Jakarta, EKOIN.CO – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus menunjukkan geliat ekspansi globalnya sejak Maret 2025. Perusahaan pelat merah tersebut tercatat menandatangani berbagai kerja sama strategis dan melaksanakan aksi korporasi lintas negara.
Salah satu langkah penting adalah penandatanganan nota kesepahaman bersama Delong Steel Group. Selanjutnya, Krakatau Steel menjalin kesepakatan dengan Xiamen ITG Group Co., Ltd. serta PT Dexin Steel Indonesia dalam acara BRICS Innovation Base Industry Project Matchmaking Meeting di Beijing, Tiongkok.
Tidak hanya di Asia, Krakatau Steel juga merambah ke Eropa. Perusahaan melakukan ekspor baja sebanyak 2.400 ton ke Polandia. Kerja sama lainnya dilakukan dengan Tatarstan Trade House di Rusia sebagai bentuk penetrasi pasar kawasan Eropa Timur.
Ekspansi ini tak berhenti di situ. “Di pertengahan Juli 2025 nanti pun Krakatau Steel melalui PT Krakatau Baja Industri dan PT Tata Metal Lestari kembali melakukan ekspor sebesar 10.000 ton ke Amerika Serikat,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan.
Ia menambahkan bahwa seluruh transformasi dan restrukturisasi yang dilakukan mulai membuahkan hasil. Akbar menyebut meningkatnya harga saham Krakatau Steel mencerminkan kepercayaan publik dan investor yang terus tumbuh.
Lonjakan Saham dan Kepercayaan Pasar
Kepala Riset Praus Capital, Marolop Alfred Nainggolan, dalam keterangannya menilai bahwa lonjakan saham KRAS murni karena respons terhadap aksi korporasi, bukan karena sentimen sektoral. Ia melihat potensi sinergi yang besar dalam kerja sama Krakatau Steel dengan mitra global.
“Pasar sangat responsif terhadap aksi pertumbuhan anorganik, seperti menggandeng Delong Steel dalam investasi strategis di sektor baja,” jelas Marolop. Menurutnya, nilai kerja sama yang besar akan memperkuat posisi Krakatau Steel di pasar global.
Selain itu, keterlibatan PT Danantara Asset Management memberikan harapan baru bagi percepatan penyelesaian restrukturisasi internal Krakatau Steel. Sejak integrasi dengan Danantara, perusahaan BUMN tersebut mengalami banyak perubahan.
“Birokrasi yang lebih cepat diharapkan terjadi setelah Krakatau Steel berada di bawah Danantara,” kata Akbar. Ia menekankan pentingnya leverage investasi yang akan meningkatkan nilai tambah perusahaan ke depan.
Akbar menyampaikan bahwa dukungan Danantara akan digunakan untuk mengembangkan efisiensi dalam rantai pasok dan meningkatkan produksi, terutama pasca reaktivasi pabrik Hot Strip Mill 1.
Baja Nasional untuk Indonesia Kuat
Ia menekankan pentingnya sektor baja dalam pembangunan nasional. Produk baja Krakatau Steel diharapkan dapat terserap dalam proyek strategis pemerintah, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sudah saatnya Krakatau Steel menjadi payung bagi industri baja di Indonesia,” ucap Akbar. Ia juga menyerukan dukungan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada penguatan industri baja nasional.
Menurut Akbar, langkah perlindungan industri melalui kebijakan safeguard dan antidumping sangat penting. Hal ini untuk memastikan industri dalam negeri tetap kompetitif di tengah tekanan global.
Selain itu, target produksi perusahaan pun terus ditingkatkan. “Target ke depan Krakatau Steel dapat mengoptimalkan produksi hingga 3 juta ton per tahun,” ujarnya.
Visi ASEAN dan Potensi Strategis
Akbar menegaskan bahwa peluang pasar bukan hanya di Indonesia, tapi juga di kawasan ASEAN. Ia menyebut banyak sektor yang bisa digarap Krakatau Steel seperti konstruksi, energi, pangan, hingga pertahanan.
“Ada banyak potensi yang dapat kita gali, mulai dari sektor konstruksi, manufaktur, ketahanan energi, ketahanan pangan dan pertahanan keamanan,” kata Akbar.
Menurutnya, kawasan ASEAN memiliki posisi strategis untuk menjadi pemimpin industri baja global. Krakatau Steel berkomitmen untuk mendukung visi One ASEAN First melalui penetrasi pasar regional secara maksimal.
“Dengan semua skema yang dilakukan secara maksimal, kami yakin akan berdampak signifikan bagi kemajuan dan peningkatan kinerja Krakatau Steel ke depan,” tutupnya.
PT Krakatau Steel menunjukkan arah baru dalam strategi bisnisnya dengan menggandeng mitra internasional seperti Delong Steel dan Xiamen ITG Group. Ekspansi ke pasar Eropa dan Amerika menjadi bukti keseriusan perusahaan memperluas pangsa pasar global.
Lonjakan harga saham menjadi indikator positif dari kepercayaan pasar atas transformasi internal perusahaan. Dukungan dari Danantara Asset Management juga membuka jalan percepatan restrukturisasi serta efisiensi birokrasi dan produksi.
Melalui strategi kolaboratif dan perlindungan industri domestik, Krakatau Steel berharap dapat memainkan peran sentral dalam pembangunan nasional dan posisi strategis ASEAN. Visi jangka panjangnya mencakup kontribusi pada ketahanan ekonomi dan pertahanan kawasan.(*)