Bandung EKOIN.CO – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi menggelar pertemuan penting para Wakil Rektor bidang riset dan inovasi dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) se-Indonesia, Sabtu (9/8/2025). Kegiatan ini berlangsung di sela Konferensi Sains, Teknologi, dan Inovasi (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB.
Pertemuan tersebut menjadi momentum strategis dalam memperkuat jejaring kerja sama antarkampus, khususnya dalam mengembangkan riset dan inovasi nasional. Para peserta berkomitmen mempererat koordinasi untuk mengoptimalkan potensi kolaborasi lintas universitas.
Baca juga : Teknologi Medis Astra Perkuat Kemandirian Nasional
Hadir dalam pertemuan ini Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D., yang menjadi tuan rumah acara, bersama para Wakil Rektor dari berbagai perguruan tinggi ternama. Kehadiran mereka menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem riset yang solid.
Turut hadir pula Dirjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Dr. Mohammad Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., serta Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Prof. Yos Sunitiyoso, S.T., M.Eng., Ph.D. Kehadiran pejabat tinggi ini mencerminkan dukungan penuh pemerintah terhadap penguatan riset di Indonesia.
Dalam sesi diskusi, berbagai tantangan dan peluang riset di era global dibahas secara mendalam. Fokus utama diarahkan pada penguatan ekosistem riset nasional, termasuk peningkatan publikasi internasional bereputasi sebagai tolok ukur kualitas riset.
Penguatan Riset dan Hilirisasi Inovasi
Salah satu bahasan penting adalah percepatan hilirisasi hasil riset dari laboratorium menuju dunia industri. Para peserta menegaskan perlunya strategi konkret agar inovasi dapat memberikan manfaat nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Langkah lain yang disepakati adalah pemanfaatan fasilitas dan sumber daya bersama antar-PTN-BH. Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi sekaligus memperluas cakupan riset.
Prof. Lavi Rizki Zuhal menyampaikan, “Kita perlu menciptakan ekosistem riset yang inklusif, adaptif, dan mampu menjawab tantangan masa depan. Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai itu.”
Selain itu, penguatan jejaring riset internasional menjadi sorotan. Universitas-universitas Indonesia didorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam proyek riset global, memperluas publikasi, dan memperkuat reputasi akademik di tingkat dunia.
Pemerintah melalui Kemendiktisaintek menegaskan dukungannya untuk menyediakan regulasi dan kebijakan yang memudahkan transfer teknologi serta kemitraan riset dengan industri.
Sinergi Pendanaan dan Agenda Nasional
Topik lain yang dibahas adalah optimalisasi pendanaan riset dari berbagai sumber. Hal ini penting untuk menjamin keberlanjutan proyek penelitian strategis.
Prof. Yos Sunitiyoso menekankan, “Ketersediaan pendanaan yang memadai dan tepat sasaran akan mempercepat lahirnya inovasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas.”
Para Wakil Rektor juga sepakat untuk mendukung agenda prioritas pemerintah di bidang riset, teknologi, dan inovasi. Dukungan ini diharapkan membawa perguruan tinggi menjadi motor penggerak utama pembangunan nasional berbasis pengetahuan.
Strategi kolaborasi riset juga diarahkan untuk menghadapi isu global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, kesehatan, dan energi terbarukan. Perguruan tinggi dinilai memiliki kapasitas besar untuk memimpin penelitian di sektor-sektor tersebut.
Dr. Mohammad Fauzan Adziman menambahkan bahwa sinergi riset harus didukung budaya kolaborasi yang kuat, baik antaruniversitas maupun dengan industri dan lembaga riset internasional.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia peneliti juga menjadi prioritas. Pelatihan dan program pengembangan kapasitas akan diperkuat melalui kerja sama lintas kampus dan mitra luar negeri.
Dalam forum ini, dibahas pula pentingnya mendekatkan hasil riset dengan kebutuhan masyarakat. Perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan solusi aplikatif yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Pemerintah menilai forum seperti ini penting untuk mempercepat pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Dengan koordinasi yang lebih intensif, target peningkatan kualitas riset nasional diyakini dapat tercapai.
Sebagai langkah tindak lanjut, para peserta merencanakan pembentukan forum komunikasi berkala antar-Wakil Rektor bidang riset dan inovasi PTN-BH. Forum ini akan menjadi wadah berbagi strategi, pengalaman, dan peluang kerja sama.
Pertemuan di Sabuga ITB ini menutup rangkaian kegiatan hari kedua KSTI 2025. Para peserta membawa pulang komitmen bersama untuk menjadikan riset dan inovasi sebagai penggerak utama kemajuan bangsa.
Upaya ini diharapkan mampu menjadikan perguruan tinggi Indonesia lebih berdaya saing di tingkat internasional sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.
Melalui sinergi yang erat, tantangan global diharapkan dapat dihadapi dengan solusi berbasis riset yang inovatif, relevan, dan berkelanjutan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v