Jakarta, EKOIN.CO – Demo terbesar dan paling mengguncang dalam sejarah dunia telah tercatat dalam berbagai momentum penting, baik internasional maupun di Indonesia. Dari aksi global hingga lokal, demonstrasi-demonstrasi ini menjadi saksi bisu perubahan sosial dan politik — itulah kata pamungkas yang menerangi perjalanan sejarah aksi massa.
Demo global terhadap Perang Irak pada 15 Februari 2003 menjadi salah satu yang paling monumental: lebih dari tiga juta orang turun ke jalan di kota-kota seperti London (sekitar 1,5 juta), New York, dan Roma dalam satu hari aksi damai menentang invasi Amerika Serikat. Walau protes masif ini tak menghentikan perang, dampaknya tetap menginspirasi perlawanan global
Dampak Global dan Keteguhan Aksi
Setahun kemudian, gerakan Black Lives Matter memuncak di Amerika Serikat usai kematian George Floyd. Diperkirakan antara 15 hingga 26 juta orang ikut serta di ribuan kota; aksi ini tercatat sebagai demonstrasi terbesar di AS dalam sejarah modern
Tak kalah besar adalah Women’s March pada 21 Januari 2017, yang fokus pada hak perempuan, kesetaraan, dan keadilan sosial. Diperkirakan sekitar 5 juta orang terlibat di AS dan berbagai negara, menjadikannya salah satu demo terbesar dalam sejarah global
Demo iklim global juga mencuri perhatian; Global Climate March tanggal 29 November 2015 mengumpulkan sekitar 785.000 peserta dalam berbagai kota di 175 negara, menambah relevansi isu lingkungan dalam aksi massa dunia
Demonstrasi di Indonesia: Semarak Lokal, Jejak Sejarah
Di dalam negeri, beberapa aksi mahasiswa mencatatkan sejarah penting. Aksi monumental pertama adalah Tritura pada 10 Januari 1966, dengan tuntutan pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora, dan penurunan harga barang
Momentum puncak datang pada Reformasi 1998, yang dimulai dari unjuk rasa Mei dan akhirnya memaksa Presiden Soeharto mundur pada 21 Mei 1998 — titik balik demokrasi Indonesia
Aksi protes lainnya termasuk demo menolak kenaikan BBM pada 30 Maret 2012 di Istana Negara, serta demo penolakan RUU KPK dan RKUHP akhir 2019 yang melibatkan mahasiswa di 33 provinsi
Sebelumnya, May Day 2012 di Jakarta sempat dinyatakan sebagai demo buruh terbesar di dunia oleh KSPSI, karena berlangsung damai tanpa vandalism, bahkan pot bunga di sepanjang Jalan Sudirman tidak rusak
Perjalanan sejarah aksi demonstrasi menunjukkan satu hal: bahwa pamungkas kekuatan perubahan adalah suara rakyat. Di tengah beragam tuntutan dan bentuk aksi, demonstrasi tetap menjadi media penting — untuk menyuarakan aspirasi, mengguncang struktur lama, dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih adil.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v