Jakarta, EKOIN.CO – Rencana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung, yang juga dikenal dengan nama Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR), hingga saat ini masih dalam tahap pengkajian. Proyek ini menjadi sorotan serius di tengah kondisi kemacetan yang kian memburuk di ibu kota Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat pun terus berupaya mencari jalan keluar terbaik.
Sumasna, Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, menjelaskan bahwa proyek ini dianggap sangat penting. “Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR) masih terus kami kaji ya. Nah, yang kami sedang bahas itu rute Barat-Timur,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, pada Senin (11/8/2025).
Lebih lanjut, Sumasna menambahkan bahwa pembahasan mengenai rute Barat-Timur telah berlangsung cukup lama. Hal ini dikarenakan masih banyak hal yang perlu dievaluasi dengan matang agar proyek tersebut tidak menimbulkan beban bagi masyarakat. “Lintas Barat-Timur itu sudah PR lama. Memang kemarin ada PR yang harus kami selesaikan di cara mengeksekusinya. Dan ini melibatkan kementerian juga, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum,” tambahnya.
Dalam penjelasannya, Sumasna tidak menampik adanya kendala utama yang menghambat proses pembangunan, yaitu dampak sosial. Mengingat lokasi proyek yang berada di tengah kota, banyak dinamika yang terjadi. Oleh karena itu, pembangunan proyek ini belum dapat dieksekusi dalam waktu dekat.
“Kami juga berharap ini bisa diakselerasi. Terlepas dari dinamikanya ya, biasanya suka ada ya. Dinamikanya apakah urusan sosialnya atau urusan-urusan lain. Urusan sosial misalnya ketika tol ini dibangun, ke dalam umum ada asistensi. Terus lintasan, ternyata ada resistensi juga,” ungkapnya, menjelaskan tantangan yang dihadapi.
Sebelumnya, pembangunan Tol Dalam Kota Bandung dikaji oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) setelah kota ini dinyatakan sebagai kota termacet di Indonesia. Laporan menyebutkan bahwa rata-rata perjalanan 10 kilometer di Kota Bandung memerlukan waktu 32 menit 37 detik, dengan tingkat penyumbatan lalu lintas mencapai 48%.
Sebagai proyek strategis nasional (PSN) yang telah dicanangkan pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp7,83 triliun, seperti yang dirilis oleh Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.
Proyek ini direncanakan akan mulai dibangun pada tahun 2026. Untuk rute Barat-Timur, jalur awal rencananya akan dimulai dari Gerbang Tol Pasteur, kemudian melintasi Jalan Pasupati dan Jalan Gasibu, hingga berakhir di Simpang Susun Cileunyi. Selain itu, terdapat dua alternatif rute lain, yakni melewati Cicaheum atau Jalan Supratman hingga Jalan Antapani.
Tidak hanya bertujuan mengurai kemacetan, proyek Tol Dalam Kota Bandung juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan efisiensi distribusi barang di wilayah Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung.