Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan yang membelit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Langkah perbaikan ini akan difokuskan dengan memanfaatkan peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Prasetyo Hadi yang hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Danantara hadir sebagai solusi. “Kita sekarang punya instrumen untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di BUMN-BUMN kita. Salah satunya adalah penyelesaian permasalahan di Garuda Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, pemerintah menaruh perhatian serius pada upaya perbaikan maskapai nasional yang selama ini terbebani utang dan tekanan kinerja keuangan. Melalui Danantara, perbaikan diharapkan dapat menyentuh struktur manajemen, efisiensi operasional, serta penguatan kondisi keuangan perusahaan.
Sebelumnya, langkah konkret sudah mulai dijalankan. Seperti yang diberitakan, pada Juni 2025, PT Danantara Asset Management telah memberikan pinjaman dana kepada Garuda Indonesia untuk mendukung transformasi. Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menjelaskan ruang lingkup dukungan tersebut. Dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja senilai US$ 405 juta atau setara dengan Rp 6.650.505.000.000, jelas Wamildan.
Tidak hanya itu, opsi strategis lainnya juga sedang dikaji. CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi rencana penggabungan atau merger antara Garuda Indonesia dengan Pelita Air, yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). “Ya intinya kan supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset yang ada, baik dari segi jam terbang, sparepart pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua,” kata Rosan.
baca : Wacana Penggabungan Kementerian BUMN ke Danantara