Kuala lumpur, EKOIN.CO- Ratusan warga Malaysia menggelar aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada Rabu (3/9/2025) malam. Massa mendesak pemerintah Indonesia segera membebaskan para pendemo yang ditangkap aparat dalam aksi unjuk rasa di tanah air sejak 25 hingga 31 Agustus 2025. Isu pendemo menjadi kata kunci utama dalam aksi ini.
Gabung WA Channel EKOIN
Menurut keterangan Pengarah Eksekutif Mandiri, Amir Hadi, solidaritas tersebut muncul karena adanya korban jiwa dalam demonstrasi di Indonesia. Ia menegaskan bahwa warga Malaysia tidak ingin masuk ke ranah politik negeri tetangga, tetapi tetap menunjukkan sikap peduli terhadap sesama.
Amir mengibaratkan hubungan Malaysia dan Indonesia seperti kakak-adik yang meskipun kerap berselisih, namun saling membantu ketika dibutuhkan. “Kami tidak peduli dengan desakan pembubaran DPR. Tetapi ketika ada rakyat yang tewas, kami tidak bisa diam,” ujar Amir Hadi dalam orasinya.
Tuntutan Pembebasan Pendemo
Dalam aksinya, massa menuntut pemerintah Indonesia agar segera melepaskan aktivis yang ditahan. Mereka menganggap penangkapan terhadap peserta demonstrasi justru memperburuk kondisi sosial dan memperlebar jarak antara rakyat dengan aparat.
Selain itu, mereka juga mendesak agar aparat yang diduga menyebabkan kematian pendemo ditangkap dan diadili. Menurut Amir, tindakan represif terhadap demonstran tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga merusak citra demokrasi Indonesia di mata internasional.
Aksi solidaritas di Kuala Lumpur ini diwarnai dengan spanduk dan poster yang bertuliskan seruan pembebasan serta keadilan bagi pendemo. Para peserta aksi menyanyikan yel-yel dukungan dan menyalakan lilin sebagai simbol belasungkawa atas jatuhnya korban.
Solidaritas Lintas Negara
Demonstrasi warga Malaysia ini menunjukkan adanya kepekaan sosial lintas batas negara. Menurut Amir, keterlibatan mereka bukanlah untuk menekan politik Indonesia, melainkan semata-mata bentuk solidaritas terhadap rakyat yang mengalami penindasan.
Warga Malaysia menilai bahwa kebebasan berpendapat adalah hak fundamental yang harus dijaga oleh negara mana pun. Mereka berpendapat bahwa aksi damai tidak seharusnya dibalas dengan kekerasan.
Sejumlah aktivis Malaysia yang turut hadir dalam aksi menegaskan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan situasi di Indonesia. Jika tuntutan tidak direspons, gelombang aksi berikutnya akan kembali digelar dengan jumlah massa lebih besar.
Kehadiran warga Malaysia di depan KBRI menjadi sorotan media setempat. Aksi ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa persoalan pendemo di Indonesia juga mendapat perhatian masyarakat internasional, terutama dari negara tetangga terdekat.
Aksi solidaritas di Kuala Lumpur menandakan adanya keprihatinan mendalam dari masyarakat Malaysia terhadap situasi di Indonesia. Tuntutan pembebasan pendemo menunjukkan bahwa isu kemanusiaan mampu melampaui batas politik dan negara.
Protes di depan KBRI juga menjadi pengingat bahwa penanganan demonstrasi tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan keamanan. Aparat perlu memperhatikan aspek hak asasi manusia dalam setiap tindakan.
Dukungan moral dari Malaysia memperlihatkan bahwa penderitaan rakyat Indonesia tidak dilihat sebagai urusan domestik semata. Solidaritas lintas negara ini memperkuat pesan bahwa kemanusiaan adalah kepedulian universal.
Pemerintah Indonesia diharapkan segera merespons tuntutan masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Menunda langkah konkret hanya akan menimbulkan gelombang protes yang lebih besar.
Pada akhirnya, pembebasan pendemo bukan hanya soal kebebasan individu, tetapi juga wujud komitmen negara terhadap demokrasi dan keadilan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v