Jakarta, EKOIN.CO – International Atomic Energy Agency (IAEA) mendorong Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan teknologi nuklir, khususnya E-Beam, dalam industri pengolahan pangan. Kolaborasi ini difasilitasi melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Langkah ini menjadi bagian dari inisiatif global IAEA bernama Atoms4food, yang bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi nuklir dalam mendukung sistem pangan dan pertanian berkelanjutan di berbagai negara.
“Integrasi teknologi E-Beam ke dalam sistem pangan nasional merupakan contoh penerapan teknologi berpandangan ke depan yang akan dipromosikan oleh Atoms4food,” kata Programme Management Officer IAEA, Petra Nabil Salame, di Yogyakarta, Senin (30/6).
Petra menambahkan, Indonesia telah menjadi mitra aktif dalam berbagai program IAEA, termasuk rencana hibah mesin E-Beam kepada BRIN yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 2026 mendatang.
Kolaborasi ini sekaligus mendukung program lain yang dicanangkan IAEA, seperti NUTEC Plastics untuk pengolahan limbah plastik dan Rays of Hope dalam membantu penderita kanker secara global.
Indonesia Jadi Negara Percontohan Asia Pasifik
Petra menyebutkan bahwa fasilitas E-Beam juga dimanfaatkan untuk iradiasi makanan dan pemrosesan bahan fitosanitari, sehingga dapat menunjang sistem keamanan dan distribusi pangan nasional.
“Fasilitas E-Beam termasuk ke dalam program NUTEC Plastics, bertujuan memproses dan meradiasi limbah plastik menjadi bahan baku industri,” ujar Petra dalam sesi pemaparan.
Dalam hal ini, Indonesia menjadi negara percontohan di wilayah Asia Pasifik yang menerapkan teknologi E-Beam untuk mendaur ulang polimer demi keberlanjutan lingkungan.
IAEA telah menyerahkan bantuan teknis berupa Mesin Elektron Beam (EBM) 2,5 MeV guna memperkuat infrastruktur riset di BRIN dan mendukung aplikasi daur ulang plastik serta sistem ketahanan pangan.
Petra menegaskan, teknologi nuklir dan metode inovatif lainnya menjadi solusi alternatif atas ancaman ketidakamanan pangan dan kelaparan global yang kian nyata.
Dorongan untuk Kolaborasi Nasional dan Global
“IAEA mengakui BRIN dalam mempromosikan inovasi kolaboratif di berbagai sektor dan visi strategisnya untuk memperkuat daya saing nasional dan internasional industri pangan melalui aplikasi teknologi nuklir,” ujarnya.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN, Syaiful Bakhri, menyatakan bahwa dukungan dari IAEA membuka jalan percepatan dalam memperkuat ketahanan pangan dan jejaring industri pangan nasional.
Ia menekankan pentingnya pelatihan dan asistensi yang diberikan oleh IAEA guna menciptakan ekosistem industri berbasis teknologi mutakhir yang kompetitif secara internasional.
Menurutnya, sejumlah negara telah memanfaatkan teknologi E-Beam dan Indonesia perlu menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jejaring inovasi industri pangan.
“Melalui kerja sama teknis seperti INS5046, IAEA mendukung Indonesia dalam menerapkan teknologi iradiasi guna meningkatkan keamanan pangan, mengurangi kerugian pascapanen,” jelas Syaiful.
Penutup dan Arah Strategis Kolaborasi
Program Atoms4food menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam menjawab tantangan ketahanan pangan global dan memperkuat keberlanjutan industri lokal dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan.
Dukungan infrastruktur dari IAEA juga memperkuat kapasitas penelitian BRIN, sehingga dapat mendorong penerapan teknologi nuklir secara aman, terkontrol, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Upaya bersama ini memperlihatkan posisi strategis Indonesia dalam peta riset teknologi nuklir regional dan membuka jalur kolaboratif yang lebih luas, baik di sektor pangan, kesehatan, maupun lingkungan.(*)