Jakarta, EKOIN.CO – Kawasan Nordik yang selama ini dikenal dengan iklim dingin dan salju kini menghadapi kenyataan yang mengejutkan. Gelombang panas brutal melanda wilayah tersebut, membawa suhu di atas 30°C selama berhari-hari dan memecahkan rekor tertinggi dalam lebih dari 60 tahun terakhir. Situasi ini membuat kawasan bersalju seolah “meleleh”.
Para ilmuwan menggambarkan fenomena ini sebagai gelombang panas yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Laporan dari media Guardian menyebutkan, rusa kutub di beberapa wilayah dilaporkan mati kepanasan. Sementara itu, rumah sakit di Finlandia penuh sesak hingga beberapa arena es terpaksa dibuka sebagai tempat evakuasi darurat. Ironisnya, para turis asing yang datang dengan harapan menikmati liburan musim dingin justru disambut dengan peringatan panas ekstrem.
Secara spesifik, stasiun cuaca di Arktik Norwegia mencatat suhu lebih dari 30°C selama 13 hari di bulan Juli. Di Finlandia, gelombang panas menyengat bahkan terjadi selama tiga minggu berturut-turut. Kondisi ini bukan hanya sekadar memecahkan rekor, melainkan juga memberikan peringatan keras dari alam.
Di Swedia, stasiun cuaca di wilayah utara seperti Haparanda dan Jokkmokk mencatat rekor suhu tertinggi terlama dalam lebih dari satu abad. Suhu musim panas naik 8 hingga 10 derajat di atas normal, memicu badai, petir, dan kebakaran hutan di wilayah kutub yang biasanya dingin.
Fenomena ini bukanlah kejadian musiman biasa. Menurut Heikki Tuomenvirta, seorang ilmuwan dari Institut Meteorologi Finlandia, yang dikutip dari Guardian pada Kamis (7/8/2025), “Yang terjadi ini bukan anomali musiman. Ini pertanda zaman.”
Tuomenvirta memperingatkan bahwa gelombang panas ekstrem kini terjadi lebih sering, intens, dan lebih lama. Ia menegaskan bahwa hal ini merupakan buah dari perubahan iklim global akibat emisi karbon yang terus melonjak.
Permasalahan lainnya adalah infrastruktur di kawasan Skandinavia yang tidak siap menghadapi kondisi seperti ini. Negara-negara seperti Norwegia, Inggris, dan Swiss disebut sebagai wilayah yang paling rentan terhadap peningkatan hari-hari dengan suhu tidak nyaman. Kota-kota yang biasanya dingin kini harus menghadapi risiko cuaca ekstrem tanpa kesiapan fasilitas pendingin, sistem medis, hingga pasokan energi yang memadai.
Kondisi ini semakin menambah panjang daftar bencana iklim global yang terjadi tahun ini. Beberapa peristiwa lain yang tercatat adalah banjir bandang di Asia Selatan, kebakaran hutan di Yunani, dan suhu yang mencapai 50°C di Timur Tengah.