Jakarta, EKOIN.COM – Mantan politisi sekaligus publik figur, Angelina Sondakh, turut hadir dalam pemutaran perdana film layar lebar Jembatan Sirotol Mustaqim. Usai menyaksikan film yang mengangkat tema horor religi dengan kritik sosial terhadap korupsi tersebut, Angelina memberikan tanggapan yang cukup mendalam.
Menurutnya, film besutan sutradara Bounty Umbara dan diproduseri Dheeraj Kalwani ini berhasil menghadirkan pesan moral yang kuat untuk masyarakat. “Saya rasa perlu sekali kalau film ini dijadikan media untuk mengingatkan masyarakat. Banyak sekali plot dan adegan yang mencerminkan apa yang sedang terjadi di negeri kita. Pesannya sangat berhasil dan patut ditonton, terutama generasi muda,” ungkap Angelina.
Angelina menilai bahwa film ini menyoroti praktik korupsi yang kerap terjadi di kalangan eksekutif. Ia menyebutkan, kisah yang ditampilkan—di mana ada pelaku korupsi yang justru lolos dari jeratan hukum—sangat relevan dengan realitas hukum dan politik di Indonesia. “Dalam film ini digambarkan ada pelaku korupsi yang menjadi mastermind, tetapi akhirnya bebas dari hukuman. Itu kan kontradiktif, tapi juga realistis. Banyak kasus serupa yang kita lihat di kehidupan nyata,” ujarnya.
Meski pernah tersandung kasus korupsi, Angelina menekankan bahwa pesannya dalam film ini tidak ditujukan hanya untuk mereka yang sudah divonis, melainkan juga sebagai peringatan bagi siapa pun agar tidak tergelincir. “Kalau bicara koruptor, biasanya ditujukan pada yang sudah divonis. Tapi sebenarnya target pesan film ini lebih luas—untuk siapa saja yang mungkin belum dihukum, tapi terlibat praktik yang mengarah pada korupsi. Ini peringatan moral bagi semua,” tambahnya.
Angelina berharap Jembatan Sirotol Mustaqim mampu mengubah cara pandang masyarakat terhadap praktik korupsi yang selama ini kerap dianggap hal biasa. “Korupsi bukan hanya merugikan negara, tapi juga merusak moral bangsa hingga ke akar rumput. Film ini bisa membuka mata kita semua bahwa konsekuensi dari korupsi tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” pungkasnya.