Surabaya EKOIN.CO – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan tinta emas di kancah olahraga nasional. Kali ini, prestasi membanggakan datang dari cabang olahraga catur melalui mahasiswi berbakatnya, Salwa Nadia Maharani Catur ITS. Ia sukses mengantongi lima medali sekaligus dalam gelaran Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIX 2025. Ajang bergengsi tersebut telah rampung pada Sabtu, 27 September lalu, bertempat di Universitas PGRI Semarang.
Keberhasilan luar biasa yang dicetak Salwa Nadia Maharani Catur ITS meliputi satu medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu. Gadis yang tercatat sebagai mahasiswi Departemen Teknik Informatika ITS ini memenangkan medali pada kategori beregu putri dan beregu mix. Tentu saja raihan ini menempatkannya sebagai salah satu atlet muda yang patut diperhitungkan.
Secara rinci, raihan medali tersebut meliputi medali emas pada kategori catur standar beregu putri. Kemudian, ia juga membawa pulang medali perak kategori catur cepat beregu putri. Tak hanya itu, Salwa juga meraih medali perunggu di kategori catur kilat beregu putri.
Lantas, pada kategori beregu mix, Salwa menyumbangkan medali perak untuk catur cepat beregu dan medali perunggu untuk kategori catur kilat beregu mix. Perolehan medali yang banyak ini mengindikasikan dominasi dan konsistensi Salwa dalam berbagai format pertandingan catur.

Perjalanan Karier dan Konsistensi Salwa Nadia Maharani
Prestasi gemilang yang dicapai Salwa Nadia Maharani Catur ITS sekarang ini tidak datang secara instan. Rupanya, ketertarikan Salwa terhadap permainan bidak hitam putih ini sudah tumbuh sejak ia masih belia, tepatnya pada usia 5 tahun. Pengalaman ini menunjukkan bahwa bakatnya sudah terasah sejak dini.
Oleh sebab itu, tak heran jika mahasiswi angkatan 2024 ini sudah mencicipi manisnya kemenangan pertamanya di usia yang sangat muda. Salwa mengenang bahwa ia berhasil menjadi juara dalam sebuah kejuaraan catur ketika ia baru berusia 6 tahun. Ia berkata, “Kali pertama saya menjadi juara 3 pada kategori Junpi-G di ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jawa Timur.”
Berbekal konsistensi dan ketekunan yang kuat, perjalanan karier Salwa di dunia catur terus berkembang. Pencapaian penting lainnya adalah ketika ia dipercaya bergabung menjadi tim perwakilan Surabaya. Hal itu terjadi saat ia masih berusia 12 tahun, dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur tahun 2019.
Gadis asal Nganjuk ini pun menceritakan pengalamannya yang berharga kala itu. Ia mengenang dengan bangga, “Itu pengalaman pertama saya ikut Porprov dan langsung bisa membawa pulang medali emas.” Kisah ini membuktikan bahwa Salwa memiliki mental juara sejak lama.
Pada Pomnas XIX 2025 ini, Salwa Nadia Maharani Catur ITS menunjukkan performa puncaknya sebagai seorang atlet berprestasi. Ia harus menjalani pekan pertandingan yang sangat padat. Selama sepekan penuh, ia berkompetisi dalam tujuh babak per kategori pada lima kategori berbeda.
Salwa mengakui bahwa jadwal tersebut cukup menguras energi. Ia bercerita, “Sehari bisa main dari pagi hingga malam, pulang dari pertandingan pun saya harus mengerjakan tugas kuliah.” Meskipun demikian, ia tetap menunjukkan komitmen tinggi, baik pada akademik maupun non-akademik.

Menjaga Keseimbangan Atlet dan Mahasiswa
Meskipun harus menghadapi jadwal yang padat, mahasiswi kelahiran 10 Januari 2007 ini berhasil menjaga keseimbangan antara kegiatan sebagai atlet dan tanggung jawab akademiknya. Menurut Salwa Nadia Maharani Catur ITS, kunci utama agar kedua kegiatan tersebut berjalan beriringan adalah pengelolaan waktu yang efektif.
