Jakarta, EKOIN.CO – Perjuangan hidup membawa Riko Jandika, pemuda asal Bogor, menembus gerbang pendidikan tinggi di IPB University. Ia kini resmi menjadi mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, setelah diterima melalui Jalur Talenta berkat prestasinya di bidang Pramuka.
Selama tiga bulan masa jeda pasca-kelulusan dari SMAN 9 Kota Bogor, Riko memilih tidak tinggal diam. Ia memutuskan menjadi pengemudi ojek online demi mengisi waktu dan memenuhi kebutuhan hidup.
“Saya berpikir untuk mencari pekerjaan. Awalnya ingin kerja di restoran, tapi saya khawatir dengan sistem kontrak dan gaji yang tidak jelas,” ujarnya saat diwawancarai pada Selasa, 15 Juli 2025, di Kampus IPB Dramaga.
Keputusan menjadi driver ojol diambil karena fleksibilitas waktu yang dimiliki. Ia tidak ingin membebani orang tua secara finansial. “Saya ingin mandiri dan tidak dimanja oleh kehidupan. Saya juga ingin membantu orang tua,” tambah Riko.
Dari penghasilan sebagai ojol, Riko membeli kebutuhan pribadi, seperti makanan dan transportasi, serta membantu ekonomi keluarga. “Kadang saya juga kasih orang tua beras, minyak, atau uang,” tuturnya sambil tersenyum.
Transisi ke Dunia Kampus
Kini, saat perkuliahan dimulai, Riko memutuskan untuk mengurangi aktivitas sebagai driver. Ia ingin fokus penuh pada pendidikan sebagai bekal masa depan yang lebih baik.
“Untuk sekarang, saya akan berhenti sementara. Mungkin nanti saya lanjutkan saat libur atau jika ada waktu luang,” ucapnya.
Ia mengaku pernah merasa malu bekerja sebagai ojol di usia muda. Namun, pengalaman tersebut justru membentuk karakter dan rasa tanggung jawab yang kuat dalam dirinya.
“Awalnya gengsi, tapi saya sadar harus kuat. Saya tidak bisa terus dimanjakan,” katanya lugas, mencerminkan semangat dan kedewasaan lebih dari usianya.
Dalam proses adaptasi di lingkungan kampus, Riko juga membagikan semangatnya kepada mahasiswa lain yang tengah berjuang. Ia yakin semua bisa bertahan dengan mental yang tangguh.
Pesan untuk Sesama Pejuang Muda
“Pesan saya, tetap semangat. Saya yakin, teman-teman yang berada dalam kondisi sulit punya mental yang kuat dan tidak mudah menyerah,” kata Riko, menutup wawancara dengan mata berbinar.
Dukungan juga datang dari pihak kampus yang menghargai latar belakang dan semangat para mahasiswa baru. Pihak IPB University menekankan pentingnya keberagaman pengalaman dalam membentuk kepribadian mahasiswa.
Kisah Riko Jandika menjadi representasi nyata bagaimana perjuangan hidup mampu membentuk karakter kuat dan membangun cita-cita. Pendidikan tidak hanya soal ruang kelas, tapi juga perjalanan hidup yang dijalani.
Mahasiswa seperti Riko menunjukkan bahwa masa muda tak harus identik dengan kemewahan. Justru di balik keterbatasan, muncul semangat dan kemandirian yang bisa menjadi kekuatan untuk menata masa depan.
Ketekunan dan kerja keras Riko dalam menghadapi kesulitan adalah cermin nyata bagaimana semangat tak mengenal batas sosial maupun ekonomi. Dunia kampus pun menyambut mahasiswa seperti Riko dengan penuh apresiasi dan harapan.(*)