New delhi ,EKOIN.CO- Otoritas investigasi kecelakaan transportasi India (AAIB) mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu. Hasil investigasi menyebutkan, pilot sengaja mematikan tombol pasokan bahan bakar pesawat Boeing 787-8 Dreamliner sesaat setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad. Gabung WA Channel EKOIN untuk update berita terkini.
Fakta Baru Kecelakaan Air India
Menurut laporan resmi AAIB, keputusan pilot memutus aliran bahan bakar menyebabkan mesin pesawat mati total. Pesawat kemudian kehilangan kendali dan menabrak kawasan permukiman padat penduduk tidak jauh dari bandara. Sebanyak 260 orang tewas, terdiri dari penumpang, awak kabin, dan warga di lokasi kejadian.
Juru bicara AAIB menyatakan temuan ini berdasarkan analisis kotak hitam pesawat dan rekaman percakapan di kokpit. “Kami memastikan tombol bahan bakar sengaja dimatikan oleh pilot. Hal ini menjadi faktor utama jatuhnya pesawat,” ujarnya dalam konferensi pers di New Delhi.
Penyelidikan menunjukkan tidak ada kerusakan teknis serius sebelum insiden. Semua sistem pesawat dalam kondisi layak terbang. Namun, keputusan pilot dianggap tidak masuk akal dan menyalahi prosedur penerbangan.
Investigasi AAIB dan Dampaknya
Kasus ini menjadi perhatian publik karena Air India merupakan maskapai nasional yang memiliki reputasi panjang. Pemerintah India menegaskan akan menindak tegas jika ditemukan unsur kesengajaan atau motif tertentu di balik tindakan pilot.
“Ini tragedi besar dan memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem rekrutmen serta kesehatan mental pilot,” ujar pejabat Kementerian Transportasi India.
Selain itu, pihak berwenang juga memeriksa rekam jejak pilot, termasuk kondisi psikologis, catatan penerbangan, hingga latar belakang pribadi. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan penerbangan di masa mendatang.
Hingga kini, keluarga korban masih menuntut kejelasan dan kompensasi dari pihak maskapai. Air India menyampaikan belasungkawa dan berjanji memberikan santunan sesuai regulasi.
Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan udara yang disebabkan faktor manusia. AAIB menekankan perlunya standar evaluasi lebih ketat terhadap pilot guna mencegah insiden serupa.
Sejumlah pakar penerbangan menilai, kasus ini menjadi peringatan bagi industri aviasi global agar tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada aspek psikologi dan mental awak pesawat.
Keselamatan penerbangan disebut bukan hanya bergantung pada mesin, tetapi juga kondisi manusia yang mengoperasikannya. Karena itu, faktor mental pilot kini masuk dalam prioritas utama investigasi internasional.
( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v