SPIELBERG, EKOIN.CO – Francesco Bagnaia atau akrab disapa Pecco gagal menyelesaikan balapan sprint di sirkuit Red Bull Ring, Austria, Sabtu malam. Sang juara dunia MotoGP dua kali itu terpaksa menghentikan lajunya lebih awal akibat masalah serius pada motor Ducati Desmosedici yang ia tunggangi. Performa balapan Bagnaia pun anjlok sejak lap pertama hingga akhirnya mundur setelah hanya beberapa putaran.
Gabung WA Channel EKOIN untuk berita terkini
Bagnaia sebenarnya memulai balapan dari grid terdepan, namun motor bermasalah sejak start membuatnya langsung melorot ke posisi 14 hanya dalam satu lap. Kondisi itu terus memburuk ketika ia kehilangan daya cengkeram ban dan kesulitan mengendalikan motor, bahkan di trek lurus yang seharusnya menguntungkan.
Balapan Sprint Red Bull Ring Kacau
Dalam keterangannya, Bagnaia mengaku sudah merasakan ada kejanggalan sejak lap pemanasan. “Saya sudah mengalami masalah di lap pemanasan, motor tidak memiliki cengkeraman sejak awal. Bahkan setelah slipway besar di awal balapan, hal itu tidak berubah, dan bahkan di lintasan lurus, karet belakangnya masih berputar,” ungkap Pecco, dikutip Speedweek.
Masalah kian nyata ketika memasuki lap ketiga. Ban belakang Ducati Desmosedici aus lebih cepat dari perkiraan. Akibatnya, motor sulit dikendalikan, guncangannya makin kuat, dan kecepatan berkurang drastis. Situasi ini membuat Bagnaia kesulitan bersaing dengan para rivalnya.
Lebih parah lagi, kampas rem bagian depan motor terlepas ketika melewati lintasan lurus. Hal itu membuat Bagnaia melebar di Tikungan 1 dan memutuskan menghentikan balapan. “Baru tiga putaran, ban belakang sudah aus total. Di lintasan lurus, kampas remnya terlepas, dan saya melewatkan Tikungan 1. Saat itulah saya harus berhenti. Rasanya tidak masuk akal,” ucapnya.
Kondisi tersebut menjadi pukulan besar bagi Bagnaia yang sebelumnya tampil sangat percaya diri. Ia dikenal punya catatan manis di Red Bull Ring dan diharapkan mampu mengulang sukses pada sprint kali ini. Namun, kenyataan berkata lain.
Kekecewaan Pecco Usai Gagal Finis
Bagnaia mengaku kecewa berat dengan hasil balapan sprint ini. “Sungguh disayangkan, karena saya pikir saya sudah memiliki segalanya untuk menantang kemenangan dalam sprint, tetapi tidak ada yang berhasil,” tambahnya.
Hasil buruk ini sekaligus memutus tren positif yang dibangun Bagnaia sepanjang musim. Sebelum ke Austria, ia berhasil konsisten tampil di papan atas dan meraih sejumlah podium. Namun di Red Bull Ring, nasib buruk menimpanya.
Pakar MotoGP menilai faktor teknis jadi biang keladi. Masalah ban hingga kerusakan pada sistem pengereman dianggap sebagai kombinasi yang membuat Ducati tak bisa tampil maksimal. Kondisi lintasan yang menuntut cengkeraman ekstra juga memperburuk situasi.
Meski gagal di sprint, Bagnaia masih punya kesempatan di balapan utama. Tim Ducati disebut akan melakukan evaluasi besar-besaran agar masalah serupa tidak kembali terulang. Perbaikan cepat sangat dibutuhkan demi menjaga peluangnya di klasemen.
Bagi Bagnaia, balapan di Austria seharusnya jadi momentum penting mempertahankan posisi di puncak persaingan MotoGP. Sayangnya, insiden ini justru membuat lawan-lawannya punya kesempatan memperkecil jarak poin.
Sejumlah fans di tribun Red Bull Ring juga terlihat kecewa. Mereka mengharapkan duel seru dari Bagnaia, namun harus menerima kenyataan bahwa idolanya tak bisa menyelesaikan lomba. Atmosfer sirkuit pun berubah seketika ketika motor nomor 1 itu berhenti.
Sementara itu, tim Ducati belum mengeluarkan keterangan resmi detail soal kerusakan motor Bagnaia. Namun, insinyur teknis tim disebut langsung melakukan investigasi untuk memastikan penyebab pasti masalah di sprint race Austria tersebut.
Kegagalan Bagnaia finis membuat persaingan di MotoGP musim ini semakin terbuka. Rival-rivalnya seperti Jorge Martin dan Marc Marquez berpotensi mengambil keuntungan dari kondisi ini. Setiap poin kini menjadi sangat krusial.
Meski begitu, publik menilai Bagnaia tetap punya peluang besar. Konsistensi dan pengalamannya bisa menjadi modal utama untuk bangkit kembali. Balapan Austria menjadi pengingat bahwa aspek teknis tak kalah penting dibanding kemampuan pembalap di lintasan.
Dengan kalender MotoGP yang masih panjang, hasil buruk di sprint Austria dianggap sebagai pelajaran berharga. Tim Ducati wajib bergerak cepat jika ingin mempertahankan dominasi musim ini. Bagnaia sendiri diyakini akan segera bangkit di seri-seri berikutnya.
Francesco Bagnaia gagal finis di sprint race Austria akibat masalah serius pada motor Ducati Desmosedici. Ban aus cepat dan kampas rem terlepas membuatnya berhenti setelah hanya beberapa lap.
Ducati perlu investigasi menyeluruh agar masalah teknis tidak terulang. Bagnaia pun harus fokus menjaga konsistensi di balapan utama demi persaingan juara dunia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v