Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru dilantik, Erick Thohir, secara resmi menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Menpora periode sebelumnya, Dito Ariotedjo. Momen bersejarah ini terjadi pada acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Auditorium Kemenpora, Jakarta, Kamis (18/9). Dalam sambutan perdananya, Visi Menpora Erick Thohir langsung menyoroti urgensi persatuan sebagai modal utama bangsa.
Menpora Erick Thohir secara tegas menekankan bahwa kekuatan Indonesia terletak pada kemampuan bangsanya untuk bersatu, terutama dalam menghadapi tantangan di sektor kepemudaan dan keolahragaan. Penekanan pada persatuan ini menjadi fondasi utama bagi semua program yang akan dijalankan di Kemenpora.
Baca juga : Presiden Prabowo Resmi Lantik Menpora Erick Thohir di Istana
“Indonesia adalah bangsa besar, bangsa yang punya kekuatan kalau bersatu,” ujar Menpora Erick, mengawali pidatonya dengan pesan yang kuat. Filosofi persatuan ini diharapkan dapat meresap ke dalam seluruh lapisan stakeholder olahraga dan pemuda di Tanah Air, menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Menurut Visi Menpora Erick Thohir, setiap pergantian menteri seharusnya tidak selalu berimplikasi pada perubahan total peta jalan (roadmap) yang sudah ada. Ia menyarankan perlunya kesinambungan program demi efektivitas pembangunan sektor ini. Ia menilai, visi, misi, dan blueprint yang sudah dibangun oleh para pendahulunya perlu dikonsolidasi agar menjadi kekuatan bersama yang lebih kokoh.
Menpora Erick Thohir menyampaikan komitmennya untuk tidak memulai semuanya dari nol. Ia akan melanjutkan dan menyempurnakan apa yang telah dirintis oleh Menpora sebelumnya. “Kita rapihkan, kita review, kita jalankan sama-sama. Tidak ada perbedaan di antara kita,” tegasnya, menjanjikan proses transisi yang mulus dan tanpa friksi.
Penekanan terhadap kesinambungan ini diyakini akan menjaga momentum positif yang telah dibangun, sekaligus mencegah pemborosan waktu dan sumber daya. Langkah ini menunjukkan pendekatan yang pragmatis dan berorientasi pada hasil nyata, bukan sekadar simbolis kepemimpinan baru. Konsolidasi program ini akan menjadi salah satu fokus utama dalam 100 hari kerja pertamanya.

Olahraga dan Pemuda sebagai Aset Strategis
Berbicara tentang olahraga, Visi Menpora Erick Thohir menempatkannya sebagai alat pemersatu bangsa yang tak ternilai harganya, sekaligus sebagai cerminan martabat Indonesia di mata dunia. Prestasi atlet di kancah internasional secara langsung menaikkan marwah dan kedigdayaan bangsa. Oleh karena itu, ia mendorong agar setiap pertandingan yang diikuti atlet harus dilakukan dengan dedikasi penuh.
Menpora Erick Thohir mengingatkan bahwa tujuan utama keikutsertaan dalam kompetisi internasional bukan sekadar berpartisipasi, melainkan memberikan upaya maksimal demi Merah Putih. “Kalah menang itu biasa, tetapi apakah kita sudah memberikan 110 persen untuk bangsa kita, itu yang terpenting,” ucapnya. Filosofi ini menekankan pentingnya perjuangan dan pengorbanan di atas hasil akhir, membentuk mentalitas atlet yang pantang menyerah.
Di sisi kepemudaan, Visi Menpora Erick Thohir melihat Indonesia memiliki potensi demografis yang luar biasa besar. Dengan sekitar 131 juta orang berusia di bawah 40 tahun, pemuda merupakan basis terbesar bagi pembangunan bangsa di masa depan. Potensi ini adalah modal yang harus dimaksimalkan dengan strategi yang terencana.
Potensi demografis yang masif ini, menurutnya, harus diarahkan agar lahir generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki mentalitas juara. Generasi muda perlu didorong untuk berani bermimpi besar, berprestasi, dan yang paling utama, mencintai tanah air. Pembangunan pemuda yang seimbang antara hard skill dan karakter kebangsaan menjadi krusial.
