Bogor EKOIN.CO – Delapan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) diamankan oleh Satgas Pelajar Kota Bogor setelah kedapatan mondar-mandir di sekitar RSUD Kota Bogor, Jumat petang, 25 Juli 2025. Para pelajar tersebut juga didapati membawa minuman keras berjenis ciu, yang sebagian telah mereka konsumsi bersama-sama sebelum ditangkap.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Anggota Satgas Pelajar Kota Bogor, Arif Rahman, mengungkapkan bahwa para siswa tersebut sengaja berkeliling di beberapa lokasi untuk mencari seorang pelajar lain yang diduga telah memukul teman mereka. Insiden pemukulan itu disebut-sebut melibatkan siswa dari SMP Negeri 6 Kota Bogor.
“Teman dia ada yang dipukulin sama anak SMPN 6 Kota Bogor dan dia nyari lagi anak SMPN 6-nya,” ujar Arif Rahman seperti dikutip dari TribunnewsBogor.com, Jumat (25/7/2025).
Satgas Pelajar sempat membuntuti para siswa tersebut sejak mereka terlihat mondar-mandir di kawasan Cilendek, Manunggal, hingga depan RSUD Kota Bogor. Pergerakan mencurigakan para pelajar ini segera direspons oleh petugas yang akhirnya mengamankan mereka.
Diduga Akan Balas Dendam Usai Insiden Pemukulan
Menurut Arif Rahman, para siswa yang terlibat berencana mencari pelajar dari SMPN 6 yang diduga terlibat dalam insiden pemukulan terhadap rekan mereka. Kejadian ini berawal dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya pergerakan kelompok pelajar di beberapa titik, khususnya di sekitar Manunggal dan RSUD.
“Sampai Manunggal kurang lebih sampai Dinaos balik arah lagi sampai depan RSUD,” tutur Arif saat menjelaskan rute yang dilalui para pelajar tersebut.
Dari hasil pemeriksaan, selain membawa minuman keras, petugas juga menemukan senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk aksi balas dendam. Namun, belum ada keterangan resmi terkait jenis senjata tajam tersebut maupun siapa pemiliknya.
Minuman keras yang dikonsumsi para siswa berjenis ciu, dengan sisa setengah botol saat diamankan. Arif Rahman menambahkan bahwa minuman tersebut sudah diminum secara beramai-ramai sebelum diamankan oleh petugas.
“Untuk ciunya sisa setengah botol. Ciunya sudah diminum rame-rame sama mereka,” jelas Arif dalam pernyataan lanjutan.
Pihak Sekolah Diminta Tindak Tegas
Insiden ini menyoroti maraknya kenakalan remaja di Kota Bogor, terutama di kalangan pelajar. Arif Rahman meminta pihak sekolah terkait untuk segera memberikan tindakan tegas kepada para siswa yang terlibat, guna memberikan efek jera serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Selain itu, pihak Satgas Pelajar akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kepolisian Kota Bogor untuk menindaklanjuti kasus ini secara hukum dan administratif. Hal ini penting agar pembinaan terhadap pelajar dapat dilakukan lebih terstruktur.
Arif menyampaikan bahwa penanganan siswa pelanggar tidak hanya cukup dengan pembinaan, tetapi juga perlu melibatkan keluarga dan pihak sekolah agar permasalahan tidak berulang.
Kondisi ini sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat dan aparat untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan pelajar di luar jam sekolah. Kegiatan berkumpul tanpa pengawasan sering kali menjadi pemicu tindakan yang membahayakan keselamatan diri dan orang lain.
Pihak Satgas Pelajar menegaskan akan terus melakukan patroli di titik-titik rawan kerumunan pelajar, khususnya di kawasan kota dan lingkungan sekolah yang dianggap rentan.
Arif berharap kerja sama dari masyarakat dan orang tua semakin ditingkatkan. Setiap informasi pergerakan pelajar yang mencurigakan diharapkan segera dilaporkan kepada petugas agar dapat dicegah sejak dini.
Hingga berita ini diturunkan, para siswa yang diamankan masih dalam pemeriksaan pihak Satgas Pelajar dan selanjutnya akan diserahkan ke pihak sekolah serta orang tua untuk proses pembinaan lebih lanjut.
Pihak RSUD Kota Bogor membenarkan bahwa kejadian tersebut berlangsung di depan area rumah sakit, namun tidak sampai mengganggu aktivitas pelayanan kesehatan karena cepatnya penanganan petugas.
Kejadian ini menjadi alarm bagi berbagai pihak, terutama di lingkungan pendidikan, agar lebih memperhatikan pergaulan dan aktivitas para pelajar, baik di sekolah maupun di luar jam belajar.
Kasus pelajar membawa minuman keras dan senjata tajam bukanlah yang pertama kali terjadi di Kota Bogor. Dalam beberapa bulan terakhir, aparat telah beberapa kali mengamankan pelajar yang melakukan tindakan serupa.
Peningkatan patroli serta sosialisasi tentang bahaya konsumsi minuman keras dan kekerasan antar pelajar akan ditingkatkan dalam waktu dekat, seiring dengan meningkatnya laporan masyarakat mengenai kenakalan remaja.
Sebagai langkah lanjutan, Satgas Pelajar akan menggelar forum diskusi dengan sekolah dan tokoh masyarakat untuk membahas solusi konkret atas permasalahan kenakalan pelajar di Kota Bogor.
Pihak berwenang juga mengingatkan agar masyarakat tidak segan melaporkan aktivitas pelajar yang mencurigakan demi terciptanya lingkungan kota yang aman dan nyaman untuk semua pihak.
Dalam jangka pendek, pembinaan intensif akan dilakukan terhadap pelajar yang diamankan, termasuk penyuluhan mengenai bahaya kekerasan dan konsumsi minuman keras.
Masalah yang terjadi di Kota Bogor ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi seluruh sekolah di Indonesia untuk lebih memperketat pengawasan terhadap siswanya. Langkah pencegahan harus diutamakan.
Peran aktif orang tua dalam membimbing anak di luar jam sekolah juga sangat penting. Dukungan lingkungan sekitar akan membantu mencegah anak-anak terjerumus dalam tindakan negatif.
Pihak sekolah diharapkan segera menyusun program edukatif yang bisa menjadi wadah bagi siswa untuk menyalurkan energi mereka ke arah yang positif, sekaligus membangun kesadaran hukum sejak dini.
Masyarakat juga diimbau untuk membina hubungan baik dengan pihak sekolah dan aparat agar tercipta komunikasi yang efektif dalam menangani kenakalan remaja.
Penguatan regulasi mengenai pengawasan pelajar dan sanksi atas pelanggaran perlu didorong secara sistematis agar memberikan efek jera dan menurunkan angka kejadian serupa di masa mendatang. (*)