Jakarta, EKOIN.CO – Ribuan pemuda dari berbagai latar belakang berkumpul di tepian Danau Sunter, Jakarta Utara, Minggu pagi, 21 Juli 2025. Mereka turut serta dalam GAUL’S 2025 – Gerakan Aksi untuk Lingkungan dan Solusi Sampah, yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH.
Acara ini diadakan bertepatan dengan Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Sejak pagi, peserta sudah memenuhi area kegiatan dengan antusiasme tinggi. Mereka berasal dari sekolah Adiwiyata, Pramuka Saka Kalpataru, Karang Taruna, petugas kebersihan, serta warga umum.
Kegiatan dimulai dengan senam bersama yang menyatukan semangat peserta. Disusul pembagian tong sampah pilah, alat biopori, serta edukasi pengelolaan sampah oleh fasilitator lingkungan. Kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi antar komunitas peduli lingkungan.
Inspektur Utama KLH/BPLH, Winarto, hadir mewakili Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH untuk memberikan sambutan. Ia menyampaikan pesan penting tentang peran generasi muda dalam menjaga kelestarian bumi.
“Kalian bukan sekadar penerus, tapi pemimpin dalam perubahan,” ujar Winarto di hadapan peserta.
Kegiatan Edukatif dan Simbolis
Dalam momen simbolis, enam orang perwakilan muda dari berbagai kecamatan menerima selempang Saka Kalpataru. Atribut itu menjadi simbol penggerak perubahan lingkungan di wilayah masing-masing.
Kegiatan GAUL’S juga mengangkat kembali nilai budaya lokal, seperti gotong royong dan prinsip “bersih itu sehat”. Nilai-nilai ini dianggap sejalan dengan semangat Pramuka dan relevan dalam pengelolaan lingkungan masa kini.
Peserta diajak memahami bahwa memilah sampah bukan hanya kebiasaan teknis, melainkan wujud tanggung jawab sosial. Banyak peserta mengaku baru menyadari pentingnya kontribusi kecil terhadap persoalan besar seperti pengelolaan sampah.
Acara ini juga mendorong terciptanya perubahan gaya hidup di kota besar. Menurut para fasilitator, gerakan komunitas memiliki daya pengaruh besar dalam menciptakan budaya baru yang lebih peduli lingkungan.
“Saya tidak menyangka, memilah sampah bisa membuat saya merasa punya andil dalam mengubah arah bangsa,” ujar seorang peserta dari Pramuka Saka Kalpataru Jakarta Utara.
Inspirasi dari Komunitas Lingkungan
Sebagai penutup kegiatan, peserta diajak mengunjungi Proklim Lestari RW 01 di Sunter Jaya. Kawasan tersebut dikenal berhasil menerapkan berbagai praktik ramah lingkungan secara berkelanjutan.
Di sana, warga aktif dalam pengolahan kompos, bank sampah, serta inovasi pengolahan limbah menjadi bahan bangunan. Kunjungan ini memberikan inspirasi nyata tentang potensi perubahan dari komunitas lokal.
Peserta menyatakan kekagumannya atas konsistensi warga dalam menjaga kebersihan dan mendaur ulang limbah rumah tangga. Inisiatif tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi gerakan bersama yang berdampak luas.
GAUL’S 2025 tidak hanya menyemarakkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor, tapi juga membangkitkan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda. Banyak peserta berharap kegiatan serupa dapat digelar rutin di wilayah lain.
“Saya percaya, perubahan besar tidak selalu dimulai dari kebijakan besar. Kadang, ia tumbuh dari langkah kecil, dilakukan oleh orang biasa, dengan hati yang luar biasa,” kata seorang peserta di akhir kegiatan.
Kegiatan GAUL’S 2025 di Danau Sunter membuktikan bahwa kesadaran lingkungan dapat tumbuh dari gerakan akar rumput. Antusiasme peserta mencerminkan potensi besar generasi muda dalam membentuk perubahan jangka panjang yang nyata.
Melalui edukasi, simbolisme, dan inspirasi dari komunitas, acara ini membuka ruang bagi lahirnya agen perubahan lingkungan yang konsisten. Kolaborasi antarsektor menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini dan bisa menjadi model bagi daerah lain.
GAUL’S bukanlah akhir, melainkan awal dari gerakan nasional yang mengedepankan nilai lokal dan tindakan kolektif. Jika semangat ini terus digerakkan, Indonesia akan memiliki masa depan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.(*)