak hanya menciptakan sumber pendapatan baru bagi BUMDes Tirta Mandiri. Namun, yang lebih penting, usaha ini juga membuka lapangan kerja yang dampaknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat setempat, memberikan peluang kerja bagi warga.
BNI memastikan bahwa pelaksanaan program TJSL selalu melibatkan warga dalam pengelolaan unit usaha dan fasilitas. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa memiliki sekaligus tanggung jawab bersama di kalangan masyarakat. Seluruh dukungan diarahkan agar potensi alam Ponggok tetap dikelola secara bijak. Dengan demikian, nilai ekonomi yang dihasilkan tidak akan mengorbankan kelestarian lingkungan yang telah ada.
“BNI percaya pemberdayaan ekonomi lokal adalah kunci untuk menciptakan kemandirian masyarakat,” ujar Okki. Lebih lanjut, ia menyampaikan melalui kolaborasi ini, pihaknya ingin mendorong Desa Ponggok menjadi contoh sukses bagaimana potensi alam bisa diolah menjadi sumber ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, Okki menutup keterangannya.
Mengembangkan Potensi Lokal untuk Kemandirian
Dengan berbagai inisiatif tersebut, BNI menunjukkan komitmennya tidak hanya pada pengembangan bisnis inti perseroan. Akan tetapi, mereka juga fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Kehadiran program BNI Berbagi Desa Ponggok di Klaten diharapkan mampu menjadi model sinergi yang harmonis. Sinergi ini mencakup penggabungan potensi alam, pariwisata, dan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan warga. Program ini memberikan contoh nyata bagaimana perusahaan besar dapat berkontribusi positif bagi komunitas di sekitarnya.
Okki Rushartomo, selaku Corporate Secretary BNI, menegaskan kembali pentingnya inisiatif ini. Menurutnya, inisiatif ini merupakan perwujudan tanggung jawab perusahaan untuk memberikan kontribusi nyata yang berkelanjutan. Ia berharap dukungan ini dapat menginspirasi pihak lain untuk turut serta dalam program serupa. Kolaborasi antara BNI, pemerintah daerah, dan BUMDes Tirta Mandiri menunjukkan kekuatan kemitraan dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi implementasi program TJSL di lokasi lain yang memiliki potensi serupa.
Fokus pada Dampak Jangka Panjang dan Lingkungan
Fasilitas Ponggok Paradiso yang dibangun tidak hanya menjadi sarana rekreasi. Selain itu, fasilitas ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai acara. Ini akan menambah sumber pemasukan bagi BUMDes dan menciptakan ekosistem bisnis baru di desa. Peningkatan fasilitas di desa ini juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam memajukan pariwisata di Klaten.
Okki juga menyoroti aspek kelestarian lingkungan dalam program ini. Pemanfaatan mata air untuk unit pengolahan air minum dilakukan dengan prinsip keberlanjutan. Hal ini menjamin bahwa potensi sumber daya alam air di Ponggok akan tetap terjaga untuk generasi mendatang. BNI berupaya memastikan bahwa setiap kegiatan ekonomi yang dikembangkan tidak merusak ekosistem alam yang menjadi aset utama desa. Program ini merupakan investasi jangka panjang untuk lingkungan dan kesejahteraan warga.
Pendekatan model piramida terbalik ini menekankan informasi paling penting di awal, yaitu sinergi program TJSL BNI di Desa Ponggok yang menggabungkan lingkungan dan ekonomi. Kemudian, berita merinci dukungan spesifik BNI, seperti Ponggok Paradiso, pondok wisata, dan unit pengolahan air minum, serta kutipan dari Okki Rushartomo. Terakhir, dibahas dampak jangka panjang dan fokus pada keberlanjutan.
Untuk memastikan keberlanjutan program BNI Berbagi Desa Ponggok, masyarakat dan BUMDes Tirta Mandiri perlu terus meningkatkan kapasitas pengelolaan. Pelatihan rutin dalam bidang manajemen pariwisata, keuangan, dan pemasaran digital akan sangat membantu. Selain itu, diversifikasi produk wisata dan unit usaha perlu dipertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan. Pemerintah daerah diharapkan memberikan pendampingan reguler dan fasilitasi akses ke pasar yang lebih luas. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan promosi yang efektif, potensi Desa Ponggok dapat dikenal secara nasional bahkan internasional. Kerjasama yang erat antar semua pihak menjadi kunci utama untuk kesuksesan jangka panjang.
Program TJSL BNI di Desa Ponggok, Klaten, merupakan model pemberdayaan masyarakat yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan fokus pada pengembangan infrastruktur wisata dan unit usaha berbasis potensi air, program ini berhasil menyinergikan peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Kehadiran fasilitas seperti Ponggok Paradiso dan pondok wisata memperkuat daya tarik desa sebagai destinasi wisata yang lengkap. Dukungan BNI terhadap unit pengolahan air minum juga membuka peluang kerja baru dan menciptakan sumber pendapatan yang stabil bagi BUMDes. Kolaborasi antara BNI, BUMDes, dan masyarakat menjadi contoh ideal bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan dapat menciptakan kemandirian lokal. Program ini membuktikan bahwa potensi alam dapat menjadi fondasi bagi ekonomi kerakyatan yang maju dan lestari.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v