Jakarta, Ekoin.co – Bank Indonesia (BI) terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran nasional melalui pemanfaatan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Langkah ini dilakukan demi mendukung perekonomian, keuangan nasional, serta Asta Cita yang menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, perluasan implementasi QRIS kini tidak hanya menyasar penggunaan domestik, melainkan juga merambah pasar internasional. Hal tersebut disampaikan Perry saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (22/8/2025).
Menurut Perry, langkah strategis ini menjadi salah satu upaya untuk memperkuat sistem pembayaran lintas negara. Dengan begitu, masyarakat Indonesia, terutama jemaah haji dan umrah, akan lebih mudah melakukan transaksi di luar negeri.
“Kami juga coba di China dan Saudi Arabia untuk mendukung juga QRIS untuk jemaah haji dan umroh,” ujar Perry.
Ekspansi QRIS ke Mancanegara
Selain di China dan Arab Saudi, Perry menambahkan bahwa QRIS telah dapat digunakan di sejumlah negara Asia lainnya. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang. Hal ini membuka peluang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam bertransaksi lintas batas dengan lebih mudah dan aman.
“QRIS dipakai di Singapura, Malaysia, Thailand, sekarang juga sudah bisa dipakai ke Jepang,” sebutnya.
BACA JUGA : Waspada! Modus Penipuan Baru via QRIS Palsu, Rekening Bisa Ludes Seketika
Perluasan tersebut dinilai sebagai langkah konkret mendukung integrasi sistem pembayaran ASEAN yang saat ini tengah digagas. Kehadiran QRIS lintas negara juga memberikan efisiensi bagi wisatawan mancanegara maupun pelaku usaha yang melakukan ekspor dan impor jasa.
Dengan integrasi ini, masyarakat tidak lagi perlu menukar mata uang secara manual ketika bertransaksi, karena sistem pembayaran melalui QRIS dapat langsung terkoneksi dengan bank atau penyedia jasa keuangan di negara tujuan.
Ekspansi internasional QRIS sejalan dengan komitmen Bank Indonesia memperkuat keuangan digital. Strategi ini diyakini akan mendukung pertumbuhan ekonomi, baik di sektor perdagangan maupun pariwisata.
Pemanfaatan QRIS di Dalam Negeri
Tidak hanya berkembang di luar negeri, QRIS juga semakin masif digunakan di Indonesia. Perry memaparkan bahwa saat ini tercatat sudah ada 57 juta pengguna aktif yang memanfaatkan QRIS untuk transaksi sehari-hari.
Selain itu, sekitar 40 juta merchant di dalam negeri, terutama dari sektor UMKM, telah menggunakan layanan ini. Data tersebut menunjukkan adopsi yang sangat pesat, terutama pada kalangan pelaku usaha mikro dan kecil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
“QRIS sudah dipakai 57 juta pengguna dan 40 juta merchant, terutama merchant untuk UMKM,” tegas Perry.
Pertumbuhan ini menjadi bukti nyata bahwa QRIS berhasil menjangkau masyarakat secara luas, sekaligus memperkuat inklusi keuangan di berbagai lapisan. Dukungan regulasi dan infrastruktur digital juga turut mempercepat penetrasi sistem pembayaran ini di Indonesia.
Lebih jauh, Perry menilai penggunaan QRIS dapat menjadi jembatan penting bagi masyarakat menuju sistem keuangan yang lebih efisien, modern, dan aman. Dengan ekosistem digital yang semakin berkembang, transaksi non-tunai diharapkan akan semakin mendominasi.
BI menegaskan akan terus memperluas pemanfaatan QRIS, baik di dalam negeri maupun di mancanegara, agar semakin banyak masyarakat bisa merasakan manfaat dari sistem pembayaran digital.
Kehadiran QRIS diharapkan tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mendukung keberlangsungan ekonomi nasional di tengah tantangan global.