Moskow, EKOIN.CO – Rusia telah berhasil memodifikasi drone tempur Shahed (juga dikenal sebagai Geran dalam layanan Rusia), menjadikannya lebih canggih dan mematikan di tangan militer Moskow. Informasi ini berdasarkan laporan beberapa badan intelijen dan media internasional.
Produksi masif dimulai sejak akhir 2022, ketika Rusia mendapatkan lisensi dari Iran untuk memproduksi drone ini di pabrik pabrik seperti Yelabuga, Tatarstan, menggunakan komponen impor dan tenaga kerja asing (indomiliter.com).
Lonjakan Produksi dan Perubahan Lisensi
Rusia kini memproduksi ratusan hingga ribuan unit Shahed-Geran per bulan. Menurut data dari aliansi autokrasi Iran‑Tiongkok‑Korea Utara‑Rusia, lebih dari 5.400 drone diluncurkan dalam bulan Juni 2025 saja . Pabrik utama berlokasi di Tatarstan dan Izhevsk (thetimes.co.uk). Lisensi dari Iran dilaporkan dibayar hingga AS$1–2 miliar dalam bentuk emas (indomiliter.com).
Peningkatan Daya Gempur dan Kecepatan
Alih-alih hulu ledak 50 kg, varian Geran-2 kini membawa hulu ledak seberat 90 kg yang mencakup peledakan fragmentasi dan efek termal hingga 3.500 °C Selain itu, drone modifikasi hipersonik kecil ini mampu mencapai kecepatan hingga 250 mph (≈400 km/h), meningkat dari sekitar 100 mph sebelumnya
Sistem Navigasi dan Komunikasi Modern
Update penting lainnya, Rusia menyematkan kartu SIM seluler dan modul Starlink pada drone ini, sehingga tetap terhubung secara real-time via jaringan seluler atau satelit, meningkatkan kemampuan menghindar sasaran peperangan elektronik
Komponen Barat dan China Mendukung Modifikasi
Meski terkena sanksi, lebih dari 90% komponen elektronik drone Shahed berasal dari Barat dan Tiongkok, termasuk mesin Four-cylinder Limbach yang diproduksi di Tiongkok
Penggunaan Tenaga Kerja Asing dan Masalah Kesehatan
Tenaga kerja dari Korea Utara dan Afrika direkrut untuk merakit drone di fasilitas Tatarstan, walaupun banyak yang mengundurkan diri karena ketoksikan bahan
Strategi “Swarm” dan Serangan Psikologis
Rusia memanfaatkan taktik swarm—peluncuran ratusan drone secara bersamaan—untuk membanjiri pertahanan udara Ukraina dan menimbulkan efek teror psikologis melalui suara khas bising di malam hari .
Respon Pertahanan Ukraina
Menurut Kolonel Yurii Ihnat dari Angkatan Udara Ukraina, modifikasi terbaru termasuk penggunaan decoy dan sistem navigasi seluler untuk mengelabui pertahanan udara Unit sukarela terus berjaga, meskipun kelelahan meningkat .
Serangan Balasan Ukraina
Sebagai balasan, Ukraina melancarkan serangan drone jarak jauh ke fasilitas di Sergiev Posad, Rusia, yang memproduksi hulu ledak drone Shahed Ukraina menyebut serangan ini merusak instalasi pabrik dan gardu listrik, meskipun klaim tersebut belum dikonfirmasi Rusia .
Implikasi Teknologi dan Aliansi Militer
Kolaborasi ini menggambarkan aliansi teknologi antara negara-negara otoriter, seperti Iran, Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara . Aliansi tersebut memfasilitasi transfer teknologi senjata murah namun masif.
Dampak Ekonomis dan Strategis
Dengan biaya rendah sekitar US$20.000–50.000 per unit dibanding rudal balistik mahal, produksi massal drone ini menjadi pilihan strategi murah meriah untuk menekan lawan
Adaptasi Pertahanan Global
Ukraina dan sekutu mulai mengadaptasi teknologi jam sinyal dan peperangan elektronik untuk menghambat efektivitas drone swarm.
Potensi Produksi dan Tantangan Global
Kapasitas produksi Rusia diperkirakan akan meningkat menjadi 10.000 unit per bulan pada akhir 2025 Hal ini menandai ancaman sistematis bagi sistem pertahanan yang tidak ditunjang anggaran memadai.
Menurut Yasir Atalan dari CSIS: “They have this blueprint… potential to produce massively” Andrii Kovalenko mengatakan modifikasi hulu ledak merefleksikan strategi serangan masif murah
Teknologi Navigasi Seluler
Modifikasi lain yang tampak dalam satu unit jatuh adalah antena 16 elemen dan payload kayu untuk misi durasi panjang
Analisis Barat dan Tengah
Media Inggris dan Spanyol melaporkan bahwa modifikasi ini memungkinkan kerusakan maksimal dan pengurangan visibilitas di radar .
Peningkatan Varian Lanjutan
Lisensi geran varian seperti Shahed‑238 bermesin jet juga mulai dideteksi, meningkatkan kecepatan dan jangkauan menjadi senjata mutakhir multi-fungsi memicu perlombaan teknologi drone global dan memaksa negara-negara Barat meningkatkan pertahanan udara murah.
Rusia perlu lebih waspada dengan ancaman drone swarm, memperkuat pertahanan elektronik dan radar.
Ukraina dan sekutu hendaknya mempercepat pengiriman amunisi pertahanan udara dan teknologi anti-drone.
Negara-negara Barat idealnya memperluas produksi sistem segmen-kecil yang dapat menjatuhkan drone murah.
Industri pertahanan global diajak bekerja sama untuk mengembangkan jam sinyal dan sensor optik murah.
Pencegahan eskalasi konflik teknologi drone butuh regulasi internasional dan sanksi teknologi impor.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v