Wamena, EKOIN.CO – Pada 29 Juli 2025, pesawat Sriwijaya Air mendarat perdana di Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, menandai babak baru konektivitas udara bagi wilayah pegunungan malaysia Indonesia. Rute rute Makassar–Wamena resmi dibuka dengan penerbangan komersial Boeing sekitar pukul 10.50 WIT.
Dengan kehadiran Wakil Menteri Dalam Negeri Dr. Ribka Haluk yang turut dalam penerbangan perdana tersebut, peristiwa ini mendapat pengakuan resmi dari pemerintah pusat dan daerah. Gubernur Papua Pegunungan Dr. (HC) John Tabo, S.E., M.B.A., menyambutnya sebagai pencapaian bersejarah.
Turut hadir pula Wakil Gubernur Ones Pahabol, unsur Forkopimda, TNI, Polri serta jajaran Pemkab Jayawijaya, menjadikan acara ini penuh makna simbolik bagi warga lokal dan pemerintah.
Pendaratan tersebut disambut dengan water salute dari mobil pemadam kebakaran dan penyambutan adat, melibatkan tarian serta pengalungan bunga oleh masyarakat Lembah Baliem sebagai bentuk penghormatan.
Para tokoh dan tamu penting, termasuk Bupati dan Wakil Bupati delapan kabupaten Papua Pegunungan, hadir dalam upacara adaptif budaya tersebut.
Momentum Sejarah Pembukaan Konektivitas
Sriwijaya Air menjalankan penerbangan Makassar–Wamena secara komersial murni tanpa subsidi daerah, dan jadwal telah disusun dengan jadwal balik Wamena–Timika–Makassar. Persiapan rute ini dipantau langsung oleh Pemprov Papua Pegunungan dan Pemkab Jayawijaya
Menurut Elai Giban, Asisten II Setda Papua Pegunungan, selama hampir tiga dekade masyarakat pegunungan kesulitan bepergian tanpa harus melalui Jayapura. Adanya rute baru dianggap mampu menekan biaya dan memperpendek waktu perjalanan
Gubernur John Tabo menegaskan bahwa pendaratan ini menandai akhir era isolasi. “Dulu hanya pesawat kecil yang landing, kini Boeing besar bisa mendarat di sini. Ini sejarah bagi Papua Pegunungan,” ujarnya penuh haru di Wamena pukul 10.50 WIT
Sementara itu, Dr. Ribka Haluk menekankan urgensi transportasi udara sebagai infrastruktur utama wilayah pegunungan yang belum memiliki jalan darat memadai. Ia juga memuji maskapai lokal seperti Trigana Air dan Wings Air sebagai pelopor sebelum kehadiran Sriwijaya Air. “Kita ingin semua wilayah, termasuk terpencil, punya akses udara yang layak,” kata Ribka Haluk
Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena, turut menyampaikan bahwa rute baru ini adalah komitmen maskapai untuk memperluas jangkauan layanan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua Pegunungan.
Operasional penerbangan ini juga diorbitkan sebagai simbol integrasi nasional, mempertemukan wilayah terluar dengan pusat ekonomi dan pendidikan di Indonesia.
Sriwijaya Air menyuguhkan layanan makanan dan snack selama penerbangan serta bagasi kabin 7 кг dan bagasi terdaftar 15 кг, sama seperti maskapai nasional lainnya
Penerbangan ini sesuai jadwal rute: Wamena–Jakarta via Timika dan Makassar tiap Selasa, Kamis, Sabtu; Wamena–Yogyakarta via Makassar tiap Senin, Rabu, Jumat; serta Surabaya via Makassar pada hari tertentu
Konektivitas baru ini diyakini membawa dampak ekonomi positif, antara lain mempermudah distribusi logistik dan membuka peluang pariwisata termasuk Festival Budaya Lembah Baliem.
Pemda berharap dampak jangka panjangnya mencakup pengurangan inflasi lokal melalui distribusi barang yang lebih murah dan cepat.
Gubernur John juga menyatakan bahwa jalur udara ini bisa mendorong pertumbuhan PAD melalui kunjungan wisatawan dan investasi daerah.
Pembukaan rute eksternal ini merupakan sinergi antara Sriwijaya Air, TNI AU (Kopasgat), otoritas bandara, dan masyarakat setempat untuk menjaga keamanan dan kelancaran operasional bandara
Upacara adat, water salute, dan sambutan tokoh menjadi cerminan penghormatan terhadap tradisi lokal sekaligus tanda kesiapan menyongsong era baru transportasi.
Secara keseluruhan, pendaratan ini diproklamirkan sebagai tanda konkret kehadiran negara dan maskapai yang menghadirkan konektivitas layak untuk masyarakat Papua Pegunungan.
Masyarakat Papua Pegunungan kini memiliki akses langsung ke pusat aktivitas nasional tanpa melalui Jayapura, sebuah kemajuan nyata.
Pemerintah daerah bisa mengembangkan program pelatihan SDM lokal agar warga mendapat manfaat kerja dari sektor penerbangan dan pariwisata.
Sriwijaya Air perlu menjaga harga tiket agar tetap terjangkau, sehingga keberlanjutan layanan penerbangan dapat dirasakan luas.
Sinergi antara otoritas bandara, maskapai, TNI AU, dan masyarakat harus diperkuat demi keamanan dan kenyamanan operasional.
Lebih lanjut, promosi wisata budaya lokal harus ditempuh untuk memaksimalkan dampak sosial ekonomi dari konektivitas baru ini. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v