Den haag, EKOIN.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan penghargaan atas peran signifikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Pujian itu disampaikan Erdogan saat bertemu langsung dengan Trump dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang berlangsung di Den Haag pada Senin, 24 Juni 2025.
Direktorat Komunikasi Republik Turki melaporkan bahwa Erdogan memandang upaya diplomasi Amerika Serikat, khususnya di bawah kepemimpinan Trump, sebagai elemen penting dalam meredakan ketegangan yang sempat meningkat antara Iran dan Israel.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua kepala negara turut membahas sejumlah isu global, seperti krisis Gaza, konflik di Ukraina, dan potensi kerja sama ekonomi dan pertahanan antara Ankara dan Washington.
Erdogan menyebut perjanjian gencatan senjata yang baru saja terwujud sebagai langkah awal menuju stabilitas kawasan Timur Tengah. Ia juga menggarisbawahi perlunya upaya lanjutan agar perdamaian tersebut tidak hanya bersifat sementara.
Menurut keterangan resmi, Erdogan menyambut baik keberhasilan mediasi yang dilakukan AS, seraya menyampaikan harapannya bahwa langkah itu bisa menjadi contoh penyelesaian damai di konflik-konflik lainnya.
Trump dan Erdogan juga sepakat untuk terus memperkuat hubungan bilateral, termasuk dalam sektor energi, industri pertahanan, dan perdagangan, dengan target nilai kerja sama mencapai 100 miliar dolar AS.
Selain itu, keduanya juga menyuarakan dukungan terhadap penguatan peran NATO sebagai aliansi strategis yang relevan dalam menghadapi tantangan geopolitik global saat ini.
Kedatangan Trump dan Erdogan dalam forum KTT NATO dimanfaatkan untuk menjajaki peluang kolaborasi baru, termasuk kerja sama teknis antar kementerian dan sektor swasta.
Pertemuan tersebut juga menjadi panggung bagi Erdogan untuk menekankan posisi Turki sebagai mitra strategis dalam mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Dalam pembicaraan mereka, Erdogan menyoroti pentingnya diplomasi aktif serta sinergi antara negara-negara besar untuk meredam potensi konflik bersenjata.
Ia mengajak semua pihak yang terlibat di Timur Tengah untuk terlibat dalam dialog terbuka dan membangun sistem keamanan kolektif yang berkelanjutan.
Direktorat Komunikasi Turki menyebut bahwa Erdogan juga menyinggung perlunya solusi menyeluruh terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen Turki dalam memperjuangkan perdamaian yang inklusif dan berbasis keadilan di kawasan yang masih bergejolak.
Gencatan senjata yang disepakati baru-baru ini dipandang sebagai hasil diplomasi multilateral yang melibatkan sejumlah aktor kunci, termasuk Amerika Serikat.
Langkah ini diyakini dapat meredakan konflik yang sempat mencapai titik kritis, setelah hampir dua pekan serangan timbal balik antara Iran dan Israel terjadi.
Erdogan dalam pernyataannya menyebut bahwa Trump telah mengambil langkah penting yang berkontribusi pada terciptanya kesepakatan damai.
Seperti disampaikan oleh CNBC Indonesia, pernyataan pujian itu dinyatakan langsung oleh Erdogan dalam sesi pertemuan tertutup bersama Trump.
Menurut laporan Media Indonesia, Erdogan menyampaikan bahwa Turki siap memberikan dukungan terhadap proses lanjutan yang akan menindaklanjuti kesepakatan gencatan senjata.
Ia juga membuka peluang bagi negaranya untuk menjadi tuan rumah dalam forum lanjutan guna membahas perdamaian yang lebih permanen.
Salah satu hal yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut adalah perlunya peningkatan kerja sama ekonomi, termasuk dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
Erdogan mengemukakan bahwa peningkatan kerja sama dengan AS akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Turki di tingkat internasional.
Trump menyambut baik pernyataan tersebut dan menilai bahwa kerja sama ekonomi dengan Turki dapat menciptakan dampak positif bagi kedua belah pihak.
Kedua pemimpin menyatakan akan membentuk tim teknis lintas sektor guna merumuskan langkah-langkah konkret dalam rangka memperkuat kemitraan strategis.
