Tel Aviv, EKOIN.CO – Industri pertahanan Israel menunjukkan pertumbuhan pesat di tengah konflik bersenjata yang melibatkan Palestina dan Iran sejak 7 Oktober 2023. Di balik ketegangan tersebut, sektor teknologi pertahanan negeri itu justru menarik gelombang investasi besar-besaran, termasuk dari dalam negeri dan mancanegara.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut laporan Reuters pada Rabu (9/7/2025), setidaknya sepertiga dari startup teknologi pertahanan yang tercatat di organisasi Startup Nation Central didirikan setelah pecahnya perang tahun lalu. Perusahaan-perusahaan tersebut mengembangkan berbagai teknologi militer dan sistem pertahanan yang kini banyak diminati negara-negara lain, terutama Eropa.
Meningkatnya permintaan akan sistem pertahanan dari Israel mendorong pertumbuhan pesat ekosistem startup dalam negeri. Banyak perusahaan rintisan kini fokus mengembangkan alat-alat militer modern yang dinilai mampu bersaing di pasar global.
Salah satu pemain utama di sektor ini adalah Protego Ventures, yang dipimpin oleh Lital Leshem, seorang prajurit cadangan militer Israel. Leshem mendirikan perusahaan modal ventura ini untuk mendanai startup-startup teknologi pertahanan yang potensial.
Leshem mengungkapkan bahwa pihaknya telah menganalisis sekitar 160 perusahaan pertahanan dan berhasil menghimpun dana investasi senilai US$100 juta. Dana tersebut direncanakan akan dikucurkan ke empat perusahaan rintisan hingga akhir 2025.
Modal dalam negeri dan investor asing mengalir
Protego Ventures bukan satu-satunya entitas yang melihat peluang di tengah konflik. Modal ventura dalam negeri terus bermunculan, menunjukkan optimisme terhadap keberhasilan bisnis pertahanan. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya fokus pada pasar domestik, tetapi juga mengincar peluang ekspor.
Sebelumnya, sektor pertahanan sempat dihindari oleh investor Amerika Serikat karena dinilai terlalu berisiko dan dihadang berbagai regulasi. Namun kini, persepsi itu mulai berubah. Investasi dari AS dan Eropa mulai mengalir, mengindikasikan adanya perubahan sikap terhadap industri ini.
Leshem mengatakan bahwa tantangan besar masih membayangi para pengusaha pertahanan Israel, khususnya dalam hal ekspansi ke pasar global. Setiap negara memiliki regulasi ketat terkait penjualan peralatan militer, yang harus dipatuhi oleh produsen.
Namun, dia optimistis sektor pertahanan Israel dapat berkembang seperti halnya industri siber, yang sebelumnya juga tumbuh di tengah tantangan serupa. Keberhasilan teknologi siber Israel memberikan gambaran bahwa bidang pertahanan juga bisa mencapai pasar internasional.
Perubahan strategi pasar para startup
Menurut Leshem, sebelum ini banyak startup Israel menganggap Amerika Serikat sebagai “cawan suci” dalam hal ekspansi bisnis. Namun seiring waktu, pandangan ini mulai bergeser seiring dengan kompleksitas pasar AS yang tinggi.
Eropa kini menjadi target pasar yang menjanjikan bagi para pengusaha pertahanan Israel. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta negara-negara Eropa tidak lagi bergantung pada pertahanan Amerika dinilai menciptakan peluang bagi perusahaan Israel untuk masuk.
Dengan meningkatnya kebutuhan Eropa akan sistem pertahanan alternatif, banyak negara mencari mitra baru, dan Israel dinilai mampu menyediakan solusi teknologi yang kompetitif.
Peralatan militer Israel juga telah terbukti di medan tempur, termasuk dalam konflik dengan Hamas dan dalam pengiriman ke Ukraina untuk menggantikan sistem pertahanan lawas milik negara-negara Eropa. Hal ini memperkuat posisi Israel sebagai pemain utama di sektor pertahanan global.
Dalam negeri, dukungan terhadap sektor ini juga meningkat. Pemerintah dan lembaga keamanan secara aktif mendorong pengembangan teknologi pertahanan lokal, memberikan ruang bagi inovasi dan pertumbuhan perusahaan rintisan.
Startup yang berbasis teknologi militer di Israel kini tidak hanya berfokus pada senjata atau alat tempur, tetapi juga pada sistem pendukung seperti deteksi dini, kendali jarak jauh, kecerdasan buatan dalam medan perang, dan logistik militer otomatis.
Banyak investor kini menganggap bahwa sektor ini memiliki masa depan cerah, terutama jika konflik terus menciptakan permintaan tinggi terhadap teknologi militer inovatif.
perang yang berkepanjangan justru mendorong pertumbuhan sektor teknologi pertahanan di Israel. Hal ini menciptakan efek ekonomi yang signifikan, sekaligus menempatkan negara itu dalam posisi strategis di pasar pertahanan global.
Di sisi lain, industri ini tetap harus berhati-hati dalam ekspansi global agar tidak terjebak dalam konflik geopolitik dan regulasi yang ketat. Namun potensi ekonominya tetap terbuka lebar.
Sektor pertahanan juga berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Israel di luar industri teknologi sipil dan digital. Dukungan modal ventura memperkuat ekosistem inovasi di sektor ini.
Jika tren investasi terus berlanjut, Israel dapat menjadi poros utama penyedia teknologi pertahanan dunia, bersaing dengan negara-negara besar lainnya.
Pemerintah dan sektor swasta perlu terus menjalin sinergi agar pertumbuhan ini dapat dipertahankan tanpa mengorbankan stabilitas geopolitik atau etika internasional dalam ekspor senjata.(*)