MOSKOW, EKOIN.CO – Rusia mengeluarkan peringatan keras terhadap rencana Israel untuk memperluas operasi militernya dan menguasai seluruh wilayah Gaza. Peringatan ini disampaikan pada Sabtu, 9 Agustus 2025, menanggapi pengumuman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai upaya pengambilalihan penuh Jalur Gaza.
Langkah Israel ini menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Rusia, yang menilai rencana tersebut dapat memperburuk situasi di wilayah kantong Palestina itu. Pihak Rusia menyoroti bahwa konsekuensi dari tindakan ini tidak hanya akan berdampak pada Palestina tetapi juga mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
(Baca Juga : Israel Serang Gaza)
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bahwa rencana Israel berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan. “Pelaksanaan keputusan dan rencana semacam itu, yang memicu kecaman dan penolakan, berisiko memperparah situasi yang sudah sangat dramatis di wilayah Palestina itu,” ujarnya.
Keputusan Netanyahu untuk menguasai seluruh Gaza diumumkan pada Kamis, 7 Agustus 2025, dengan tujuan membentuk perimeter keamanan sebelum menyerahkan wilayah itu kepada “pemerintahan sipil” yang baru. Namun, rencana tersebut menuai penolakan keras di tingkat internasional.
Pada hari berikutnya, kabinet keamanan Israel menyetujui usulan untuk menumpas Hamas dan merebut kendali penuh atas Kota Gaza. Keputusan ini menjadi langkah konkret dari niat Israel untuk memperluas operasi militernya dan mengendalikan wilayah yang selama ini menjadi pusat konflik.
(Baca Juga : Rusia Kecam Agresi Gaza)
Rusia menilai bahwa rencana pengambilalihan ini akan merusak upaya-upaya diplomatik internasional untuk meredakan ketegangan di kawasan. “Langkah tersebut sangat merusak upaya internasional untuk meredakan konflik dan menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi stabilitas kawasan,” kata Zakharova.
Konflik di Gaza telah menimbulkan korban jiwa yang sangat besar. Sejak Oktober 2023, lebih dari 61.000 warga Palestina tewas dalam perang yang terus berlangsung. Situasi kemanusiaan di wilayah itu semakin memburuk dengan krisis pangan dan kehancuran infrastruktur yang meluas.
Kondisi tersebut menimbulkan kecaman global terhadap Israel, terutama terkait operasi militer yang dianggap sebagai perang genosida. Berbagai organisasi kemanusiaan mengingatkan dunia akan bahaya yang terus mengancam warga sipil di Gaza akibat konflik yang belum mereda.
(Baca Juga : Krisis Kemanusiaan Gaza)
Israel menghadapi gelombang kemarahan internasional, tidak hanya dari negara-negara Arab tetapi juga dari sekutu-sekutu tradisionalnya. Kritikan ini menuntut penghentian operasi militer yang memperburuk penderitaan rakyat Palestina dan mendorong solusi damai.
Rusia menegaskan bahwa jika Israel tetap menjalankan rencananya menguasai Gaza, maka risiko konflik yang lebih luas dan kerusakan kemanusiaan akan semakin sulit dikendalikan. Peringatan keras ini juga menjadi suara dari kekhawatiran dunia terkait stabilitas di Timur Tengah.
Selain dampak langsung di Gaza, ketegangan yang semakin meningkat bisa berdampak negatif bagi perdamaian regional yang selama ini diupayakan oleh banyak negara dan organisasi internasional. Rusia mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mengedepankan dialog.
Israel, melalui Netanyahu, berpendapat bahwa operasi militer di Gaza merupakan langkah untuk menjamin keamanan negara dan menumpas Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh pemerintahnya. Namun, pendekatan ini dinilai semakin memperkeruh keadaan.
(Baca Juga : Netanyahu Tegaskan Operasi Gaza)
Pihak internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, terus mendesak agar kedua belah pihak segera menghentikan kekerasan dan membuka jalan bagi solusi damai yang berkelanjutan. Namun, situasi di lapangan menunjukkan eskalasi yang sulit dibendung.
Krisis kemanusiaan di Gaza kini menjadi salah satu isu paling mendesak di dunia, dengan ribuan warga sipil yang mengungsi dan kebutuhan mendesak akan bantuan pangan dan medis. Organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa jika konflik berlanjut, bencana kemanusiaan akan semakin memburuk.
Rusia berharap agar komunitas internasional dapat berperan aktif dalam mendorong Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan. Diplomasi dianggap satu-satunya jalan keluar dari konflik panjang yang terus merenggut nyawa dan menghancurkan masa depan generasi muda Palestina.
Sementara itu, tekanan dunia terhadap Israel terus meningkat, dengan sejumlah negara yang mulai mempertimbangkan sanksi atau langkah-langkah diplomatik untuk menghentikan operasi militer di Gaza. Namun, kebijakan Israel yang keras masih menjadi penghalang besar bagi perdamaian.
Dalam konteks ini, peran negara-negara besar dan organisasi internasional menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan memastikan bahwa hak asasi manusia serta kemanusiaan tetap dijunjung tinggi. Konflik di Gaza menjadi ujian bagi komitmen dunia terhadap perdamaian dan keadilan.
(Baca Juga : Konflik Timur Tengah)
Rusia menegaskan kembali sikapnya bahwa solusi politik dan dialog adalah kunci utama mengakhiri konflik ini, bukan dominasi militer yang hanya membawa penderitaan lebih luas. Peringatan mereka menjadi sinyal bagi Israel untuk mempertimbangkan kembali strategi yang sedang dijalankan.
Seluruh dunia kini menantikan bagaimana respons Israel atas peringatan dan kecaman internasional ini. Masa depan Gaza, dan stabilitas kawasan Timur Tengah secara umum, sangat bergantung pada langkah-langkah yang akan diambil dalam beberapa waktu ke depan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v