Selain itu, pembahasan turut menyentuh konflik di Ukraina, di mana Erdogan mengusulkan pentingnya dialog diplomatik agar krisis tersebut tidak meluas.
KTT NATO kali ini menjadi forum strategis bagi negara-negara anggota dalam merumuskan arah kebijakan keamanan dan kerja sama pertahanan ke depan.
Dalam kerangka itu, pertemuan Erdogan dan Trump turut memberikan warna tersendiri, khususnya dalam konteks penanganan konflik di kawasan Timur Tengah.
Gencatan senjata antara Iran dan Israel yang diumumkan menjelang KTT NATO menjadi sorotan global, karena dianggap sebagai langkah besar menuju stabilitas regional.
Pernyataan Erdogan terhadap Trump menjadi catatan penting dalam peta diplomasi global, yang memperlihatkan adanya kesamaan tujuan di antara pemimpin besar dunia.
Trump, dalam sesi terpisah, menegaskan komitmen pemerintahannya untuk terus mendukung proses perdamaian di Timur Tengah dan menjaga hubungan strategis dengan Turki.
Selama pertemuan berlangsung, kedua pihak juga menegaskan bahwa kerja sama pertahanan dalam bingkai NATO akan ditingkatkan, termasuk dalam hal alih teknologi dan pelatihan militer.
Direktorat Komunikasi Turki memastikan bahwa pembicaraan Erdogan dengan Trump dilakukan dalam suasana hangat dan produktif.
Beberapa pejabat senior kedua negara juga turut hadir dalam pertemuan tersebut dan memberikan masukan dalam bidang kerja sama sektor prioritas.
Salah satu hal yang mendapat perhatian khusus adalah peluang investasi langsung AS ke sektor infrastruktur Turki.
Pembicaraan juga membuka kemungkinan kerja sama dalam bidang keamanan siber dan perlindungan infrastruktur digital yang kini menjadi prioritas bersama.
Erdogan menyatakan bahwa dunia kini membutuhkan pendekatan diplomasi baru yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan situasi global.
Ia menilai bahwa langkah awal berupa gencatan senjata dapat menjadi dasar yang kuat untuk membangun arsitektur perdamaian yang berkelanjutan.
Trump dan Erdogan dijadwalkan melanjutkan dialog dalam forum bilateral lanjutan yang akan difokuskan pada bidang pertahanan dan energi.
Kedua negara juga akan membentuk platform konsultasi rutin guna membahas isu-isu strategis yang berdampak lintas kawasan.
Forum NATO di Den Haag akan berakhir pada 25 Juni 2025, dengan beberapa dokumen kebijakan yang akan diumumkan sebagai hasil diskusi bersama.
Erdogan kembali menegaskan bahwa Turki siap menjadi fasilitator dialog damai bagi negara-negara yang terlibat konflik.
Sebagai bagian dari strategi diplomatik global, Turki akan terus menjalin komunikasi intensif dengan para sekutunya, termasuk Amerika Serikat.
Turki berharap bahwa hasil pertemuan ini akan membuka ruang yang lebih besar bagi rekonsiliasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan konflik.
Kehadiran Erdogan dan Trump dalam forum internasional ini diharapkan mampu mendorong upaya kolektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global.
Langkah keduanya dinilai sebagai cerminan bahwa kepemimpinan aktif dan kolaboratif masih menjadi kunci dalam menjaga perdamaian dunia.
Perluasan kerja sama bilateral antara Turki dan AS menunjukkan potensi besar dalam menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.
Momentum gencatan senjata sebaiknya dimanfaatkan sebagai dasar pembentukan dialog jangka panjang yang lebih produktif dan inklusif.
Keterlibatan aktif pemimpin global seperti Erdogan dan Trump menjadi contoh konkret pentingnya diplomasi terbuka dalam meredam konflik.
Perlu adanya tindak lanjut sistematis dari kesepakatan gencatan senjata agar tidak kembali pecah akibat provokasi atau kesalahpahaman.
Pendekatan kolaboratif antar negara melalui platform seperti NATO juga dapat dimaksimalkan untuk menyelesaikan persoalan global secara kolektif.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v