NABIRE, PAPUA TENGAH — EKOIN.CO- Gubernur Papua Tengah, Meki Napiwa, dan Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry Penarik, menyampaikan harapan besar terhadap program Sekolah Rakyat.
Aspirasi tersebut diutarakan kepada Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, dalam pertemuan di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, pada Rabu, 2 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Papua Tengah menyampaikan usulan pendirian Sekolah Rakyat di dua lokasi yang dinilai strategis dan aman.
“Kami memohon pada Kemensos kalau bisa ada peluang di Nabire ada 1 Sekolah Rakyat,” ujar Meki Napiwa di hadapan Wamen Agus Jabo.
Ia menambahkan, dari delapan kabupaten di Papua Tengah, enam di antaranya merupakan daerah konflik yang menyebabkan banyak anak-anak tidak dapat bersekolah.
Harapan Sekolah untuk Pengungsi Anak-anak
Meki Napiwa mengatakan bahwa saat ini banyak anak-anak mengungsi ke Nabire dan Mimika karena konflik.
“Di Nabire ada lahan seluas 10 hektare. Kalau ada kebijakan bisa dapat tahun ini, anak-anak pengungsi dapat sekolah,” tuturnya.
Ia berharap Kemensos dapat mempertimbangkan pengajuan tersebut agar anak-anak pengungsi memiliki akses terhadap pendidikan.
Selain Nabire, satu titik lagi diusulkan di Kabupaten Mimika.
“Mimika juga saya minta agar ada Sekolah Rakyat,” tambahnya.
Lokasi Aman dan Proposal Siap
Kedua wilayah tersebut dianggap sebagai daerah yang relatif aman, sehingga dianggap cocok sebagai lokasi pembangunan sekolah.
Usulan ini juga didukung penuh oleh Pemprov Papua Tengah dengan menyiapkan dokumen pendukung.
“Proposal kami ini untuk data pendukung. Kami sudah siapkan masalah tanah,” kata Bupati Nabire Mesak Magai.
Ia menjelaskan bahwa warga dari wilayah konflik kini terkonsentrasi di Nabire dan Mimika.
Karena itu, kebutuhan mendesak akan fasilitas pendidikan sangat dirasakan.
Dukungan dari Pemerintah Daerah
“Kami sekarang membutuhkan semua kebutuhan sekolah dan kebutuhan masyarakat yang mengungsi,” lanjut Mesak.
Di tempat yang sama, Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry Penarik, menyatakan dukungan serupa.
Ia menyampaikan bahwa Sibolga menyambut baik keberadaan Sekolah Rakyat di kotanya.
“Sibolga senang ada Sekolah Rakyat karena banyak anak putus sekolah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, sebanyak 12 hektare lahan bersertifikat telah disiapkan untuk mendukung program tersebut.
Menjawab Masalah Anak Putus Sekolah
Menurut Akhmad Syukri, banyak anak di Sibolga putus sekolah karena membantu orangtuanya berdagang ikan.
Situasi ini membuat Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi keluarga-keluarga kurang mampu.
“Kami siap dengan dokumen yang ada untuk mendukung pembangunan Sekolah Rakyat,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah pusat dapat menjadikan Sibolga sebagai prioritas pembangunan Sekolah Rakyat tahun ini.
Permintaan ini turut diperkuat oleh kehadiran Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas Maruba Lumbantobing, dalam pertemuan tersebut.
Tanggapan Wakil Menteri Sosial
Menanggapi usulan para kepala daerah, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo memberikan penjelasan mengenai konsep Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat bertujuan untuk memutus transmisi kemiskinan antargenerasi,” katanya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai kementerian dan lembaga negara.
Sekolah Rakyat juga didesain sebagai lembaga pendidikan berasrama yang gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin.
“Anak-anak di Sekolah Rakyat diharapkan memiliki ilmu, pengetahuan yang cukup, karakter kebangsaan dan jadi pemimpin di masa depan,” tambahnya.
Pendidikan dan Pemberdayaan Terpadu
Wamensos menyatakan bahwa sekolah ini tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga keterampilan vokasional.
Anak-anak akan diberikan pendidikan keterampilan sesuai potensi lokal di daerahnya masing-masing.
Melalui pendekatan ini, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi keluarga-keluarga rentan.
“Lewat sekolah ini, anak-anak disekolahkan, orangtuanya diberdayakan, dan rumahnya diperbaiki,” jelas Agus Jabo.
Konsep tersebut sekaligus menjawab tantangan struktural kemiskinan di berbagai daerah.
Visi Indonesia Emas 2045
Program ini disebut sejalan dengan visi pembangunan jangka panjang nasional.
“Presiden ingin anak-anak kita menjadi anak-anak yang menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Agus Jabo.
Ia menegaskan, kualitas pendidikan menjadi pondasi utama dalam menyongsong masa depan bangsa.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, yang turut menyatakan dukungannya.(Gambar diambil dari Tribunnews)
Dukungan kolektif dari berbagai kepala daerah menjadi sinyal kuat bagi pemerintah pusat.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v