Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi dilebur bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) usai Presiden Prabowo Subianto melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Rabu 17 September 2025. Pergeseran ini sekaligus menandai kosongnya kursi Menteri BUMN yang kini menunggu figur pengganti.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan pemerintah belum menunjuk pejabat definitif, melainkan sedang menyiapkan pelaksana tugas (Plt) agar roda Kementerian BUMN tetap berjalan.
“Menteri BUMN definitif memang belum ditunjuk, karena kita masih mencari sosok dengan berpindahnya tugas kepada Bapak Erick Thohir ke Kemenpora,” kata Prasetyo di Istana Negara.
Tiga Nama Masuk Bursa BUMN
Hingga kini, peluang besar terbuka bagi jajaran wakil menteri (wamen) BUMN untuk mengisi posisi pelaksana tugas. Prasetyo menyebutkan, “Kemungkinan dari wamen,” menegaskan arah kebijakan sementara pemerintah.
Ada tiga nama yang muncul dalam bursa calon Plt Menteri BUMN. Nama pertama adalah Kartika Wirjoatmodjo, atau akrab disapa Tiko, mantan Direktur Utama Bank Mandiri. Ia dikenal memiliki rekam jejak panjang di sektor keuangan dan telah lama terlibat dalam pembinaan perusahaan pelat merah.
Selain Tiko, nama Dony Oskaria juga masuk dalam bursa. Selain menjabat Wakil Menteri BUMN, ia kini dipercaya sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara. Dony memiliki pengalaman luas di dunia korporasi, terutama sektor pariwisata dan keuangan.
Nama ketiga yang disebut dalam lingkaran internal kementerian adalah wakil menteri lain yang masih menunggu konfirmasi resmi pemerintah. Meski belum diumumkan, keberadaan tiga kandidat tersebut menegaskan bahwa transisi BUMN berjalan di bawah kontrol ketat.
Danantara Jadi Perhatian Publik
Peleburan Kementerian BUMN dengan Danantara menimbulkan perhatian publik karena lembaga ini baru dibentuk sebagai pengelola investasi strategis negara. Integrasi dengan BUMN dipandang dapat memperkuat sinergi pengelolaan aset negara sekaligus memperbesar ruang investasi.
Danantara sendiri dinilai sebagai fondasi baru penguatan perekonomian nasional melalui skema pembiayaan yang lebih modern. Keterlibatan figur dengan pengalaman panjang di bidang keuangan seperti Tiko dan Dony semakin menambah sorotan terhadap arah kebijakan BUMN-Danantara ke depan.
Hingga kini, pemerintah memastikan seluruh agenda strategis Kementerian BUMN tetap berjalan meski kursi menteri definitif kosong. Penunjukan Plt dianggap langkah paling realistis sembari menunggu keputusan presiden mengenai pejabat definitif.
Sejumlah kalangan menilai, keputusan peleburan ini akan berdampak signifikan pada tata kelola perusahaan pelat merah dan investasi nasional. Apalagi, momentum ini terjadi di tengah transisi penting setelah Erick Thohir resmi berganti jabatan.
Bagi publik, figur Plt yang akan dipilih menjadi penentu keberlanjutan program reformasi BUMN. Transparansi, profesionalitas, dan rekam jejak calon Plt menjadi faktor yang dipantau ketat.
Pemerintah menegaskan tidak ingin terjadi kekosongan fungsi, sehingga proses pengisian posisi dilakukan dengan cermat. “Roda kementerian harus tetap berjalan,” ujar Prasetyo menegaskan.
Dengan integrasi bersama Danantara, masa depan BUMN diyakini akan lebih diarahkan pada strategi investasi jangka panjang. Hal ini menjadi titik krusial dalam menjaga kepercayaan publik dan pasar.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v