Osaka EKOIN.CO – Sebuah pesawat penumpang milik maskapai Japan Airlines melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kansai, Osaka, Jepang, pada Jumat, 5 Juli 2025. Insiden tersebut terjadi setelah pesawat mengalami kegagalan tekanan kabin secara tiba-tiba saat mengudara dari Shanghai menuju Tokyo.
Pesawat mengalami penurunan drastis dari ketinggian jelajah dan turun sekitar 26.000 kaki atau setara 7.925 meter hanya dalam waktu 10 menit. Kejadian tersebut memaksa pilot untuk segera mengalihkan penerbangan dan mendarat darurat demi keselamatan seluruh penumpang dan awak kabin.
Menurut laporan yang dikutip dari CNN Indonesia, pesawat tersebut semula dijadwalkan mendarat di Bandara Haneda, Tokyo. Namun, akibat penurunan tekanan kabin yang terjadi mendadak, pilot memutuskan mendarat di bandara terdekat.
Kejadian Tekanan Kabin Mendadak
Masih berdasarkan laporan tersebut, penurunan tekanan kabin yang terjadi secara mendadak membuat seluruh sistem darurat di dalam pesawat diaktifkan. Masker oksigen langsung keluar dari panel atas tempat duduk penumpang.
Pilot segera melakukan prosedur darurat sesuai protokol keselamatan penerbangan, yaitu menurunkan ketinggian pesawat dengan cepat agar tekanan kabin bisa kembali stabil dan aman untuk semua yang berada di dalam pesawat.
Japan Airlines menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki penyebab terjadinya kegagalan sistem tekanan kabin tersebut. Mereka juga memastikan bahwa seluruh awak kabin telah menjalankan prosedur penanganan darurat dengan tepat.
“Keselamatan penumpang adalah prioritas kami. Seluruh penumpang dalam kondisi selamat dan telah dievakuasi dengan aman setelah mendarat di Osaka,” ujar perwakilan Japan Airlines seperti dilansir CNN Indonesia.
Tidak dilaporkan adanya korban jiwa atau luka serius dalam insiden ini. Namun, sejumlah penumpang dilaporkan mengalami kepanikan akibat kejadian mendadak tersebut selama penerbangan.
Tanggapan dan Penyelidikan Maskapai
Japan Airlines juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penumpang atas insiden yang terjadi. Penumpang kemudian dipindahkan ke pesawat pengganti untuk melanjutkan perjalanan menuju Tokyo.
Pihak maskapai menyebut bahwa semua sistem darurat berfungsi sesuai standar keselamatan internasional dan memastikan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi internal mendalam.
Dalam proses penyelidikan awal, pihak berwenang dari Jepang bekerja sama dengan tim teknis Japan Airlines untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan sistem tekanan kabin yang terjadi di tengah penerbangan.
Japan Airlines juga menyatakan bahwa pesawat yang mengalami insiden itu akan diperiksa secara menyeluruh sebelum kembali dioperasikan untuk penerbangan reguler.
Para ahli penerbangan menyebutkan bahwa penurunan tekanan kabin bisa terjadi karena beberapa faktor, termasuk kerusakan mekanis atau kebocoran sistem. Namun, evaluasi teknis mendalam masih dibutuhkan untuk memastikan penyebab pasti.
Penurunan 26.000 kaki dalam waktu singkat tersebut masuk kategori manuver darurat yang dilakukan demi menyesuaikan tekanan udara kabin dengan lingkungan sekitar agar tetap aman.
Japan Airlines belum memberikan keterangan detail mengenai jumlah penumpang yang berada di dalam pesawat saat kejadian terjadi.
Meski insiden ini tergolong serius, tindakan cepat dan profesional dari pilot serta kru berhasil mencegah terjadinya kecelakaan fatal.
Sampai berita ini diturunkan, otoritas penerbangan Jepang belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang potensi sanksi atau evaluasi operasional yang akan dijatuhkan terhadap maskapai.
Bandara Kansai juga mengonfirmasi bahwa proses pendaratan darurat berjalan lancar tanpa gangguan terhadap jadwal penerbangan lainnya.
Pihak Japan Airlines memastikan seluruh penumpang telah mendapatkan layanan lanjutan, termasuk kompensasi dan akomodasi bila diperlukan.
Penerbangan pengganti yang membawa penumpang dari Osaka ke Tokyo telah lepas landas beberapa jam setelah insiden.
Hingga kini, Japan Airlines belum mengumumkan kapan pesawat yang mengalami gangguan akan kembali dioperasikan.
Insiden ini menambah daftar kejadian tekanan kabin dalam penerbangan komersial, meskipun jarang berujung pada kecelakaan serius.
Meskipun seluruh prosedur keamanan telah dijalankan dengan baik, pihak berwenang tetap diminta melakukan audit keselamatan tambahan pada armada Japan Airlines.
Dalam menghadapi kejadian darurat dalam penerbangan, penting bagi penumpang untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi kru kabin. Kepanikan dapat memperburuk situasi dan menghambat evakuasi.
Maskapai penerbangan disarankan terus melakukan pelatihan intensif kepada seluruh kru agar prosedur darurat bisa dijalankan secara tepat dan cepat.
Pemerintah Jepang perlu meningkatkan pengawasan teknis berkala terhadap maskapai, terutama terkait sistem tekanan kabin dan keselamatan dasar penerbangan.
Komunikasi terbuka dan transparansi dari maskapai kepada penumpang sangat diperlukan dalam menangani dampak psikologis pascakejadian darurat.
Terakhir, perlu ada peningkatan edukasi publik tentang protokol keselamatan penerbangan agar penumpang tidak lengah saat situasi kritis terjadi di udara.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v