Pembangunan pemuda dan olahraga di Kemenpora tidak bisa berjalan sendiri. Visi Menpora Erick Thohir menyebut adanya arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto agar Kemenpora bersinergi secara erat dengan kementerian lain. Sinergi ini diperlukan untuk mengatasi kendala anggaran dan mencapai efektivitas program yang lebih tinggi.
Salah satu bentuk sinergi yang disoroti adalah kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Kementerian Sosial. Keterbatasan anggaran di Kemenpora akan diatasi melalui efisiensi dan efektivitas belanja lintas kementerian. Hal ini berarti program pengembangan pemuda dapat diintegrasikan dengan program pendidikan dan pemberdayaan sosial, menciptakan dampak yang lebih luas dan terukur.
Kepemimpinan Egaliter dan Ajak Kompak Semua Pihak
Dalam penutupan sambutannya, Menpora Erick Thohir kembali menunjukkan gaya kepemimpinannya yang egaliter namun berorientasi pada hasil. Ia menyampaikan bahwa kehadirannya di Kemenpora bukan untuk memimpin semata, melainkan untuk mengayomi seluruh jajaran, menunjukkan komitmennya sebagai seorang team player.
Dengan segala kerendahan hati, Menpora Erick menegaskan dirinya hadir untuk bekerja sama dengan semua pihak. Ia mengajak seluruh elemen, termasuk tokoh pemuda, pimpinan organisasi kepemudaan, dan insan olahraga, untuk duduk bersama dan menyusun satu roadmap yang jelas serta berkesinambungan. Kesinambungan program dan roadmap yang disepakati bersama akan mengurangi potensi konflik dan perbedaan visi di masa depan.
“Sukses kita di sini bukan sukses pribadi, tetapi sukses tim dan bangsa Indonesia,” tutup Menpora Erick. Penekanan pada kesuksesan tim dan bangsa ini menjadi moto yang akan memandu Kemenpora di bawah kepemimpinannya. Kesuksesan individu tidak akan berarti tanpa keberhasilan kolektif.
Tugas selanjutnya bagi Menpora Erick Thohir adalah mewujudkan sinergi lintas kementerian yang telah diamanatkan Presiden. Optimalisasi anggaran melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, misalnya, dapat menghasilkan program beasiswa atau fasilitas pelatihan gabungan bagi atlet dan pemuda. Sementara sinergi dengan Kementerian Sosial dapat memperluas jangkauan program kepemudaan kepada kelompok rentan.
Pelaksanaan Visi Menpora Erick Thohir akan sangat bergantung pada implementasi di tingkat teknis dan administrasi. Review dan perapihan roadmap yang diwariskan dari Menpora sebelumnya harus dilakukan dengan cepat dan transparan, melibatkan masukan dari seluruh stakeholder untuk menciptakan rasa kepemilikan bersama.
Dengan pengalaman manajerial yang luas, Menpora Erick Thohir diharapkan mampu memberikan terobosan dalam tata kelola Kemenpora. Roadmap yang solid, dukungan finansial yang efisien dari sinergi kementerian, dan semangat persatuan yang tinggi diharapkan mampu membawa Indonesia pada puncak prestasi olahraga dan pembangunan pemuda yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
Visi Menpora Erick Thohir yang mengedepankan persatuan, kesinambungan roadmap, dan sinergi lintas kementerian merupakan landasan yang sangat tepat untuk membangun Kemenpora yang efektif dan efisien. Langkah awalnya harus difokuskan pada review mendalam terhadap program Dito Ariotedjo, mengidentifikasi program unggulan yang dapat segera ditingkatkan. Di sektor kepemudaan, sinergi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi harus segera diformalkan untuk memaksimalkan potensi 131 juta pemuda melalui program pengembangan kapabilitas yang terstruktur.
Penting bagi Erick Thohir untuk segera membentuk tim kerja yang solid, menanamkan budaya teamwork yang profesional, seperti yang ia tekankan dalam sambutannya. Ia harus secara konsisten memastikan bahwa semangat mengayomi dan egaliter yang ia bawa dapat diterjemahkan menjadi kebijakan yang inklusif dan transparan. Targetnya bukan sekadar memenangkan medali, tetapi membangun fondasi olahraga dan kepemudaan yang kuat, sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang berdaya saing global dan memiliki martabat tinggi.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v