Jakarta, Ekoin.co – Massa aksi mahasiswa dari berbagai universitas menggelar demonstrasi di depan gedung DPR RI, Jakarta, pada Jumat (5/9/2025). Aksi ini bertepatan dengan tenggat waktu penyelesaian 17 tuntutan jangka pendek yang sebelumnya diserahkan kepada DPR. Para mahasiswa yang hadir terlihat mengenakan setelan biru dongker dan membawa sejumlah atribut aksi.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Massa mahasiswa tiba di lokasi sekitar pukul 13.48 WIB dengan berjalan dari arah Semanggi menuju depan gedung DPR RI. Mereka membawa bendera Universitas Padjadjaran, bendera Merah Putih, serta berbagai poster yang memuat pesan sindiran terkait lambannya penyelesaian 17+8 tuntutan rakyat.
Poster yang dibawa massa antara lain bertuliskan “17+8 Tuntutan Rakyat” dan “Laprak gue aja kelar sebelum deadline”. Ada juga poster lain yang berbunyi “Bandung Bondowoso aja bisa bikin 999 candi semalam, masa bapa ibu DPR gak bisa selesain 17 PR nya malam ini”.
Selain itu, terdapat juga sindiran pada poster bertuliskan “Cepet selesain dong tugasnya, malu ege udah ada #freeindonesia di negara lain”. Sementara itu, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto tetap dibuka, kendaraan dari arah Semanggi menuju Slipi masih bisa melintas meski massa aksi memenuhi depan gedung DPR.
Tenggat Waktu 17+8 Tuntutan
Sehari sebelumnya, pada Kamis (4/9/2025), sejumlah aktivis dan influencer menyerahkan langsung 17+8 tuntutan rakyat kepada DPR. Kolektif yang menamakan diri “17+8 Indonesia Berbenah” hadir ke gedung DPR RI untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang sebelumnya ramai digaungkan melalui media sosial.
Adapun penyerahan dilakukan oleh beberapa tokoh publik, di antaranya Abigail Limuria, Andovi da Lopez, Jerome Polin, Andhyta F Utami (Afu), Fathia Izzati, dan Jovial da Lopez. Mereka datang untuk memastikan bahwa suara masyarakat benar-benar sampai kepada wakil rakyat.
Dalam proses penyerahan, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade dan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka hadir untuk menerima dokumen berisi 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang tersebut. Andre Rosiade bahkan turut menandatangani surat serah terima resmi.
Andre mengatakan, “Kami menerima dokumen ini sebagai bentuk komitmen untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Tentu kami akan membahasnya bersama pimpinan DPR lainnya.”
Rieke Diah Pitaloka menambahkan bahwa aspirasi tersebut menjadi catatan penting yang tidak boleh diabaikan. “Kami akan membawa ini ke dalam forum resmi dan memastikan ada tindak lanjut konkret,” ujarnya.
Aksi Mahasiswa di Depan Gedung DPR
Massa aksi mahasiswa yang hadir pada Jumat siang menjadi pengingat bahwa tenggat waktu 17 tuntutan telah jatuh pada hari itu. Kehadiran mereka bertujuan mendesak DPR agar tidak menunda penyelesaian komitmen yang telah disepakati.
Menurut pantauan di lapangan, massa membawa spanduk besar bertuliskan “Indonesia Berbenah”. Mereka juga kompak menyuarakan yel-yel yang berisi tuntutan kepada DPR agar segera menyelesaikan poin-poin kesepakatan tersebut.
Di sisi lain, aparat kepolisian terlihat berjaga di sekitar lokasi aksi untuk mengantisipasi potensi gangguan. Namun hingga sore, situasi berjalan kondusif tanpa adanya gesekan antara massa dan aparat keamanan.
Massa juga sempat melakukan orasi secara bergantian. Salah satu mahasiswa menyampaikan, “Kami datang hari ini untuk mengingatkan DPR bahwa tenggat sudah tiba. Jangan biarkan rakyat menunggu lebih lama lagi.”
Massa aksi menilai bahwa penyelesaian 17 tuntutan tersebut merupakan hal mendesak, terutama karena banyak poin menyangkut kesejahteraan masyarakat luas.
Sejumlah aktivis yang hadir sebelumnya juga menekankan bahwa 17+8 tuntutan bukan sekadar dokumen formalitas, melainkan representasi suara rakyat yang harus ditindaklanjuti secara nyata.
Beberapa mahasiswa juga menuliskan pesan bernada sindiran di poster sebagai bentuk ekspresi kreatif. Hal ini membuat aksi terlihat lebih dinamis, meski pesan yang disampaikan tetap serius dan mendesak.
Seiring berjalannya aksi, lalu lintas di Jalan Gatot Subroto sempat melambat karena pengendara melirik kerumunan massa. Namun pihak kepolisian mengatur jalur dengan baik sehingga arus kendaraan tetap bisa berjalan normal.
Pada sore hari pukul 16:16 WIB, aksi berlangsung damai dengan mahasiswa tetap menyuarakan tuntutannya. Mereka berencana membubarkan diri dengan damai tidak ada pengrusakan di DPR.
Sebagai catatan, tuntutan rakyat ini sebelumnya digaungkan secara masif di berbagai platform media sosial. Banyak pengguna internet menandai hari Jumat (5/9/2025) sebagai momentum evaluasi atas komitmen DPR terhadap suara rakyat.