Jakarta, EKOIN.CO – Rupiah berhasil mengakhiri perdagangan hari ini, Rabu (6/8/2025), dengan performa positif. Mata uang Garuda tersebut menunjukkan penguatan signifikan, menembus level Rp16.361 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen global dan domestik yang memengaruhi pergerakan pasar.
Berdasarkan data dari Bloomberg, mata uang rupiah ditutup menguat 28 poin atau setara dengan 0,17% ke level Rp16.361 per dolar AS. Pada saat yang bersamaan, mata uang Negeri Paman Sam justru melemah tipis 0,04% ke level 98,74. Pergerakan ini mengindikasikan adanya pergeseran sentimen di pasar keuangan global.
Pergerakan serupa juga terlihat di kawasan Asia Pasifik, di mana mata uang regional menunjukkan performa yang bervariasi. Misalnya, yen Jepang menguat 0,03% dan dolar Singapura naik 0,05% terhadap dolar AS. Namun, mata uang lainnya seperti dolar Taiwan, won Korea Selatan, yuan China, dan ringgit Malaysia justru mengalami pelemahan.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa sentimen global yang paling dominan berasal dari Amerika Serikat. Penurunan data purchase manager index (PMI) menjadi 50,1 pada Juli, yang berada di bawah perkiraan 51,5, menjadi pemicu utama. Hal ini menunjukkan hampir terhentinya aktivitas jasa dan memicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, menurut penjelasan Ibrahim.
Pengaruh Kebijakan The Fed dan Kondisi Domestik
Menurut Ibrahim, sentimen negatif dari AS diperparah oleh laporan penggajian yang menunjukkan sedikitnya penambahan lapangan kerja baru dan naiknya tingkat pengangguran menjadi 4,2%. Kondisi ini secara tidak langsung meningkatkan peluang penurunan suku bunga The Fed. Peluang ini naik menjadi 87% untuk bulan September, yang menjadi faktor penentu penguatan rupiah.
Di sisi lain, para pelaku pasar juga sedang menanti keputusan penting dari Presiden Donald Trump. Ibrahim menyebutkan bahwa Trump akan segera menunjuk pejabat baru di The Fed, yang akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter bank sentral tersebut. Trump sendiri telah mempersempit daftar calon potensial menjadi empat nama, menyingkirkan Menteri Keuangan Scott Bessent dari daftar tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi Perdebatan
Dari dalam negeri, sentimen datang dari ketidakpercayaan banyak pengamat terhadap data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 yang mencapai 5,12%. Angka ini, meskipun lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 4,87%, dinilai menentang kekhawatiran atas indikator ekonomi yang melemah. Jajak pendapat para ekonom memperkirakan pertumbuhan hanya di angka 4,80%.
Laju pertumbuhan tersebut, lanjut Ibrahim, seperti menentang kekhawatiran yang ada, seperti penurunan penjualan mobil, melemahnya konsumsi, dan kontraksi pada PMI yang mengindikasikan perlambatan. Namun, data menunjukkan konsumsi rumah tangga secara tak terduga menyumbang lebih dari separuh PDB Indonesia. Angkanya naik tipis menjadi 4,97% secara tahunan pada kuartal II/2025, yang merupakan peningkatan dari 4,95% pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan konsumsi ini didukung oleh pengeluaran yang lebih tinggi selama sejumlah hari raya keagamaan dan liburan sekolah. Hal ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi di tengah keraguan para pengamat. Dengan demikian, meskipun terjadi ketidaksepakatan, sentimen positif dari sisi konsumsi ini memberikan dukungan bagi pasar domestik.
Pergerakan rupiah esok hari diperkirakan oleh Ibrahim akan mengalami pelemahan. Mata uang ini kemungkinan akan bergerak dalam rentang Rp16.360 hingga Rp16.420 per dolar AS, seiring dengan dinamika pasar yang terus berubah. Pergerakan ini akan sangat bergantung pada sentimen global, terutama dari Amerika Serikat, serta perkembangan ekonomi di dalam negeri.
Untuk para pelaku pasar dan masyarakat umum, disarankan agar tetap waspada terhadap pergerakan nilai tukar rupiah yang fluktuatif. Memantau perkembangan ekonomi global, khususnya kebijakan moneter The Fed dan data ekonomi AS, sangat krusial. Selain itu, memperhatikan data ekonomi domestik, seperti angka inflasi dan pertumbuhan PDB, juga penting untuk mengambil keputusan finansial yang bijak. Diversifikasi investasi dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi risiko. Mengingat prediksi pelemahan rupiah besok, disarankan untuk mengelola portofolio dengan hati-hati.
Rupiah ditutup menguat hari ini berkat kombinasi sentimen positif dan negatif dari dalam serta luar negeri. Data ekonomi AS yang melambat meningkatkan peluang penurunan suku bunga The Fed, yang secara langsung menguntungkan rupiah. Di sisi lain, meskipun terdapat keraguan terhadap data pertumbuhan ekonomi Indonesia, konsumsi rumah tangga yang kuat menjadi penopang utama. Dinamika ini membuat pasar menjadi sangat menarik, tetapi juga penuh dengan ketidakpastian. Dengan demikian, penting bagi setiap pihak untuk tetap mengikuti perkembangan berita ekonomi secara berkelanjutan. (*)