Tel Aviv EKOIN.CO – Serangan rudal besar-besaran kembali mengguncang Israel pada Selasa, 29 Juli 2025, saat Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan rudal balistik hipersonik jenis Palestine-2 ke arah Bandara Ben Gurion di Yafa. Serangan ini menyebabkan kerusakan masif, ribuan rumah hancur, dan ratusan orang tewas, sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen. Situasi darurat memicu kepanikan di kalangan warga dan membuat operasional bandara terhenti sementara waktu.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut laporan tersebut, juru bicara militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengonfirmasi keberhasilan serangan rudal tersebut. Saree menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari respons terkoordinasi terhadap agresi Israel di Jalur Gaza. Ia juga menekankan bahwa aksi tersebut menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang masih berada dalam tekanan dan penderitaan.
Infrastruktur lumpuh dan ribuan warga mengungsi
Serangan rudal dari Yaman tak hanya memporakporandakan Bandara Ben Gurion. Puluhan bangunan dan infrastruktur penting lainnya turut menjadi korban. Laporan menyebutkan bahwa sistem pertahanan Israel gagal mencegat serangan, yang memperlihatkan lemahnya pengamanan dalam negeri. Sebagian besar wilayah di sekitar bandara mengalami pemadaman listrik dan gangguan komunikasi.
Dampak dari serangan tersebut meluas hingga ke pemukiman warga. Ribuan rumah hancur, memaksa puluhan ribu warga Israel meninggalkan tempat tinggal mereka. Kamp-kamp pengungsian sementara didirikan di berbagai lokasi, sementara rumah sakit di Tel Aviv dan sekitarnya kewalahan menerima korban luka. Keadaan ini menambah tekanan pada pemerintah Israel dalam menangani krisis kemanusiaan.
Pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi atas kerusakan yang terjadi, namun media lokal melaporkan adanya kepanikan massal di antara warga. Jalan-jalan utama dipenuhi kendaraan yang mengangkut pengungsi, dan sejumlah supermarket serta stasiun pengisian bahan bakar dipadati warga yang hendak menyelamatkan diri. Beberapa wilayah bahkan menerapkan jam malam untuk menghindari kerusuhan.
Krisis air dan kegagalan sistem pertahanan Israel
Selain serangan rudal, Israel juga dilanda krisis air yang makin memperburuk kondisi warga. Saluran air utama di beberapa kota terputus akibat kerusakan infrastruktur, sehingga distribusi air bersih menjadi terganggu. Otoritas setempat telah meminta bantuan internasional untuk mengatasi krisis tersebut.
Kegagalan sistem pertahanan Israel menjadi sorotan. Beberapa pengamat militer menilai bahwa sistem Iron Dome dan pertahanan udara lainnya tidak mampu menghadapi rudal hipersonik jenis terbaru yang digunakan oleh Yaman. “Ini menunjukkan titik lemah yang sangat mengkhawatirkan dalam pertahanan Israel,” kata seorang analis pertahanan kepada Al Mayadeen.
Serangan ini juga memperlihatkan besarnya pengaruh proksi Iran di kawasan. Dukungan Iran terhadap kelompok Houthi di Yaman memungkinkan pengembangan rudal canggih, yang kini digunakan untuk menyerang langsung wilayah Israel. Kondisi ini dikhawatirkan akan memperluas konflik dan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Pihak militer Israel disebut-sebut tengah menyiapkan respons balasan. Namun, menurut sumber dari Al Mayadeen, serangan beruntun dari pihak Yaman membuat tentara Israel kesulitan mengatur strategi. Bahkan, beberapa pos militer dilaporkan mengalami kerusakan parah dan tidak dapat difungsikan.
Insiden ini dianggap sebagai balasan atas tindakan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina dalam beberapa bulan terakhir. Angkatan Bersenjata Yaman menyatakan komitmennya untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina melalui jalur militer.
Ratusan ribu unit rumah di Israel kini terbengkalai. Pemerintah mengalami kesulitan dalam menampung pengungsi internal yang jumlahnya terus bertambah. Organisasi kemanusiaan mulai menyalurkan bantuan, namun terbatasnya akses dan keamanan menyulitkan distribusi logistik.
Beberapa negara tetangga menyerukan gencatan senjata dan dialog damai. Namun, situasi masih tegang dan belum ada tanda-tanda penurunan eskalasi. Pasukan keamanan Israel ditempatkan di seluruh penjuru kota untuk mencegah gangguan keamanan dan kerusuhan lebih lanjut.
Operasional Bandara Ben Gurion masih dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan. Penerbangan internasional dialihkan ke bandara lain di luar Israel, menyebabkan gangguan transportasi udara secara masif. Turis dan warga asing diminta meninggalkan negara itu sesegera mungkin.
Serangan ini memberikan dampak psikologis mendalam bagi masyarakat Israel. Banyak warga yang mengalami trauma, terutama anak-anak dan lansia. Layanan kesehatan mental darurat dibuka oleh pemerintah, namun belum mencukupi kebutuhan warga yang terdampak.
Pihak Houthi di Yaman menyatakan bahwa serangan ini bukanlah yang terakhir. Mereka mengklaim memiliki persediaan rudal hipersonik lain yang siap diluncurkan jika agresi Israel di Gaza terus berlanjut. Ancaman ini menambah kecemasan di kalangan militer dan warga sipil Israel.
Di sisi lain, beberapa pengamat menyebut bahwa serangan tersebut menunjukkan kegagalan diplomasi regional dalam mengatasi konflik yang berlarut-larut. Ketergantungan Israel pada kekuatan militer dianggap menjadi bumerang dalam situasi ini.
Situasi yang terjadi di Israel saat ini merupakan puncak dari eskalasi konflik berkepanjangan yang melibatkan banyak pihak. Serangan rudal Yaman memperlihatkan besarnya ancaman dari proksi Iran yang mampu menjangkau jantung wilayah Israel. Krisis kemanusiaan yang terjadi pun makin memperparah kondisi masyarakat sipil yang menjadi korban dari konflik geopolitik ini.
Penting bagi komunitas internasional untuk segera bertindak dalam meredakan ketegangan. Upaya diplomasi dan mediasi damai menjadi kebutuhan mendesak agar korban jiwa tidak terus bertambah. Perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi prioritas utama di tengah konflik bersenjata ini.
Langkah-langkah konkret juga perlu diambil untuk menanggulangi krisis air dan kebutuhan dasar masyarakat terdampak di Israel. Bantuan kemanusiaan harus segera disalurkan secara merata dengan jaminan keamanan dari semua pihak terkait. Penanganan korban dan pengungsi juga memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah dan organisasi internasional.
Sebagai serangan ini menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas keamanan regional. Keberhasilan rudal Yaman menembus pertahanan Israel menjadi tanda bahwa konflik dapat dengan cepat menyebar ke wilayah lain. Perdamaian hanya bisa dicapai melalui dialog, bukan kekerasan berulang.
Israel dan negara-negara di kawasan perlu meninjau kembali kebijakan militernya serta membuka ruang bagi diplomasi. Hanya dengan demikian, penderitaan masyarakat sipil dapat diakhiri dan kawasan Timur Tengah kembali menuju stabilitas. ( * )