Jakarta, EKOIN.CO – Workshop Fasilitasi Pemuda Pelopor di Tingkat Desa Inklusif Tahun 2025 resmi ditutup di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta, pada Kamis (19/6). Acara ini menjadi momentum penting bagi pemuda desa dalam memperkuat peran strategis mereka membangun wilayah masing-masing.
Penutupan workshop ini dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi pemerintah, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Kedua lembaga ini menekankan pentingnya kolaborasi dan pemberdayaan pemuda di tingkat akar rumput.
“Jadi para pemuda pelopor ini adalah utusan dari desa dan akan kembali ke desa dengan inovasi-inovasi yang telah mereka peroleh dan dikembangkan,” ujar Asdep Bidang Bina Kepemudaan Pusat dan Daerah Kemenpora, Andi Susanto, usai menghadiri penutupan kegiatan tersebut.
Ia menambahkan bahwa keberadaan pemuda pelopor akan menciptakan jejaring nasional yang berdampak pada pemerataan pembangunan antar desa. “Dengan begitu akan menumbuhkan jejaring baru level nasional sehingga pemerataan dari satu desa dan desa yang lain bisa tercapai,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenpora menekankan pentingnya peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) sebagai indikator utama keberhasilan program-program kepemudaan di berbagai daerah.
Dorong Akar Rumput, Bangun Sinergi Daerah
“Sasaran utama dari Kemenpora pastinya adalah naiknya Indeks Pembangunan Pemuda sesuai dengan arah pembangunan kepemudaan yang selama ini telah dilaksanakan sebagai acuan bagi Kemenpora, Dispora untuk melaksanakan tugas dan fungsinya,” jelas Andi.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi strategis antara Kemenpora dan Kemendes PDTT dalam membentuk ekosistem yang mendukung gerakan pemuda desa. Kolaborasi lintas sektor ini dinilai mampu memperkuat sinergi antarlembaga di berbagai tingkatan.
“Kolaborasi ini sangat strategis, sehingga koordinasi lintas sektor bidang kepemudaan bisa dimulai dari akar rumput, bukan hanya dari OPD-nya, tapi dari perangkat desanya, pemudanya,” tegasnya.
Menurutnya, hal ini akan memudahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam mensinergikan pelayanan kepemudaan secara lebih efektif dan tepat sasaran. Peran aktif pemuda dinilai menjadi faktor kunci untuk memaksimalkan potensi desa.
“Juga sesuai arahan Mas Menteri Pemuda dan Olahraga bahwa setidaknya 35 juta pemuda Indonesia ada di desa dan ini merupakan potensi yang besar untuk kita melaksanakan arahan Presiden terkait Nawa Cita ke-6 yakni membangun dari desa,” lanjut Andi.
Pemuda sebagai Penggerak Masa Depan Desa
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal, Agustomi Masik, menekankan bahwa kegiatan ini menjadi pemantik semangat para pemuda untuk terus berkontribusi bagi pembangunan desa.
“Alhamdulillah kegiatan kita beberapa hari terakhir ini adalah sebagai ‘kentongan’ atau gong untuk kita menyemangatkan kembali tentang pentingnya peran pemuda bukan hanya untuk membangun saat ini tetapi lebih dari itu kita harap pemuda kita menjadi pemimpin-pemimpin handal bangsa kita di masa depan,” ungkapnya.
Menurut Agustomi, keterlibatan pemuda dalam pembangunan desa tidak hanya berdampak pada masa kini, tetapi juga untuk mencetak generasi pemimpin yang tangguh di masa mendatang. Ia berharap program seperti ini bisa direplikasi di daerah-daerah lain.
“Kegiatan yang terjalin baik antara Kemenpora dan Kemendes PDT menunjukkan kolaborasi yang solid, kita harap ini menjadi contoh bagi teman-teman di pemda, provinsi dan kabupaten/kota,” tambahnya.
Ia juga mengajak seluruh dinas terkait di daerah untuk menjadikan kolaborasi Kemenpora dan Kemendes sebagai model kerja sama yang dapat mempercepat pemberdayaan pemuda di tingkat lokal.
Workshop Fasilitasi Pemuda Pelopor Desa Inklusif 2025 menjadi titik penting dalam pembangunan kapasitas generasi muda desa. Inisiatif ini tidak hanya memupuk keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan semangat kolaboratif lintas sektor. Komitmen pemerintah melalui Kemenpora dan Kemendes PDTT dinilai dapat menjadi fondasi kuat dalam mendorong kemajuan desa berbasis inovasi pemuda.
Peran strategis pemuda desa menjadi sorotan utama dalam kebijakan pembangunan, khususnya dalam mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda dan penerapan prinsip Nawa Cita. Langkah ini dipandang tidak hanya sebagai investasi sosial, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang dalam memperkuat kapasitas desa secara menyeluruh.
Dengan semangat gotong royong dan kerja lintas sektor, hasil workshop ini diharapkan terus berlanjut dalam bentuk program nyata di daerah. Para pemuda pelopor diharapkan dapat menjadi katalis perubahan di desanya masing-masing, membawa gagasan baru dan menjadi pemimpin masa depan bangsa.(*)