Jakarta, EKOIN.CO – Perdagangan pasar saham kembali dibuka hari ini dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terpantau melemah. Meskipun demikian, sejumlah saham dari Grup Astra justru mencatatkan kenaikan signifikan.
Hingga perdagangan sesi I hari ini Selasa (19/8/2025), IHSG melemah 0,09% di level 7.891,04, setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.017,07. Namun, penurunan IHSG ini terbatas berkat kenaikan saham-saham Grup Astra.
Kenaikan saham-saham Grup Astra ini terjadi setelah PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan tengah menjalani tinjauan strategis. Rencana ini, seperti diungkapkan dalam earning call di riset Indo Premier Sekuritas, kemungkinan akan diumumkan pada semester I 2026.
Tinjauan ini mencakup perencanaan jangka panjang untuk portofolio bisnis, alokasi modal, laba, pertumbuhan, dan total return bagi pemegang saham. Dalam perencanaan ini, beberapa sektor potensial untuk ekspansi, termasuk sektor infrastruktur seperti jalan tol, terutama di luar Pulau Jawa. ASII juga menyatakan bahwa tinjauan ini bisa saja berujung pada kemungkinan divestasi beberapa aset yang sudah tidak sejalan dengan target jangka panjang perusahaan.
Sebelumnya, ASII telah melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi salah satu perusahaan terbuka di Tanah Air. Melalui anak usaha terkonsolidasi, PT Saka Industrial Arjaya, ASII telah menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisisi 83,67% saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP). Perjanjian ini ditandatangani pada Senin (21/7/2025).
Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (22/7/2025), Saka Industrial Arjaya berencana membeli saham MMLP dari pengendali PT Suwarna Arta Mandiri (49,23%) dan pemegang saham lain Bridge Leed Ltd (17,51%). Penyelesaian transaksi ini masih menunggu pemenuhan seluruh persyaratan pendahuluan dalam perjanjian bersyarat.
Meskipun kinerja keuangan MMLP mengalami penurunan hingga kuartal I 2025—dengan pendapatan turun dari Rp87,11 miliar menjadi Rp86,24 miliar dan laba turun dari Rp29,66 miliar menjadi Rp20,66 miliar—terdapat beberapa faktor yang menjadikan perusahaan ini menarik untuk diakuisisi oleh ASII.
Faktor pertama, likuiditas MMLP yang melimpah. Kas dan setara kas per kuartal I 2025 mencapai Rp230,18 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari posisi akhir tahun sebelumnya. Utang jangka pendek juga turun dari Rp119,9 miliar menjadi Rp115,19 miliar. Posisi keuangan ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi utangnya kapan saja, karena kas yang tersedia mencapai sekitar setengah dari total utang.
Faktor kedua, MMLP memiliki arus kas yang sangat baik. Arus kas dari operasionalnya tetap positif, tercatat Rp37,36 miliar hingga akhir Maret. Nilai ini jauh lebih besar dari total beban operasionalnya yang mencapai Rp26,72 miliar.
Terakhir, dan yang paling penting, adalah sinergi kuat antara bisnis ASII dan MMLP. Pada dasarnya, akuisisi bisnis pergudangan ini membuka peluang sinergi yang besar bagi Grup Astra. Dengan portofolio bisnis yang luas, mulai dari otomotif, agribisnis, logistik, hingga e-commerce, Astra membutuhkan infrastruktur rantai pasok dan distribusi yang andal. Masuknya MMLP ke dalam ekosistem Astra akan mengoptimalkan logistik dan mengefisiensikan biaya distribusi, terutama dalam mendukung operasional anak-anak usaha Astra. Selain itu, sinergi ini juga membuka peluang ekspansi bisnis logistik terpadu milik Astra ke sektor-sektor baru dengan memanfaatkan jaringan gudang MMLP yang tersebar secara strategis.