JAKARTA, EKOIN.CO – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Diktisaintek), Stella Christie, menegaskan bahwa riset bukanlah beban biaya, melainkan investasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pesan ini ia sampaikan dalam Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 yang digelar PT HM Sampoerna Tbk. di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
“Riset adalah motor pertumbuhan ekonomi langsung. Bukan sekadar wacana, tetapi hasilnya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun panjang,” ujar Stella saat menjadi pembicara dalam sesi Leadership Talks bertajuk Bincang Karya dengan tema Rakyat Berkarya, Masyarakat Berdaya.
Riset Jadi Motor Ekonomi Bangsa
Dalam pandangan Wamen Stella, riset memiliki peran vital dalam mendorong ekonomi Indonesia agar semakin berdaya saing di level internasional. Ia mencontohkan bahwa penelitian lokal mampu membuka peluang pasar global.
Salah satu buktinya adalah pemanfaatan daun nilam di Aceh. Tanaman tersebut yang sebelumnya hanya bernilai lokal, kini telah diekspor ke beberapa negara. Menurut Stella, contoh nyata ini membuktikan bahwa hasil riset bisa membawa manfaat nyata dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus memperluas pasar Indonesia.
Selain itu, Stella menyoroti potensi besar dari rumput laut. Indonesia sebagai negara tropis merupakan penghasil rumput laut terbesar di dunia. Namun, pemanfaatannya masih belum optimal. Dengan pengembangan riset yang tepat, rumput laut bisa diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi, mulai dari pangan, kosmetik, hingga energi terbarukan.
Ia menegaskan, strategi hilirisasi berbasis riset akan membuat sumber daya alam Indonesia tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, melainkan menghasilkan produk bernilai lebih. Hal ini, menurutnya, akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
Riset Lokal Buka Peluang Global
Wamen Stella menekankan bahwa riset tidak bisa hanya dilihat sebagai aktivitas akademik, melainkan juga sebagai sarana memperkuat ketahanan ekonomi. “Riset lokal yang dikembangkan dengan serius bisa membuka akses ke rantai pasok global,” katanya.
Peluang tersebut, lanjutnya, harus didukung kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi. Tanpa sinergi, hasil riset berpotensi terhenti hanya di laboratorium, tanpa sampai ke tahap komersialisasi.
Dalam konteks itu, Stella memuji keterlibatan sektor swasta seperti Sampoerna yang konsisten mendukung berbagai program pembangunan, termasuk bidang pendidikan dan riset. Menurutnya, kolaborasi semacam ini akan mempercepat lahirnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Selain membuka peluang ekspor, pengembangan berbasis riset juga diyakini dapat memperkuat kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan global. Stella menyebut, di tengah perubahan iklim, krisis energi, dan dinamika geopolitik, Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada impor teknologi dari luar negeri.
Dengan riset yang berorientasi pada pemecahan masalah, Indonesia berpeluang menjadi pelaku utama dalam menyediakan solusi global. “Kita memiliki sumber daya, baik manusia maupun alam, tinggal bagaimana riset dikelola dengan tepat,” tegasnya.
Acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 sendiri menjadi momentum bagi masyarakat untuk melihat lebih dekat kiprah dunia usaha dalam mendukung inovasi. Dengan mengusung tema Rakyat Berkarya, Masyarakat Berdaya, kegiatan ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat agar lebih percaya diri mengembangkan potensi lokal melalui riset.
Riset merupakan pondasi penting bagi pembangunan bangsa, bukan sekadar biaya yang membebani anggaran. Pandangan Wamen Stella menegaskan bahwa investasi di bidang penelitian mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi langsung.
Pemerintah, swasta, dan akademisi perlu memperkuat kolaborasi agar hasil riset benar-benar bermanfaat. Tanpa sinergi, potensi besar Indonesia akan sulit terwujud optimal.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v