JAKARTA, EKOIN.CO – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini disebut sedang memikul beban berat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, APBN tidak bisa terus menjadi satu-satunya tumpuan pemerintah dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, sosial, hingga dampak krisis global. Ikuti update berita terkini di WA Channel EKOIN.
Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jumat (22/8/2025), Sri Mulyani menyampaikan bahwa harapan publik terhadap APBN semakin tinggi. Instrumen fiskal ini kerap menjadi ujung tombak dalam pemerataan pembangunan, penyaluran subsidi, hingga penopang stabilitas di tengah ketidakpastian global.
APBN sebagai Penopang Ekonomi
Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN selama ini berperan bukan hanya sebagai alat fiskal, melainkan juga penyeimbang sosial dan ekonomi. Dana negara digunakan untuk distribusi, pemerataan, serta alokasi ke wilayah yang masih tertinggal. Di sisi lain, APBN juga berfungsi sebagai penyelamat saat Indonesia menghadapi gejolak global.
“Harapan masyarakat terhadap APBN itu begitu sangat beragam,” ucapnya dalam forum rapat kerja tersebut.
Namun, lanjutnya, keterbatasan anggaran membuat pemerintah harus berhati-hati. Beban APBN kini semakin berat, terlebih menghadapi risiko perlambatan ekonomi dunia dan kebutuhan domestik yang kian meningkat.
Gotong Royong Danantara dan Swasta
Untuk menjaga keberlanjutan, Sri Mulyani menekankan pentingnya gotong royong dari berbagai pihak. Ia meminta dukungan BPI Danantara dan sektor swasta agar APBN tidak menanggung seluruh beban fiskal sendirian.
“Kami akan bekerja sama dengan Danantara dan swasta terutama agar beban tidak seluruhnya ada di APBN,” kata Sri Mulyani.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas ruang fiskal pemerintah. Dengan dukungan sektor swasta dan lembaga investasi nasional seperti Danantara, beban belanja publik bisa berbagi, sementara pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kerja sama lintas sektor penting untuk memastikan mesin pertumbuhan Indonesia tidak hanya bergantung pada APBN. Dengan kolaborasi, investasi di sektor produktif akan lebih kuat dan merata ke seluruh daerah.
Selain itu, Sri Mulyani menilai keterlibatan swasta akan membuka lapangan kerja baru, memperkuat daya saing, dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian. Dampaknya diharapkan langsung dirasakan masyarakat.
Dalam forum tersebut, anggota DPR juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan APBN. Mereka menekankan agar dana publik digunakan seefektif mungkin, sehingga tidak menambah tekanan terhadap fiskal negara.
Sri Mulyani menegaskan, prinsip kehati-hatian tetap dijaga. Pemerintah tidak ingin mengambil langkah yang berisiko pada keberlanjutan fiskal jangka panjang. Oleh karena itu, peran Danantara dan swasta dinilai vital dalam memperkuat daya tahan APBN.
Ia menambahkan, pemerintah akan terus mengoptimalkan pendapatan negara dari pajak maupun nonpajak, serta mendorong belanja yang lebih produktif. Namun, tanpa gotong royong, beban APBN akan semakin sulit dipikul sendirian.
Upaya ini selaras dengan visi pemerintah dalam membangun ekonomi berkelanjutan. APBN tetap menjadi instrumen utama, tetapi peran pihak nonpemerintah harus lebih aktif dalam menopang pembangunan nasional.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap APBN dapat terjaga kesehatannya, masyarakat memperoleh manfaat nyata, dan perekonomian Indonesia tumbuh lebih inklusif.
APBN saat ini tengah menghadapi tekanan besar dari berbagai sisi. Kondisi global yang tidak menentu dan tuntutan domestik yang tinggi membuatnya kian terbebani.
Sri Mulyani menekankan bahwa keberlanjutan APBN tidak bisa ditopang hanya oleh pemerintah. Keterlibatan Danantara dan swasta diperlukan untuk menjaga stabilitas fiskal.
Gotong royong menjadi kunci agar pembangunan berjalan seimbang tanpa menambah beban berlebih pada APBN.
Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, APBN dapat tetap menjadi instrumen utama sekaligus aman bagi masa depan bangsa. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v