Jakarta EKOIN.CO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan impor BBM tambahan telah masuk ke Indonesia pada Rabu (24/9). BBM impor ini ditujukan untuk mengisi kekosongan stok di sejumlah SPBU swasta, melalui mekanisme business to business (B2B) bersama PT Pertamina (Persero). Namun, dari lima perusahaan pengelola SPBU swasta yang menerima kuota, satu di antaranya masih enggan mengambil pasokan tersebut.
Gabung WA Channel EKOIN di sini
Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, menyatakan, ada lima badan usaha swasta penerima kuota impor, yakni Shell Indonesia, BP-AKR, Vivo, Exxon, dan AKR Corporindo. Meski begitu, ia menegaskan masih ada satu yang belum menandatangani kesepakatan B2B dengan Pertamina.
“Sampai hari Rabu malam itu dari lima badan usaha swasta, hanya satu BU yang belum sepakat,” ujar Dwi Anggia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9).
SPBU swasta belum sepakat ambil kuota BBM
Meski tak menyebut nama, Dwi menyarankan publik bisa menilai sendiri SPBU mana yang masih kosong stoknya. “Coba dicek nanti, barang yang masih kosong, berarti dia yang tidak sepakat,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah tidak bisa ikut campur lebih jauh lantaran persoalan ini murni urusan bisnis antara Pertamina dan SPBU swasta. Skema yang dipakai sepenuhnya bersifat B2B sehingga keputusan tetap berada di masing-masing perusahaan pengelola.
“Semua persyaratan sudah dipenuhi oleh Pertamina. Karena harusnya kalau memang niat baik untuk menyelesaikan masalah ini agar masyarakat bisa terlayani, ya sudah langsung harusnya segera laksanakan B2B-nya, dan barang bisa disalurkan segera. Karena barangnya sudah ada di Indonesia,” jelasnya.
Hingga kini, pasokan impor yang sudah tiba masih menunggu kepastian pengambilan. Pemerintah menekankan agar badan usaha tak menunda lagi karena keterlambatan bisa memperburuk ketersediaan BBM di lapangan.
Pertamina tak ambil keuntungan dari impor BBM
Dwi Anggia menegaskan bahwa Pertamina tidak mengambil keuntungan dalam skema impor BBM ini. Langkah tersebut diambil agar prioritas utama, yaitu ketersediaan BBM bagi masyarakat, tetap terjaga.
“Bisa dipastikan, Dirut Pertamina juga sudah menyampaikan, bahwa tidak akan mengambil keuntungan dalam kondisi yang sekarang. Yang penting jadi prioritas kita sekarang adalah untuk memberikan barangnya ada di masyarakat, untuk melayani konsumen,” tegasnya.
Menurutnya, setelah kuota impor masuk, kini Pertamina hanya menunggu tindak lanjut dari SPBU swasta. Tanpa kesepakatan B2B, distribusi tidak dapat dilakukan meski stok sudah ada di dalam negeri.
“Ketika sudah ada di sini, dengan spesifikasi syarat yang diberikan, pihak Pertamina saat ini posisinya menunggu. Menunggu badan usaha-usaha untuk segera menyelesaikan mekanisme B2B-nya, sehingga masyarakat bisa segera terlayani sampai akhir tahun ini,” ujarnya.
Situasi ini diharapkan segera tuntas agar masyarakat tidak terus dirugikan akibat keterbatasan distribusi BBM di SPBU tertentu.
Evaluasi kuota impor BBM tahun depan
Mengantisipasi potensi kekurangan pasokan, ESDM akan melakukan evaluasi terhadap kuota impor untuk tahun depan. Proses ini dilakukan berdasarkan neraca komoditas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2024.
Menurut Dwi, setiap perusahaan pengelola SPBU swasta diwajibkan mengajukan kebutuhan BBM tahun 2026 mulai Oktober 2025. Mekanisme ini sekaligus memastikan tidak ada monopoli impor melalui satu pintu.
“Rencana impornya sudah diajukan Oktober ini untuk 2026. Jadi kalau ada istilah monopoli, impor satu pintu, itu untuk tahun 2026 tidak ada. Dan untuk tahun ini pun juga tidak ada, hanya mekanisme B2B dan kolaborasi yang kita jalankan,” ungkapnya.
ESDM menekankan, langkah evaluasi ini penting agar proyeksi kebutuhan energi nasional dapat dipenuhi dengan baik tanpa menimbulkan kelangkaan di lapangan.
Hingga kini, publik masih menanti kepastian dari satu badan usaha yang belum mengambil keputusan. Jika penyaluran segera dilakukan, maka pasokan BBM diyakini cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun.
Kesimpulan:
Pemerintah melalui Kementerian ESDM sudah memastikan kuota impor BBM tambahan masuk ke Indonesia dan siap disalurkan melalui Pertamina. Namun, satu SPBU swasta belum sepakat mengambil pasokan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait kelancaran distribusi BBM di beberapa wilayah. Pertamina sudah menegaskan tidak mengambil keuntungan, hanya memfokuskan agar masyarakat tetap terlayani.
Evaluasi kebutuhan kuota untuk tahun depan pun segera dijalankan agar skema impor lebih terukur dan transparan. Mekanisme B2B menjadi penekanan utama dalam kerja sama pengadaan BBM antara Pertamina dan swasta.
Publik berharap pihak SPBU swasta yang belum sepakat segera menyelesaikan kesepakatan demi kepentingan konsumen. Apabila tertunda, risiko kelangkaan di tingkat masyarakat bisa makin besar.
Diperlukan langkah cepat, kolaboratif, dan berorientasi pelayanan agar distribusi BBM tetap aman dan stabil hingga akhir tahun. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
🔹 10 Judul Alternatif
- Satu SPBU Swasta Belum Ambil BBM Impor
- ESDM Beberkan SPBU Swasta Tunda Ambil Kuota
- Pertamina Siap Salur, SPBU Swasta Masih Ragu
- Satu SPBU Swasta Belum Sepakat Impor BBM
- Kuota BBM Impor Masuk, Ada SPBU Tahan
- Pertamina Tunggu SPBU Swasta Ambil BBM
- ESDM Pastikan Pertamina Tak Ambil Untung BBM
- Satu Pengelola SPBU Swasta Belum Sepakat
- BBM Impor Siap Disalurkan, SPBU Masih Menahan
- Pertamina Sudah Siap, SPBU Masih Menunggu
🔹 2 Kalimat Penting
- Kuota impor BBM sudah masuk Indonesia, tetapi satu SPBU swasta masih menahan pengambilan.
- Pertamina menegaskan tidak mengambil keuntungan dari impor BBM tambahan.
🔹 6 Tag
SPBU swasta, Pertamina, ESDM, impor BBM, kuota BBM, distribusi energi
🔹 Meta Title SEO
Satu SPBU Swasta Belum Ambil BBM Impor
🔹 Meta Description SEO
Kuota impor BBM sudah tiba di Indonesia, namun satu SPBU swasta belum sepakat ambil pasokan dari Pertamina. Pemerintah dorong distribusi segera.