Teheran,EKOIN.CO-Berdasarkan laporan hari ini, konflik Israel–Iran kini memasuki minggu kedua, ditandai oleh gebrakan militer baru dari kedua pihak, tanpa adanya jeda sementara.
Tanggal & lokasi: pada 21–22 Juni 2025, serangkaian serangan udara dilancarkan dari Israel, AS, dan Iran, memperluas jangkauan konflik hingga pusat nuklir seperti Natanz, Fordow, dan Esfahan .
INTENSIFIKASI SERANGAN UDARA
Israel, dengan dukungan AS, kembali menarget fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan menggunakan bom bunker-buster dan stealth bomber B‑2
Iran tidak tinggal diam; lebih dari 450 rudal dan 1.000 drone diluncurkan ke wilayah Israel, sebagian besar berhasil dicegat sistem pertahanan udara .
Sistem SEAD (suppression of enemy air defenses) yang diandalkan Israel, dilengkapi F‑35, F‑16, dan F‑15, sukses melumpuhkan lebih dari 70 baterai pertahanan Iran
KORBAN DAN KERUSAKAN
Menurut Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 657 orang tewas di Iran, termasuk 263 warga sipil; sementara di Israel korban tewas mencapai puluhan jiwa
Sumber internal Iran menyebut enam ambulans dan tiga rumah sakit rusak akibat serangan Israel, dengan dua tenaga medis dan seorang anak tewas
Di Beersheba, Soroka Medical Center menerima dampak langsung ketika rudal Sejjil menimbulkan kebocoran kimia dan 50 orang terluka
PEMBUNUHAN KOMANDAN IRGC
Israel mengklaim telah membunuh beberapa komandan senior IRGC, termasuk Saeed Izadi (Quds Force), Behnam Shahriyari (Weapons Transfer Unit), dan Amin Pour Joudaki (UAV Brigade)
Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel, menyatakan Izadi sebagai arsitek program penghancuran Israel dan bertanggung jawab dalam pendanaan Hamas .
REAKSI DIPLOMATIK
Upaya diplomasi di Jenewa dan Istanbul tidak membuahkan hasil; Iran menolak tawaran perundingan selama serangan masih berlangsung .
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, memperingatkan bahwa campur tangan AS “akan sangat, sangat berbahaya bagi semua pihak”
Eropa mengutuk serangan dan menyerukan penghentian sementara serangan sebagai prasyarat untuk dialog
PERAN AMERIKA SERIKAT
Presiden Trump memastikan AS telah melakukan serangan di tiga situs nuklir utama Iran dan tengah menimbang intervensi militer lebih lanjut dalam dua minggu mendatang
Pembom siluman B‑2 dikerahkan dari Guam sebagai sinyal kehadiran AS, dengan kemampuan membawa bom bunker berat
KONSEKUENSI REGIONAL
Negara-negara seperti Arab Saudi, Turki, dan Mesir mengecam eskalasi militer dan menekankan pentingnya jalur diplomasi .
PBB dan IAEA memperingatkan bahaya serangan nuklir, terutama menyangkut fasilitas seperti Bushehr .
GAMBARAN UMUM SITUASI
- Serangan Israel sering menyasar infrastruktur militer dan nuklir Iran, termasuk penyimpanan rudal dan pusat centrifuge di Isfahan dan sekitar Tehran
- Iran mengerahkan rudal multi-warhead yang sulit diintercept dan menarget aset penting, seperti Soroka Hospital di Israel, menimbulkan kecaman luas
PROKLAMASI & TUNTUTAN
PM Netanyahu menyatakan perang akan dilanjutkan “selama diperlukan” hingga ancaman nuklir Iran benar-benar dihentikan .
Teheran tetap membela haknya atas program nuklir damai, namun menegaskan tidak akan berhenti berupaya meningkatkan kapasitasnya .
EVAKUASI WARGA ASING & INTERNET DI IRAN
AS, Jerman, Italia, Australia, dan lain-lain mengkoordinasi evakuasi warga dari Israel dan Iran, sementara akses internet di Iran mulai pulih setelah pemadaman massal
EKONOMI & HUMANITAS
Perang ini memicu gangguan serius bagi ekonomi kawasan dan meningkatkan kekhawatiran kemanusiaan, terutama di Gaza yang tetap menjadi medan konflik tambahan .
SISTEM PERTAHANAN UDARA
Israel mengandalkan dominasi udara melalui kombinasi SEAD, penyerangan stealth, dan intelijen elektronik; model serangan ini dipuji sebagai strategi modern yang efektif .
PENEMPATAN KOMANDAN & PROKSIES
Kematian komandan elite IRGC berdampak signifikan pada jaringan milisi pro-Iran (Hezbollah, Hamas, Houthi), berpotensi merubah keseimbangan kekuatan di kawasan
Israel dan Iran harus segera menyetujui gencatan senjata sementara untuk mencegah eskalasi nuklir dan teritorial lebih luas.
Negara-negara mediator, terutama Eropa dan Turki, perlu memperkuat mekanisme diplomatik darurat tanpa prasyarat destruktif.
PBB dan IAEA harus meningkatkan pengawasan terhadap fasilitas nuklir untuk mencegah kecelakaan dan penyebaran kontaminasi.
AS dan negara besar lainnya hendaknya menahan diri dari intervensi militer langsung demi menghindari perang regional yang tidak terkendali.
Evakuasi warga sipil, bantuan kemanusiaan, dan akses medis harus difokuskan segera ke lokasi terdampak, terutama rumah sakit di Gaza dan Iran.
Perang Israel–Iran kini telah memasuk minggu kedua tanpa tanda-tanda meredanya konflik.
Serangan dari kedua sisi menimbulkan korban besar, terutama pada infrastruktur sipil dan nuklir.
Intervensi AS semakin menambah kompleksitas, sementara diplomasi masih belum berhasil dirintis.
Stabilitas regional makin terancam jika eskalasi terus berlangsung.
Diperlukan langkah koordinatif global dan diplomasi intensif untuk menghentikan horor perang ini.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v