Ia menjelaskan bahwa latihan catur tidak selalu harus memakan banyak waktu. “Saya biasanya latihan catur sekitar satu jam sehari, itu pun bisa dilakukan dengan ponsel ketika menunggu jadwal kuliah,” ujar gadis berkacamata ini. Strategi ini menunjukkan kedisiplinan dan adaptabilitasnya.
Segala pencapaian gemilang yang diraih Salwa hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari orang-orang terdekatnya. Dukungan tersebut menjadi motivasi tambahan baginya untuk terus berprestasi.
Ke depannya, ia berharap dapat mengambil lebih banyak peluang dan kesempatan untuk berkiprah di bidang olahraga catur. Salwa ingin terus mengukir prestasi dan menjadi inspirasi.
Dengan kerendahan hati, Salwa Nadia Maharani Catur ITS juga menyampaikan sebuah pesan motivasi yang inspiratif. Ia berharap dapat memicu semangat teman-teman sebayanya untuk tidak hanya fokus pada perkuliahan. “Saya ingin memberikan motivasi kepada teman-teman untuk tidak takut mengasah kemampuan di luar perkuliahan,” pesannya.
Prestasi Salwa dalam Pomnas XIX 2025 juga mencerminkan komitmen ITS dalam mewujudkan salah satu Sustainable Development Goals (SDGs). Lebih spesifik, hal ini berkaitan dengan poin ke-4, yakni Pendidikan Berkualitas. Kiprahnya diharapkan dapat menjadi pendorong bagi mahasiswa lain untuk berani mengeksplorasi potensi diri secara menyeluruh, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Keberhasilan ini sekali lagi membuktikan bahwa mahasiswa ITS mampu berprestasi di tingkat nasional dalam berbagai bidang. Kisah Salwa adalah bukti nyata bahwa dedikasi, konsistensi, dan manajemen waktu yang baik dapat membawa seseorang meraih puncak kesuksesan. Pencapaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh civitas akademika.
Prestasi yang dicetak oleh Salwa Nadia Maharani Catur ITS harus dipandang sebagai sebuah momentum penting. Keberhasilannya tidak hanya membanggakan almamater, tetapi juga memberi contoh konkret tentang bagaimana seorang pelajar dapat menyeimbangkan tuntutan akademik dan non-akademik. Instansi pendidikan tinggi perlu semakin gencar menyediakan platform dan dukungan bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat di luar perkuliahan. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dan berprestasi di bidang soft skill.
Maka dari itu, lingkungan kampus harus menjadi inkubator yang kondusif, memfasilitasi setiap minat dan bakat yang dimiliki oleh mahasiswanya. Dukungan, baik moril maupun fasilitas, harus terus ditingkatkan agar potensi yang dimiliki mahasiswa dapat tereksplorasi secara optimal. Kisah Salwa menegaskan kembali bahwa talenta muda Indonesia memiliki potensi yang tak terbatas, dan tugas lembaga pendidikan adalah memoles potensi tersebut hingga bersinar.
Langkah strategis dari ITS yang sejalan dengan SDGs poin ke-4 patut diapresiasi, sebab pendidikan berkualitas seyogianya mencakup pengembangan potensi diri secara holistik. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya lulus dengan nilai akademik tinggi, tetapi juga dengan bekal keterampilan dan pengalaman berharga di dunia nyata. Prestasi Salwa menjadi indikator bahwa program pengembangan bakat di ITS berjalan efektif.
Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa keberhasilan Salwa Nadia Maharani adalah perpaduan sempurna antara bakat, kerja keras, dan dukungan lingkungan yang tepat. Pencapaian lima medali di Pomnas merupakan capaian yang spektakuler. Hal ini membuktikan bahwa fokus dan dedikasi pada bidang yang diminati akan membuahkan hasil yang manis.
Kisah inspiratif ini harus disebarluaskan agar semakin banyak mahasiswa yang termotivasi untuk tidak membatasi diri pada ruang kelas. Kesempatan untuk berprestasi selalu terbuka lebar, dan yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk melangkah serta kemauan untuk mengelola waktu dengan bijaksana.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIKKh3Yr2v