Bosan, EKOIN.CO – Tujuh jet tempur pembom B‑2 Spirit milik Amerika Serikat, milik 509th Bomb Wing dari Pangkalan Udara Whiteman, Missouri, dilaporkan menyerang tiga situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan dengan total 14 bom GBU‑57 Massive Ordnance Penetrator pada Sabtu, 21 Juni 2025 dalam operasi yang disebut Midnight Hammer . Operasi ini melibatkan lebih dari 125 pesawat dan rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal selam AS .
- Kelebihan B‑2 Spirit
Pesawat stealth ini memiliki kemampuan low-observable melawan radar dan sistem inframerah, memungkinkan penetrasi yang sulit dideteksi Dilengkapi ekor terbang “flying wing”, bahan peredam radar, dan mesin yang tersembunyi untuk mengurangi jejak panas .
Dengan jangkauan lebih dari 6.000 mil laut tanpa pengisian ulang, B‑2 mampu terbang selama 36–40 jam nonstop, seperti pada misi terkini yang tercatat sebagai misi kedua terpanjang sejak 2001
**Fasilitas di Dalam Pesawat
B-2 dilengkapi microwave, mini‐kulkas, dan area istirahat untuk dua kru selama misi panjang sekitar 36 jam
**Persenjataan dan Bom MOP
B‑2 mampu membawa 40.000 pon muatan internal berupa senjata konvensional dan nuklir . MOP (Massive Ordnance Penetrator), bom 30.000 pon pertama kali dipakai dalam operasi ini—12 di Fordow, dua di Natanz
**Kekurangan dan Tantangan
Pesawat ini sangat kompleks dan mahal. Satu unit memakan biaya produksi sekitar US$2–2,13 miliar, dan biaya operasi bisa mencapai US$135.000 per jam penerbangan
Kelemahan teknis pernah menabrak satu unit pada 2008 di Guam akibat kesalahan sensor karena kelembapan—mengakibatkan kerusakan US$1,4 miliar
Selain itu, meski low-observable, pesawat masih rentan terhadap radar dan IRST mutakhir bila dalam zona pertahanan udara padat
Karena pengisian internal, risiko muatan terbatas sehingga membutuhkan dukungan pesawat lain jika diperlukan.
Saat ini hanya Amerika Serikat yang mengoperasikan B‑2 Spirit, total 19–20 unit. Tidak ada negara lain selain AS yang memiliki jet stealth bomber sekelas B‑2.
Operasi ini menunjukkan keunggulan teknologi AS dalam penetrasi pertahanan dalam dan misi jarak jauh. Efektivitas misi sangat bergantung pada kemampuan stealth dan dukungan intelijen matang.
Namun kompleksitas teknis dan biaya tinggi menuntut pemeliharaan cermat serta mampu menimbulkan risiko jika terjadi kerusakan teknis.
Irak yang rentan arah menghadapi sistem pertahanan canggih mungkin masih bisa mendeteksi B‑2, mengurangi keunggulannya.
Serangan ini bisa memicu eskalasi dan balasan dari Iran; US perlu strategi politik dan diplomasi pendukung untuk mengurangi risiko.
Ke depan, penting menjaga kesiapan crew, teknologi terbaru, dan dukungan intelijen untuk operasi lanjutan tanpa menimbulkan konflik tak terkendali (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”